Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) Surabaya bertindak cepat menindaklanjuti laporan terkait peristiwa tragis tewasnya seorang siswa SMP Katolik akibat tersengat listrik. Laporan tersebut dilayangkan oleh Tanu Hardi, ayah dari korban bernama Steven Sukha (15).

“Kami telah menerima laporan dari pihak keluarga korban,” ujar Kasi Humas Polrestabes Surabaya, AKP Rina Shanti, saat dikonfirmasi Beritajatim.com pada Kamis (8/5/2025).

AKP Rina menyampaikan bahwa kasus ini kini tengah ditangani oleh Unit Resmob Satreskrim Polrestabes Surabaya. Hingga saat ini, penyidik telah memanggil lima orang saksi untuk dimintai klarifikasi, termasuk dari pihak sekolah tempat korban menempuh pendidikan.

“Sudah ada lima orang yang kami klarifikasi, termasuk dari pihak sekolah,” lanjut Rina.

Peristiwa nahas itu terjadi pada Senin (28/4/2025), saat Steven Sukha, siswa kelas IX di SMP Katolik Surabaya, ditemukan tewas setelah diduga tersengat listrik. Menurut keterangan Tanu Hardi, putranya diduga menginjak kabel AC yang terkelupas saat berada di rooftop lantai empat sekolah.

Tanu mengungkapkan bahwa saat kejadian, Steven tengah menikmati hari libur sekolah. Namun, ia memutuskan untuk memanfaatkan waktu tersebut guna menyelesaikan tugas kelompok ujian praktik mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK).

“Sekitar pukul 11.23 WIB, Steven dan teman-temannya berkumpul di sekolah untuk mengerjakan tugas kelompok,” tutur Tanu.

Rencananya, tugas kelompok tersebut akan dikerjakan di rumah salah satu teman mereka di kawasan Kenjeran. Namun, atas saran orang tua teman Steven yang juga merupakan guru di sekolah itu, mereka diarahkan untuk mengerjakan tugas di sekolah dengan janji akan disediakan tempat.

“Tapi saat mereka datang, kelas dalam kondisi terkunci. Akhirnya mereka naik ke rooftop lantai empat untuk mengerjakan tugas di sana,” jelas Tanu.

Naas, saat hendak meletakkan ponsel di salah satu sudut rooftop untuk merekam aktivitas tugasnya, Steven diduga tidak sengaja menginjak kabel yang terkelupas, hingga akhirnya tersengat listrik dan meninggal dunia di lokasi kejadian.

Tanu menyayangkan sikap pihak sekolah yang dianggap tidak terbuka dalam menjelaskan kronologi kejadian yang menimpa anaknya. Ia pun berharap ada empati dan keterbukaan dari pihak sekolah terhadap keluarga korban.

“Kalau memang ada empati, datanglah ke rumah dan jelaskan secara terbuka. Itu akan sangat berarti bagi kami sebagai orang tua,” ucap Tanu.





INFO LENGKAPNYA DI SINI