Gan, di tengah dunia yang makin nggak jelas arahnya—perang dagang, kebijakan absurd, sampe isu global lain—Indonesia tetep gas jaga ekonomi. Salah satu caranya? Ya buka pasar lebih luas. Contohnya, kita lagi serius ngebut ngerampungin kerja sama dagang sama Uni Eropa, namanya I-EU CEPA.

Menko Perekonomian, Pak Airlangga, bilang kalo 87% perdagangan dunia tuh nggak melibatkan Amerika. Artinya? Kita nggak bisa cuma ngandelin satu negara. Harus pinter cari temen dagang lain, biar nggak kejebak kalau satu pasar lagi ambyar.

Tapi jangan senang dulu, Gan. Dunia lagi rawan, apalagi ulah AS yang suka bikin kebijakan nggak jelas, ditambah ribut ama China. Tapi justru ini bisa jadi celah buat kita masuk, cari peluang di forum internasional, dan tarik investasi.

Indonesia juga nggak diem. Kita udah mulai negosiasi sama AS soal tarif dagang. Nggak cuma ngomong doang, tapi bawa proposal konkret. Targetnya? Deal ini kelar dalam 60 hari. Cepet juga, ya.

Delegasi RI yang dipimpin Pak Airlangga udah ketemu pejabat penting di AS. Dari USTR sampe bos-bos perusahaan gede kayak Google, Microsoft, Amazon, sampe Boeing.

Soal ekonomi sendiri, Indonesia masih oke banget. Kuartal pertama 2025, ekonomi tumbuh 4,87% (yoy). Lumayan lah, masih di atas negara ASEAN lain, cuma kalah ama Vietnam. Di G20, cuma kalah ama China.

Yang bikin ekonomi kita ngebut? Konsumsi rumah tangga naik (4,89%), sektor makanan-minuman dan alas kaki juga tumbuh. Dari sisi produksi, pertanian jadi juara dengan pertumbuhan paling tinggi (10,52%).

Sumber