- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Dokter Tifa, Ilmuwan Kritis dengan Rekam Jejak Akademis Mumpuni


TS
shehrazatkhan
Dokter Tifa, Ilmuwan Kritis dengan Rekam Jejak Akademis Mumpuni
Quote:
Dokter Tifa, Ilmuwan Kritis dengan Rekam Jejak Akademis Mumpuni
Ruth Tobing.
Minggu, 11 Mei 2025 | 15:47 WIB

Dr. Tifa (dok youtube Dr. Tifa)
SAWITKU-Di tengah hiruk-pikuk polemik dugaan ijazah palsu Presiden Joko Widodo, muncul satu nama yang menyita perhatian publik karena nyaring bersuara: dr. Tifauzia Tyassuma, M.Sc., Ph.D., atau yang lebih dikenal sebagai Dokter Tifa.
Namun di balik pernyataan-pernyataan kontroversialnya di media sosial, tak banyak yang tahu bahwa ia memiliki rekam jejak panjang dan mentereng di dunia medis dan akademik.
Dokter Tifa bukan figur sembarangan. Ia adalah dokter, epidemiolog molekuler, ahli saraf nutrisi, penulis, dan pemimpin lembaga kesehatan yang punya rekam jejak akademik dan profesional yang solid.
Lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM) ini menempuh pendidikan lanjutannya hingga meraih gelar Ph.D. di bidang Epidemiologi Molekuler dari Universitas Indonesia (UI).
Ia juga memperdalam ilmu di Pusat Pengetahuan Layanan Kesehatan Norwegia, salah satu institusi kesehatan terkemuka di Eropa.
Sejak tahun 2017, Dokter Tifa memimpin Ahlina Institute, sebuah lembaga literasi kesehatan yang berfokus pada nutrisi, neurosains spiritual, dan pengembangan ilmu berbasis riset.
Sebelumnya, ia pernah menduduki posisi penting sebagai Direktur Eksekutif di Center for Clinical Epidemiology & Evidence RSCM dan menjadi Sekjen Jaringan Epidemiologi Klinis Indonesia.
Pengalamannya tak hanya menyentuh dunia teori, tapi juga praktik, dengan fokus pada evidence-based medicine yang kini menjadi standar global dalam dunia medis.
Selain aktif di dunia akademik dan praktik medis, Dokter Tifa juga dikenal sebagai penulis dua buku kesehatan populer, yakni Body Revolution dan Nutrisi Surgawi.
Melalui buku-bukunya, ia menyampaikan pendekatan ilmiah dan spiritual dalam menjaga kesehatan, dengan gaya bahasa yang mudah dicerna publik.
Namun kiprah Dokter Tifa tak hanya berhenti di laboratorium atau ruang seminar.
Ia juga menjadi figur publik yang kerap menyuarakan kritik terhadap kebijakan pemerintah, khususnya dalam isu-isu kesehatan dan politik nasional.
Kritiknya saat pandemi COVID-19, misalnya, pernah viral karena mempertanyakan efektivitas vaksin dan strategi penanganan wabah.
Sikapnya itu menimbulkan pro dan kontra—tapi juga menunjukkan konsistensinya sebagai ilmuwan yang berani berbeda pendapat.
Salah satu isu besar yang membuat namanya kembali mencuat adalah keterlibatannya dalam gugatan dugaan ijazah palsu Presiden Jokowi.
Dokter Tifa bersama sejumlah ahli seperti Roy Suryo dan Rismon Sianipar mengangkat sejumlah kejanggalan teknis dalam dokumen akademik Jokowi, seperti jenis huruf, nomor seri ijazah, dan absennya bukti fisik berupa ijazah asli.
Ia menyebut bahwa pembuktian ijazah bisa dilakukan lewat analisis forensik, bukan sekadar klaim administratif.
Sikap kritisnya dibalas laporan balik. Pada 23 April 2025, organisasi Pemuda Patriot Nusantara bersama sejumlah relawan Jokowi melaporkan Dokter Tifa ke Polres Metro Jakarta Pusat dengan tuduhan penghasutan berdasarkan Pasal 160 KUHP.
Tiga tokoh lain yang juga ikut dilaporkan adalah Roy Suryo, Rismon Sianipar, dan Rizal Fadillah.
Meski kini berada dalam sorotan tajam, Dokter Tifa tetap berdiri pada posisinya. Ia menyatakan bahwa pandangannya dilandasi kajian ilmiah dan semangat transparansi publik, bukan sentimen politik.
Ia juga mengingatkan bahwa kritik bukan kejahatan, dan bahwa kebenaran dalam dokumen akademik pejabat publik adalah bagian dari akuntabilitas demokrasi.***
Kasihan Budok, padahal kritiknya membangun






gmc.yukon dan 2 lainnya memberi reputasi
3
588
Kutip
45
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan