- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Lenis Kogoya Bilang Tidak Takut Jadi Buronan TPNPB-OPM


TS
mabdulkarim
Lenis Kogoya Bilang Tidak Takut Jadi Buronan TPNPB-OPM
Lenis Kogoya Bilang Tidak Takut Jadi Buronan TPNPB-OPM

Lenis Kogoya menjelaskan, status DPO tersebut merupakan bagian dari konsekuensi dari perannya yang selama ini mendukung kebijakan pemerintah pusat.
8 Mei 2025 | 20.11 WIB
Bagikan
Staf Khusus Presiden untuk Papua, Lenis Kogoya saat ditemui seusai pertemuan dengan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan, Wiranto di Kemenko Polhukam, 4 September 2017. Tempo/Syafiul Hadi
Perbesar
Staf Khusus Presiden untuk Papua, Lenis Kogoya saat ditemui seusai pertemuan dengan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan, Wiranto di Kemenko Polhukam, 4 September 2017. Tempo/Syafiul Hadi
TEMPO.CO, Jakarta - Staf Khusus Menteri Pertahanan Bidang Kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia Lenis Kogoya mengungkapkan dirinya tidak takut meskipun ditetapkan dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) oleh Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM). Lenis menyatakan bahwa ia siap menghadapi segala risiko demi menjaga kedaulatan NKRI dan memperjuangkan kepentingan rakyat Papua.
"Saya itu sudah siap mati demi kepentingan rakyat tanah Papua dan demi NKRI. Saya tidak takut, kecuali Tuhan Yesus,” ujar Lenis saat ditemui di Balai Media Kementerian Pertahanan, Jakarta Pusat, Kamis, 8 Mei 2025.
Lenis Kogoya menjelaskan, status DPO tersebut merupakan bagian dari konsekuensi dari perannya yang selama ini mendukung kebijakan pemerintah pusat, khususnya dalam hal Otonomi Khusus (otsus) Papua, meski dihadapkan pada penolakan dari beberapa elemen masyarakat Papua, terutama kelompok yang menginginkan kemerdekaan.
"Saya tahu bahwa saya dibenci oleh banyak orang di Papua karena sikap saya yang mendukung pemerintah. Namun, saya tetap berkomitmen untuk mengedepankan kepentingan negara dan memastikan Papua tetap berada dalam kerangka NKRI," kata dia.
Lenis menambahkan bahwa pada masa transisi otsus di Papua, ia mengambil sikap yang berani meski harus berhadapan dengan ketidaksetujuan banyak pihak. Salah satu momen yang ia soroti adalah ketika masyarakat Papua, khususnya di Wamena, menolak keberlanjutan otsus.
"Waktu itu, masyarakat menolak otsus. Mereka diberikan pilihan, merdeka atau menerima otsus. Saya mengambil inisiatif untuk mengajak mereka musyawarah di Wamena. Kami melakukan voting, dan akhirnya kami sepakat menerima otsus," kata Lenis.
Proses musyawarah itu, menurut Lenis, merupakan langkah penting yang menghasilkan empat provinsi baru di Papua, yang kini menjadi bagian dari enam provinsi yang ada di wilayah tersebut. Menurutnya, pengembangan ini adalah bagian dari langkah untuk membangun Papua agar lebih sejahtera. "NKRI tidak boleh diganggu selama Lenis kepala suku Tanah Papua," kata dia.
https://www.tempo.co/politik/lenis-k...pb-opm-1374537
siap mati jika KKB mengeksekusinya
Lenis Kogoya Ingin Ajak Gibran ke Papua

Lenis Kogoya mengatakan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka belum pernah berkunjung ke Papua. Ia pun ingin mengajak putra Jokowi itu ke sana.
8 Mei 2025 | 21.29 WIB
Staf Khusus Menteri Pertahanan Bidang Kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Lenis Kogoya, meninjau kesiapan dapur umum untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG) di kantor Lembaga Masyarakat Adat (LMA) Wamena, Papua Pegunungan, 13 Maret 2025. Dok Kementerian Pertahanan
TEMPO.CO, Jakarta - Staf Khusus Menteri Pertahanan Bidang Kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia Lenis Kogoya menyampaikan niatnya mengajak Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka mengunjungi Papua. Pernyataan tersebut disampaikan Lenis saat ditanya mengenai tradisi Wakil Presiden yang sebelumnya rutin berkantor di Papua, di Balai Media Kemenhan, Jakarta Pusat, Kamis, 8 Mei 2025.
Lenis menekankan, audiensi dengan Gibran menjadi langkah pertama yang akan ditempuh untuk membicarakan rencana kunjungan tersebut. “Saya mau ajak nanti. Saya audiensi dulu. Kalau dia dengar, kami bisa ketemu,” ujar dia.
Lenis menjelaskan bahwa kunjungan Wapres ke Papua sangat penting agar Gibran dapat lebih terlibat langsung dengan masyarakat di wilayah timur Indonesia tersebut. Ia menyoroti bahwa selama ini ayah Gibran, mantan presiden Joko Widodo telah menjadi contoh pemimpin yang sering turun langsung ke daerah-daerah terpencil dan mengunjungi masyarakat dari berbagai lapisan. “Kalau bisa, Wapres itu harus belajar seperti Pak Jokowi,” ujar dia.
Lenis juga menyampaikan karena Gibran masih muda, hal tersebut seharusnya menjadi dorongan baginya untuk terlibat lebih dalam dengan masyarakat Papua. “Gibran harus turun lapangan. Akan saya dampingi. Dialog itu harus turun lapangan,” ucap dia. Ia percaya bahwa dengan turun langsung, Gibran akan dapat mendalami kondisi di Papua dan membantu pemerintah dalam merumuskan kebijakan yang tepat.
Lenis mengungkapkan hingga saat ini Gibran belum pernah mengunjungi Papua setelah dilantik sebagai Wakil Presiden. Saat ditanya apakah Gibran sudah melaksanakan kunjungan ke Papua, Lenis menjawab, “Kelihatannya belum,” kata dia.
Lenis mengungkapkan bahwa setelah audiensi dengan Gibran, ia akan berusaha meyakinkan Wakil Presiden untuk segera melaksanakan kunjungan ke Papua dan berinteraksi langsung dengan masyarakat serta pejabat setempat. “Dalam waktu dekat saya harus kunjungan dengan Pak Wapres dulu,” kata dia.
Sebelumnya, Wakil Presiden Ma’ruf Amin pernah berkantor di Papua bersama dengan sejumlah menteri dan Panglima TNI selama lima hari sejak 9 Oktober 2023. Wapres berada di Papua dengan tujuan untuk mempercepat upaya pembangunan dan juga menyelesaikan persoalan yang dihadapi oleh pemerintah daerah setempat.
https://www.tempo.co/politik/lenis-k...oogle_vignette
langsung ke bekas markas KKB biar masyarakat ke sana ketemu Gibran dan membangkitkan rasa keindonesiaan mereka

Lenis Kogoya menjelaskan, status DPO tersebut merupakan bagian dari konsekuensi dari perannya yang selama ini mendukung kebijakan pemerintah pusat.
8 Mei 2025 | 20.11 WIB
Bagikan
Staf Khusus Presiden untuk Papua, Lenis Kogoya saat ditemui seusai pertemuan dengan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan, Wiranto di Kemenko Polhukam, 4 September 2017. Tempo/Syafiul Hadi
Perbesar
Staf Khusus Presiden untuk Papua, Lenis Kogoya saat ditemui seusai pertemuan dengan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan, Wiranto di Kemenko Polhukam, 4 September 2017. Tempo/Syafiul Hadi
TEMPO.CO, Jakarta - Staf Khusus Menteri Pertahanan Bidang Kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia Lenis Kogoya mengungkapkan dirinya tidak takut meskipun ditetapkan dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) oleh Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM). Lenis menyatakan bahwa ia siap menghadapi segala risiko demi menjaga kedaulatan NKRI dan memperjuangkan kepentingan rakyat Papua.
"Saya itu sudah siap mati demi kepentingan rakyat tanah Papua dan demi NKRI. Saya tidak takut, kecuali Tuhan Yesus,” ujar Lenis saat ditemui di Balai Media Kementerian Pertahanan, Jakarta Pusat, Kamis, 8 Mei 2025.
Lenis Kogoya menjelaskan, status DPO tersebut merupakan bagian dari konsekuensi dari perannya yang selama ini mendukung kebijakan pemerintah pusat, khususnya dalam hal Otonomi Khusus (otsus) Papua, meski dihadapkan pada penolakan dari beberapa elemen masyarakat Papua, terutama kelompok yang menginginkan kemerdekaan.
"Saya tahu bahwa saya dibenci oleh banyak orang di Papua karena sikap saya yang mendukung pemerintah. Namun, saya tetap berkomitmen untuk mengedepankan kepentingan negara dan memastikan Papua tetap berada dalam kerangka NKRI," kata dia.
Lenis menambahkan bahwa pada masa transisi otsus di Papua, ia mengambil sikap yang berani meski harus berhadapan dengan ketidaksetujuan banyak pihak. Salah satu momen yang ia soroti adalah ketika masyarakat Papua, khususnya di Wamena, menolak keberlanjutan otsus.
"Waktu itu, masyarakat menolak otsus. Mereka diberikan pilihan, merdeka atau menerima otsus. Saya mengambil inisiatif untuk mengajak mereka musyawarah di Wamena. Kami melakukan voting, dan akhirnya kami sepakat menerima otsus," kata Lenis.
Proses musyawarah itu, menurut Lenis, merupakan langkah penting yang menghasilkan empat provinsi baru di Papua, yang kini menjadi bagian dari enam provinsi yang ada di wilayah tersebut. Menurutnya, pengembangan ini adalah bagian dari langkah untuk membangun Papua agar lebih sejahtera. "NKRI tidak boleh diganggu selama Lenis kepala suku Tanah Papua," kata dia.
https://www.tempo.co/politik/lenis-k...pb-opm-1374537
siap mati jika KKB mengeksekusinya
Lenis Kogoya Ingin Ajak Gibran ke Papua

Lenis Kogoya mengatakan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka belum pernah berkunjung ke Papua. Ia pun ingin mengajak putra Jokowi itu ke sana.
8 Mei 2025 | 21.29 WIB
Staf Khusus Menteri Pertahanan Bidang Kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Lenis Kogoya, meninjau kesiapan dapur umum untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG) di kantor Lembaga Masyarakat Adat (LMA) Wamena, Papua Pegunungan, 13 Maret 2025. Dok Kementerian Pertahanan
TEMPO.CO, Jakarta - Staf Khusus Menteri Pertahanan Bidang Kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia Lenis Kogoya menyampaikan niatnya mengajak Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka mengunjungi Papua. Pernyataan tersebut disampaikan Lenis saat ditanya mengenai tradisi Wakil Presiden yang sebelumnya rutin berkantor di Papua, di Balai Media Kemenhan, Jakarta Pusat, Kamis, 8 Mei 2025.
Lenis menekankan, audiensi dengan Gibran menjadi langkah pertama yang akan ditempuh untuk membicarakan rencana kunjungan tersebut. “Saya mau ajak nanti. Saya audiensi dulu. Kalau dia dengar, kami bisa ketemu,” ujar dia.
Lenis menjelaskan bahwa kunjungan Wapres ke Papua sangat penting agar Gibran dapat lebih terlibat langsung dengan masyarakat di wilayah timur Indonesia tersebut. Ia menyoroti bahwa selama ini ayah Gibran, mantan presiden Joko Widodo telah menjadi contoh pemimpin yang sering turun langsung ke daerah-daerah terpencil dan mengunjungi masyarakat dari berbagai lapisan. “Kalau bisa, Wapres itu harus belajar seperti Pak Jokowi,” ujar dia.
Lenis juga menyampaikan karena Gibran masih muda, hal tersebut seharusnya menjadi dorongan baginya untuk terlibat lebih dalam dengan masyarakat Papua. “Gibran harus turun lapangan. Akan saya dampingi. Dialog itu harus turun lapangan,” ucap dia. Ia percaya bahwa dengan turun langsung, Gibran akan dapat mendalami kondisi di Papua dan membantu pemerintah dalam merumuskan kebijakan yang tepat.
Lenis mengungkapkan hingga saat ini Gibran belum pernah mengunjungi Papua setelah dilantik sebagai Wakil Presiden. Saat ditanya apakah Gibran sudah melaksanakan kunjungan ke Papua, Lenis menjawab, “Kelihatannya belum,” kata dia.
Lenis mengungkapkan bahwa setelah audiensi dengan Gibran, ia akan berusaha meyakinkan Wakil Presiden untuk segera melaksanakan kunjungan ke Papua dan berinteraksi langsung dengan masyarakat serta pejabat setempat. “Dalam waktu dekat saya harus kunjungan dengan Pak Wapres dulu,” kata dia.
Sebelumnya, Wakil Presiden Ma’ruf Amin pernah berkantor di Papua bersama dengan sejumlah menteri dan Panglima TNI selama lima hari sejak 9 Oktober 2023. Wapres berada di Papua dengan tujuan untuk mempercepat upaya pembangunan dan juga menyelesaikan persoalan yang dihadapi oleh pemerintah daerah setempat.
https://www.tempo.co/politik/lenis-k...oogle_vignette
langsung ke bekas markas KKB biar masyarakat ke sana ketemu Gibran dan membangkitkan rasa keindonesiaan mereka




tepsuzot dan tenglengwotik memberi reputasi
2
161
4


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan