Kaskus

News

jaguarxj220Avatar border
TS
jaguarxj220
Pemerintah Diminta Desak Bank Pangkas Bunga Demi Dongkrak Ekonomi
Bloomberg Technoz, Jakarta - Ekonom menilai pergerakan suku bunga acuan atau BI Rate baru bisa berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi bila pemerintah melakukan intervensi mendorong penurunan suku bunga di perbankan.

Peneliti Pusat Makroekonomi dan Keuangan Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Abdul Manap Pulungan menjelaskan, berdasarkan temuannya, suku bunga di perbankan hanya mengalami sedikit penurunan saat suku bunga acuan turun. Bahkan, beberapa malah mengalami kenaikan.

Sebagai gambaran, BI memangkas suku bunga acuan menjadi 5,75% dari 6% pada Januari 2025. Namun, penurunan suku bunga deposito 1 bulan hanya -0,07%, lebih rendah dibandingkan penurunan suku bunga acuan -0,25%. Sementara, suku bunga deposito 12 bulan hanya -0,06. Sebaliknya, suku bunga deposito 3 bulan naik 0,04%.

"Lalu untuk suku bunga pinjaman kondisinya sama, cenderung naik dibandingkan Desember 2024 dengan Februari 2025. Kalau tidak ada intervensi dari pemerintah, ya pertumbuhan ekonomi begini-begini saja. BI Rate diturunkan, tetapi tidak akan dorong kredit tumbuh signifikan," ujar Manap dalam agenda Diskusi Publik 'Ekonomi Melambat, Pertanda Gawat?', dikutip Rabu (7/5/2025).

Kendati demikian, Manap berpendapat bahwa saat ini BI belum akan kembali menurunkan suku bunga acuan, di tengah depresiasi rupiah yang masih terjadi meski sedikit mereda. Menurutnya, BI akan menunggu sinyal dari bank sentral Amerika Serikat Federal Reserves (The Fed) untuk menurunkan suku bunga acuan.

Dikonfirmasi secara terpisah, Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, bila ketidakpastian global mulai mereda dan ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed menguat, maka tekanan eksternal terhadap rupiah pun dapat berkurang, sehingga membuka peluang bagi BI untuk menurunkan suku bunga acuan hingga 50 basis poin (bps).

"Namun, keputusan pelonggaran ini perlu diseimbangkan dengan kehati-hatian terhadap stabilitas eksternal, terutama mengingat masih tingginya volatilitas global akibat perang dagang, potensi peningkatan yield Surat Berharga Negara [SBN], serta potensi tekanan pelemahan nilai tukar rupiah. Oleh karena itu, meskipun ruang pelonggaran ada, keputusan BI sangat bergantung pada data-data lanjutan terkait inflasi, ekspektasi pasar, serta arah kebijakan The Fed," ujar Josua.

Menyitir Bloomberg News, BI diperkirakan akan melanjutkan pelonggaran moneter setelah mempertahankan suku bunganya tidak berubah selama tiga pertemuan berturut-turut, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di tengah-tengah kenaikan tarif dan ketidakpastian kebijakan perdagangan.

Para ekonom memperkirakan penurunan seperempat poin pada suku bunga acuan Bank Indonesia menjadi 5,5% di akhir kuartal kedua, menurut survei Bloomberg terbaru. Mereka melihat penurunan lebih lanjut sebesar 25 basis poin di kuartal ketiga, yang akan membawa suku bunga acuan menjadi 5,25% di akhir tahun.

https://www.bloombergtechnoz.com/det...gkrak-ekonomi/


Sulit mengharapkan Bank swasta menurunkan suku bunga, karena likuiditas sudah terlanjur ketat.

Kalau berani, coba paksa Bank BUMN turunin suku bunga duluan.
0
174
6
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan