- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Anak Bandel Masuk Barak Militer? Sebuah Pelanggaran atau Kebijakan Tepat Sasaran?


TS
michaeljohnr875
Anak Bandel Masuk Barak Militer? Sebuah Pelanggaran atau Kebijakan Tepat Sasaran?
Dedi Mulyadi, Gubernur Jawa Barat membuat gebrakan tidak biasa dengan mengirimkan beberapa siswa yang “bermasalah” untuk mengikuti program pendidikan karakter di Resimen Artileri Medan 1 Sthira Yudha, Batalyon Artileri Medan 9, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Gagasan ini ternyata menimbulkan banyak respon yang beragam, salah satunya ketakutan beberapa pihak yang mengkhawatirkan anak-anak bandel tersebut mempelajari nilai-nilai yang tidak relevan dengan usianya dan bertindak semakin agresif. Bahkan KPAI juga tidak setuju dengan kebijakan yang dibuat oleh Dedi, dan beranggapan bahwa hal tersebut akan semakin membuat orang tua mengabaikan kewajibannya dalam memberikan pengasuhan positif.
Terlepas dari banyaknya respon diluar sana, saya termasuk yang setuju dengan kebijakan tersebut. Kenapa? Karena saya sudah merasakan sendiri betapa anak-anak sekarang bandelnya sudah diluar batas wajar. Dan jika tidak ada tindakan tegas, dengan banyak pihak terkesan terlalu toleran dengan kenakalan remaja, maka tidak akan ada perubahan. Apabila terus berlanjut, maka akan ada generasi di masa depan yang kehilangan nilai-nilai budi pekerti dan rasa bela negara.
Perlu diingat, tegas dan abusiveadalah dua hal yang berbeda. Dan bagi saya langkah ini adalah awal yang bagus agar anak-anak yang terlanjur “nakal” bisa mulai memahami apa itu salah dan benar, konsekuensi dari tindakan, dan nilai-nilai disiplin dalam lingkungan yang terkontrol.
Anak-anak memang harus diperlakukan sebagai anak-anak, tapi ketika mereka sudah berani melakukan tindakan kriminal maka hukum anak-anak sudah tidak berlaku. Karena korbannya nyata bukan boneka.
Saya bilang seperti ini karena saya sendiri pernah ditodong dengan parang oleh segerombolan anak seumuran SMP dengan parang saat lewat di jalan sepi. Beruntungnya saya waktu itu mereka hanya minta uang, tapi bayangkan kalau mereka melakukan hal itu hanya untuk bersenang-senang seperti fenomena klitih di Jogja? Bisa-bisa nyawa yang melayang. Kejadian klitih sudah ada marak terjadi selama lebih dari 10 tahun, tapi tidak pernah selesai karena tidak ada tindakan tegas.
Jadi bagi saya keputusan ini adalah angin segar, sehingga “usia” tidak lagi jadi alasan untuk bebas melakukan kenakalan. Tanggapan kalian bagaimana? Yuk diskusi dibawah!




AnaesteshiA dan imaniar1997335 memberi reputasi
2
188
3


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan