Kaskus

News

mabdulkarimAvatar border
TS
mabdulkarim
Kadepa pertanyakan klaim TNI tembak18 anggota TPNPB di Intan Jaya

Kadepa pertanyakan klaim TNI tembak18 anggota TPNPB di Intan Jaya

Tokoh politik di Tanah Papua, Laurenzus Kadepa-Dok. Jubi
SHARE
Jayapura, Jubi – Salah satu tokoh politik di Tanah Papua, Laurenzus Kadepa mempertanyakan klaim Tentara Nasional Indonesia atau TNI, yang menyatakan berhasil menembak 18 anggota Tentara Nasional Pembebasan Papua Barat atau TPNPB di Kabupaten Intan Jaya, Papua Tengah.
Menurut Kadepa, jumlah korban dari kubu TPNB seperti yang diklaim pihak TNI patut dipertanyakan, sebab TPNB menyatakan hanya tiga anggota mereka yang tewas dalam kontak tembak, 13 Mei 2025 lalu.[/b[


“Situasi terakhir di Intan Jaya, ada pernyataan dari TNI menyebut 18 anggota TPNPB ditembak bahkan meninggal dunia. Akan tetapi TPNBP menyatakan anggotanya [yang ditembak dan meninggal dunia] hanya tiga orang, kalau seperti itu 15 orang lain itu siapa atau seperti apa,” kata Laurenzus Kadepa saat menghubungi Jubi melalui panggilan teleponnya, Jumat (16/5/2025) malam.

Menurutnya, untuk memastikan jumlah dan siapa saja yang menjadi korban, dalam peristiwa itu[b], perlu ada investigasi dari lembaga independen yang terpercaya. Ini dirasa penting untuk membuktikan apakah 18 yang diklaim TNI ditembak itu, benar-benar anggota TPNBP ataukah warga sipil.[/b[

“[b]Adanya perbedaan perbedaan laporan antar TNI dan TPNPB itu, menjadi pertanyaan. Apakah 15 orang lain yang menjadi korban itu benar-benar anggota TPNPB ataukah warga sipil. Belum lagi ada informasi [yang menyebut] warga beberapa kampung di Intan Jaya mengungsi ke berbagai daerah yang dianggap aman. Situasi ini tidak dapat dibiarkan,”
ujarnya.

Laurenzus Kadepa yang pernah dua periode menjabat anggota komisi bidang pemerintahan, politik, hukum, keamanan, dan hak asasi manusia di Dewan Perwakilan Rakyat atau DPR Papua itu mengatakan, di wilayah rawan konflik warga sipil selalu berada pada posisi serba salah.

Katanya, apabila kelompok bersenjata atau TPNPB yang membunuh warga sipil, mereka akan beralasan korban adalah mata-mata, informasi atau agen aparat keamanan. Sebaliknya, apabila pelakunya adalah aparat keamanan mereka menyatakan korban adalah bagian dari kelompok bersenjata.

Situasi di Intan Jaya kini sangat memprihatinkan. Kondisnya semakin hari semakin buruk, bukan semakin membaik. Itu terjadi karena negara masih melakukan pendekatan keamanan,” ucapnya.

Kadepa mengatakan, selama ini berbagai pihak baik secara personal maupun lembaga atau organisasi selalu menyerukan agar pemerintah mengevaluasi kebijakan-kebijakan di Tanah Papua, yang selalu dilakukan dengan pendekatan keamanan. Sebab kebijakan itu justru dianggap akan selalu menambah masalah di Bumi Cenderawasih.

Saya secara pribadi juga bingung dengan situasi kini. Kita mau bicara apa lagi, karena selama ini kita sudah terus menyuarakan bagaimana kondisi di Tanah Papua dan bagaimana solusi yang mesti diambil pemerintah pusat. Hanya saja Jakarta belum punya hati, belum membuka hati untuk menangani masalah di Tanah Papua,” katanya.

Katanya, situasi ini akan berdampak buruk terhadap kondisi masyarakat di Tanah Papua dan nama baik negara, apabila terus dibiarkan. Ia pun berpendapat, perlu ada akses untuk media asing melihat langsung kondisi di Tanah Papua, dan adanya lembaga independen yang netral melakukan intervensi.

Apakah itu lembaga yang berada dibawah organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), ataukah lembaga-lembaga internasional lainnya, yang benar-benar kredibel.

“Saya pikir, itu sangat dibutuhkan untuk menjaga nama negara. Kalau akses dunia internasional dan media asing ditutup, justru makin mencurigakan,” kata Laurenzus Kadepa.

TNI klaim 18 anggota TPNBP di Intan Jaya tewas ditembak

Sebelumnya, pihak TNI menyatakan 18 anggota TPNB di Intan Jaya, tewas ditembak personel TNI saat terjadi kontak tembak pada 13 Mei 2025. Korban disebut anggota dari Daniel Aibon Kogoya, Undius Kogoya dan Josua Waker.

Dikutip dari berbagai sumber, Komandan Satuan Tugas atau Satgas Media Koops Habema, Letnan Kolonel Inf Iwan Dwi Prihartono mengatakan kontak tembak terjadi di beberapa kampung di Distrik Sugapa dan Distril Hitadipa, yaitu Kampung Bambu Kuning, Sugapa Lama, Dugusiga, Eknemba, dan Kampung Zanamba.

“Kontak tembak antara aparat keamanan dari satuan tugas (Satgas) TNI dengan gerombolan OPM (Organisasi Papua Merdeka) berlangsung sejak Selasa pagi terjadi di beberapa kampung di Distrik Sugapa,” kata Letkol Iwan Dwi dalam keterangannya, Kamis (15/5/2025).

Menurut Iwam Dwi, ketika itu anggota TPNPB berkumpul di Kampung Sugapa Lama dan Kampung Bambu Kuning untuk menyebarkan informasi bohong terkait kedatangan TNI.

Katanya, saat itu aparat hendak memberikan pelayanan kesehatan dan edukasi. Namun kedatangan TNI justru dimanipulasi oleh kelompok TPNPB dengan menjadikan warga sipil sebagai tameng hidup dan menyebarkan informasi bahwa kedatangan TNI akan mengancam nyawa masyarakat.

“Baku tembak kembali terjadi pada Rabu (14/5/2025) sekitar pukul 04.00 WIT. Baku tembak terjadi saat TNI memasuki Distrik Sugapa, tepatnya Kampung Titigi, Ndugusiga, Jaindapa, Sugapa Lama, dan Zanamba,” ujarnya.

Ia mengatakan, TNI berhasil mensterilkan wilayah Kampung Sugapa Lama dan Kampung Bambu Kuning dari aktivitas TPNPB yang dipimpin Daniel Aibon Kogoya, Undius Kogoya, dan Josua Waker.

“Berdasarkan laporan resmi di lapangan, sebanyak 18 anggota kelompok bersenjata tewas, dan sejumlah barang bukti berhasil diamankan,” ucapnya.

Barang bukti yang diamankan aparat TNI di antaranya sepucuk senjata organik AK-47, sepucuk senjata rakitan, puluhan butir amunisi berbagai kaliber. Kemudian busur dan anak panah, bendera bintang kejora, serta alat komunikasi.

TPNPB nyatakan hanya tiga anggotanya yang tewas di Intan Jaya

Sementara itu, markas pusat TPNPB mengumumkan nama-nama pasukan Kodap VIII Intan Jaya dan dari Kodap III Batalyon Dula yang tewas.

Juru Bicara TPNPB/OPM, Sebby Sambom dalam siaran pers manajemen markas Pusat KOMNAS TPNPB pada 15 Mei 2025, mengatakan tidak benar 18 anggota TPNPB di Intan Jaya tewas ditembak TNI.

Menurutnya, berdasarkan laporan dari Panglima Kodap VIII, Brijend Undius Kogoya hanya tiga anggota TPNBP yang tewas dan dua lainnya luka ringan.

Anggota TNPB yang tewas adalah Gus Kogoya, Notopius Lawiya, dan Kanis Kogoya. Sementara dua anggota TPNPB yang terluka adalah Tinus Wonda dan Ndundun Mirip.

Katanya, manajemen markas Pusat KOMNAS TPNPB kembali menegaskan kepada Presiden Prabowo Subianto, perjuangan mereka adalah perjuangan suci dan benar.

“Maka kami tetap perang sampai titik darah penghabisan sampai Papua merdeka,” kata Sebby Sambom. (*)
https://jubi.id/polhukam/2025/kadepa...di-intan-jaya/
desakan investigasi apakah yang dibunuh TNI memang benar KKB atau sipil!


dragunov762mmAvatar border
dragunov762mm memberi reputasi
1
241
6
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan