Kaskus

Story

kutilkuda1202Avatar border
TS
kutilkuda1202
[CURHAT KISAH NYATA] STRESS KARENA ISTRI MALAS DAN BANYAK MENUNTUT
Kali ini aku mau menceritakan kisah pernikahanku yang kacau balau dan banyak tekanan batin akibat istriku. Jujur, aku dulu tidak begitu memikirkan hal ini saat belum menikah, tetapi setelah menikah malah menjadi masalah besar yang sangat mengganggu mentalku.


 

Namaku Nugroho, temen temen memanggilku dengan panggilan Hoho. Usiaku saat ini 29 tahun. Aku menikah sekitar 2 tahun lalu. Istriku ini Bernama Fitri. Aku seorang karyawan pabrik plastik di Kota Semarang, tepatnya di Kawasan Industri Gatot Subroto. Aku bekerja disitu sudah 3 tahun. Setahun sebelum menikah aku pindah ke pabrik tersebut karena Fitri memaksaku untuk resign karena ia mengancam tidak mau menikah denganku kalau gaji bulananku cuman 3 jutaan. Kami hidup di kabupaten semarang. Kalian tahu kan UMK kabupaten semarang itu berapa, jadi gaji 3 jutaan di perusahaan di Ungaran ya memang standardnya begitu. Tetapi karena Fitri gak mau kalau dapet uang bulanan segitu, jadi aku harus cari pekerjaan baru yang gajinya lebih baik.

Aku bekerja dari jam 7 pagi sampai jam 4 sore. Aku naik motor dari Bawen ke Semarang tiap hari. Hal ini karena waktu itu Fitri meminta untuk KPR perumahan sebelum menikah. Jadi di tahun 2021, setelah aku ketrima di perusahaan plastic ini, aku mengajukan KPR subsidi di daerah Bawen. Lokasi Bawen itupun yang milih istriku. Katanya ia memilih tempat itu karena rekomendasi teman nongkrongnya. Fitri lebih muda 5 tahun dibawahku. Saat kami menikah, ia masih berusia 21 tahun. Ia lulusan SMK akuntansi, tetapi karena kondisi keuangan keluarganya tidak baik, ia tidak bisa berkuliah dan bekerja di sebuah minimarket.

Fitri memang sangat cantik. Ia putih, tinggi, dan ramah. Ia sangat pintar bergaul. Dulu, aku bersaing dengan banyak pria untuk mendapatkannya. Aku berhasil memilikinya karena aku selalu berusaha memenuhi apa yang dia mau dan siap menjamin kebahagiaannya. Apa yang kulakukan semua untuk kebahagiaan Fitri. Waktu kami pacaran, Fitri selalu meminta banyak hal dan aku selalu turuti. Bahkan sampai rela pakai paylater, pinjol atau kartu kredit. Ia pernah minta iphone XR baru ibox, padahal gajiku hanya 3 jutaan, itupun sudah buat ibuku hidup cuman ku kasih 700 ribu. Belum lagi kalau dia jajan, pingin ini itu, cekoutin belanja online dia. Fitri juga minta dibeliin baju branded di mall semarang yang satu bijinya aja harganya 1 juta, dan itu gak cuman sekali tapi tiap ngemall harus beli sesuatu yang harganya 500 ribu keatas. Dia juga suka sekali makan bareng di café atau tempat hits yang estetik. Kami memang menghabiskan waktu bersama di tempat yang “estetik” itu.  Tapi aku rela melakukan itu semua demi menjadi suaminya. Aku jadi budak cinta nya. Akal sehatku lenyap, yang ada hanya menginginkan nya dan membuatnya Bahagia.

Akupun bekerja di semarang, 1 jam lebih ku tempuh naik motor. Fitri juga sudah resign dari pekerjaannya, katanya ingin fokus jadi ibu rumah tangga tahun lalu. Hal ini karena tahun lalu ia sempat hamil tetapi sayangnya di bulan ke tiga, ia harus kehilangan janin anak kami. Dia setiap hari kalo pagi jogging atau senam, lalu memasak, setelah itu mainan hp sampe sore, main sama temen temen nya dan belanja. Aku ijinkan itu karena aku kasihan dengan mental dia akibat keguguran. Tetapi sebenarnya semenjak menikah, ia memang tidak suka mengerjakan pekerjaan rumah. DUlu waktu ia masih kerja di mini market, ia gak pernah nyapu, nyuci dan setrika. Masak pun tidak, jadi kami beli makan di luar atau gofood. Sekarang, ia juga masih tetap sama dengan alasan “mental health”. Setiap pagi setelah sholat subuh, aku sudah membersihkan rumah sambil mencuci. Lalu jam 5.30an aku berangkat kerja, Fitri bangun dan berolahraga pagi. Jam 5 sore aku sampai rumah, rumah masih gak karuan, ia memasak tapi cucian piring gak dicuci. Jadi aku bilang ke dia mending beli makan saja daripada kotoran gak dicuci. Lihat dapur, cucian kotor juga numpuk, halaman depan rumah juga banyak kotoran daun daun dan rumput. Seusai mandi dan makan, aku langsung bersih bersih rumah dan halaman sampai jam 11 malam.

Aku setres setiap hari, makin hari makin emosi. Tetapi seminggu ini aku sudah benar benar emosi. Fitri meminta ku cari kerjaan baru atau nyambi kerja lagi karena uang bulanan dengan gaji 4 jutaan tidak cukup bagi dia. Kata teman arisannya, laki laki harus punya gaji minimal 8 -10 juta di kabupaten Semarang untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Aku merasa tertekan dan benar benar bingung. Harus kerja apa lagi? Aku ini introvert dan bukan pria banyak teman. Gajiku 4 jutaan buat bayar cicilan kpr 1 juta, cicilan paylater Fitri aja setiap bulan 1 jutaan, sisanya buat dia semua. Aku tiap hari cuman bawa 25 ribu. Makan saja aku cuman sekali pas makan malam sama dia. Siang aku minta jatah pabrik, kadang aku sampai doble nasi karena lapar. Jajan pun tidak, aku bawa minum dari pabrik. Kopi saja minta pabrik.

Tetapi dia tetep gak cukup. Paylater Fitri sudah kulunasi, nanti dia pinjem lagi buat beli skincare mahal lah, Dress lah, make up lah, belum lagi kayak minta TWS, dan bulan lalu dia juga ajukan kredit Iphone baru lho. Aku nggak tau harus gimana, aku bener bener menyesal menikah. Dia bilang kehidupan kami ini gak ada kemajuan, semenjak nikah jadi dia merasa tidak bahagia. Dia bilang ekonomi kami lemah dan tidak bisa berkembang. Aku dibilang gagal sebagai suami, dia bilang aku tidak bertanggung jawab, hanya modal alat kelamin saja. dan parahnya, semalam... dia bilang "Mendingan nikah sama Mas Bagas mantanku dulu, daripada sama  kamu cuman buruh pabrik, gaji 4 juta buat apa? buat ngasih makan kucing aja kurang".

Aku hanya diam dan menangis dalam batin, tetapi terlalu emosi dalam jiwa ini, tanpa sadar ku buang gelas teh yang kubuat itu dan pecah di dapur, membuat dia berhenti mengomel lalu membanting pintu kamar. Akupun tidur di depan TV sendirian. Aku sudah tidak kuat, rasa ingin cerai tapi malu dan gimana nanti keluarga. Rasa ingin bunuh diri saja tapi takut dosa.

Aku jadi teringat, aku punya teman, dia berusia 33 tahun dan bekerja di pabrik lama yang gajinya 3 juta itu.  Dia belum nikah. Ku lihat, dia itu kasian karena sendirian tapi sepertinya dia hidup tenang tenang aja karena dia memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri. Ada juga teman kerja ku sekarang umur 40 tahun, anak sudah SMA, gaji 4 jutaan. Tetep tenang aja, keluarga harmonis. Istri selalu siapin bekal makan, kopi, sampai rumah istri sudah bersih bersih rumah. Istrinya juga nyambi jualan snack kecil kecilan sambil kadang bantu di gereja buat mendampingi anak anak beribadah. 

Tetapi aku?????

Aku 29 tahun, nikah dengan istri cantik, gaji 4 jutaan. Tapi habis buat bayar cicilan rumah, paylater istri dan kebutuhan istri. Aku cuman punya 700 ribu perbulan. Dan sekarang istriku memaksa ku memeberikan uang bulanan 8-10 juta. Uang dari mana?????????

Stress rasanya. Pingin cerai saja rasanya. Ya Allah,, menyesal rasanya menikah. 
Aku bingung sekali.



doelvievAvatar border
servesiwiAvatar border
servesiwi dan doelviev memberi reputasi
2
70.8K
30
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan