Kaskus

Entertainment

radityase09Avatar border
TS
radityase09
Sampai Kapan hingga Kita Bisa Nyaman dengan Kulit Kita Sendiri?

Sampai Kapan hingga Kita Bisa Nyaman dengan Kulit Kita Sendiri?

Saat kecil saya selalu melihat orang dewasa adalah sosok yang keren. Mereka selalu terlihat yakin dengan apa yang mereka pilih, percaya diri dengan masa depan, dan seperti nyaman dengan diri mereka sendiri. Seolah-olah mereka sudah berhenti bersandiwara dan keluar dari metamorfosis mereka sebagai pribadi yang jauh lebih tangguh. 

Namun sekarang, setelah merasakan sendiri menjadi seorang pria dewasa dengan berbagai tanggung jawabnya, saya akhirnya menyadari bahwa orang dewasa yang nampak keren dikala saya kecil hanyalah bermain peran. Saya sadar bahwa menjadi dewasa bukan berarti saya memahami segalanya. Saya hanya berpura-pura paham agar anak-anak saya merasa tenang. 

Pertanyaannya adalah, “Sampai kapan hingga kita bisa nyaman dengan kulit kita sendiri?”

Pertanyaan ini muncul ketika saya benar-benar lelah secara fisik dan mental, dan mempertanyakan kenapa, kenapa, dan kenapa? Kenapa begitu sulit untuk benar-benar merasa tenang.

Selalu ada kekhawatiran, selalu ada perasaan tidak nyaman, ketakutan, rasa rendah diri, dan lain sebagainya yang bahkan ketika kita tolak sekuat tenaga pun, tetap hadir dan mengganggu. Saya sampai bertanya ke ibu saya dengan campuran bahasa jawa yang intinya:


“Bu, sampai kapan ibu benar-benar nyaman dengan diri ibu sendiri?”

“Maksudnya bagaimana, Dit?”

“Kok saya sampai besar nggak pernah benar-benar merasa tenang. Padahal dulu melihat ibu atau bapak waktu kecil seperti sudah memiliki semua jawaban kehidupan. Tidak terlihat sama sekali raut muka bingung atau stress sama sekali.”

“Kata siapa, coba kamu tanya anakmu. Kamu terlihat seperti apa di mata mereka?” 

Ternyata apa yang dirasakan ibu saya waktu itu dan yang saya rasakan sama saja. Ibu saya berkata, “Kita itu tidak akan benar-benar bisa memahami seluruh jawaban kehidupan ini bahkan sampai mati. Tapi kamu baru benar-benar bisa nyaman dengan hidupmu, kulitmu, ya ketika kamu nggak ngurusin apapun selain tujuan pribadimu sendiri. Bukan tujuan tentang keluarga, anak, pekerjaan atau apapun itu. Sampai kamu benar-benar menemukan tujuan itu dan masih terdistraksi dengan banyak hal, ya nggak akan tenang.”

“Lha terus sampai kapan, Bu?”

“Ya pas wis tuwek, wis ndak ngereken omongane uwong. Pinginku A yo A, dikomen koyok opo wae wis ndak peduli. Lha iku baru ayem uripmu. Tapi sampek ning kono yo prosese gak gampang le, gak instan.”

“Lha tujuane ibuk  opo toh jane?”

“Yo urip tenang.”

“Lahhh….”

Percakapan yang agak aneh dengan saya dan ibu. Tapi setidaknya saya dapat sedikit gambaran bahwa apapun yang kita lakukan untuk bisa nyaman dengan kulit kita sendiri, tidak akan kita dapatkan sampai waktunya datang sendiri. Dan akan ada banyak hal yang kita lalui sampai kita benar-benar paham apa tujuan utama dari kehidupan kita. 

Saya paham bahwa tujuan utama dari hidup ibu saya adalah hidup tenang. Secara bahasa saya memahaminya, tapi secara rasa, yang benar-benar paham ya ibu saya. 

Mungkin memang butuh waktu seumur hidup untuk bisa nyaman dengan kulit sendiri. Tapi mungkin juga, kenyamanan itu bukan hasil akhir, melainkan proses yang kita jalani setiap hari, sedikit demi sedikit.

Sekian!

totemnyahebr472Avatar border
totemnyahebr472 memberi reputasi
1
232
7
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan