- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
TPNPB OPM Ancam Serang Militer yang Bertugas di Wilayah Perang di Papua


TS
mabdulkarim
TPNPB OPM Ancam Serang Militer yang Bertugas di Wilayah Perang di Papua
TPNPB OPM Ancam Serang Militer yang Bertugas di Wilayah Perang di Papua

Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) meminta kepada militer untuk meninggalkan wilayah perang di Papua.
2 Mei 2025 | 10.34 WIB
TPNPB-OPM Kodap Yahukimo pimpinan Semut B. Sobolim di Yahukimo, Papua Pegunungan, 9 April 2025. Dok. TPNPB-OPM
TEMPO.CO, Jakarta - Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) meminta kepada militer untuk meninggalkan wilayah perang di Papua. Juru bicara TPNPB-OPM Sebby Sambom mengatakan, ada tujuh batalion dari Kodap Yahukimo telah mendeklarasikan perang terhadap militer Indonesia.
Dia menilai, keberadaan militer di wilayah Papua itu ilegal. "Kami siap menghadapi militer Indonesia di medan perang," kata dia dalam keterangan tertulisnya, pada Jumat, 2 Mei 2025.
Selain itu, Sebby mengimbau kepada Presiden Prabowo Subianto dan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto untuk menarik logistik senjata berat dari wilayah Papua. Di antaranya seperti helikopter, senjata mesin, jet tempur, hingga bom dan mortir.
"Penggunaan senjata berat akan menimbulkan korban jiwa bagi warga sipil yang tinggal di wilayah zona merah," ucapnya.
Panglima TPNPB-OPM Kodap Yahukimo Elkius Lobak mengatakan, kelompoknya bakal menyerang militer yang masih berkeliaran di wilayah perang. "Siap ditembak mati," ucap dia, pada Jumat, 2 Mei 2025.
Adapun TPNPB-OPM memetakan sebanyak sembilan wilayah di Papua sebagai zona perang milisi. Sembilan wilayah di Papua yang dimaksud adalah Kabupaten Yahukimo, Pegunungan Bintang, Nduga, Puncak Jaya, Intan Jaya, Maybrat, Dogiyai, Paniai, dan Deiyai.
Dalam keterangan terpisah, Markas Besar Tentara Nasional Indonesia atau Mabes TNI memilih untuk tidak menghiraukan ancaman kelompok separatis tersebut. "Tingkah laku OPM, kan, selalu begitu. Mengancam, mengintimidasi masyarakat, menakut-nakuti, membunuh masyarakat. Tidak usah dihiraukan," kata Kapuspen TNI Brigadir Jenderal Kristomei Sianturi saat dihubungi pada Jumat, 2 Mei 2025.
Dia mengatakan, kehadiran prajurit TNI di Papua pada dasarnya dibutuhkan untuk melindungi masyarakat dan warga negara Indonesia. Selain itu, kata dia, TNI bertanggung jawab untuk membantu pemerintah dalam percepatan pembangunan di Papua.
"Kami bukan membakar sekolah atau puskesmas, membunuh guru dan tenaga kesehatan seperti yang dilakukan OPM," ucapnya.
https://www.tempo.co/politik/tpnpb-o...papua-1314547/
TPNPB OPM Klaim Tembak Tujuh Anggota Militer di Intan Jaya

TPNPB OPM meminta Presiden Prabowo Subianto dan Panglima TNI untuk mengumumkan identitas ketujuh aparat yang menjadi korban dalam baku tembak tersebut.
2 Mei 2025 | 15.15 WIB
Sebby Sambom. phaul-heger.blogspot.com
TEMPO.CO, Jakarta - Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB OPM) mengklaim telah menembak tujuh anggota militer Indonesia dalam baku tembak di wilayah Wagobapone, perbatasan Kampung Mamba dan Titigi, Intan Jaya, Papua Tengah. Kontak senjata terjadi pada Rabu, 30 April 2025 sekitar pukul 09.00 waktu Papua.
“TPNPB bertanggung jawab penuh atas penembakan itu,” kata juru bicara OPM Sebby Sambom dalam siaran pers, Jumat, 2 Mei 2025.
Menurut laporan yang diterima Manajemen Markas Pusat Komnas TPNPB dari Panglima Kodap VIII Intan Jaya Brigadir Jenderal Undius Kogoya dan Mayor Jenderal Aibon Kogoya, penyerangan dilakukan oleh pasukan Kodap VIII dibantu personel Kodap III. Penyerangan dipimpin langsung oleh anak buah Aibon Kogoya dari pasukan Enam Bulan.
TPNPB menyebut situasi di Kabupaten Intan Jaya, terutama dari wilayah Bilogai hingga Mamba, tidak kondusif. Pihaknya melaporkan bahwa militer Indonesia meningkatkan status siaga satu di sepanjang Jalan Trans Intan Jaya–Ilaga serta memperkuat pengamanan di sejumlah pos pertahanan.
TPNPB, kata Sebby, meminta Presiden Prabowo Subianto dan Panglima TNI untuk mengumumkan identitas ketujuh aparat yang menjadi korban dalam kontak tembak tersebut. TPNPB juga mengingatkan aparat keamanan agar tidak melakukan tindakan represif terhadap warga sipil. “Jangan tangkap, siksa, atau tembak warga sipil yang sedang berkebun atau mencari kayu,” ujar Sebby Sambom.
TPNPB menyatakan siap menghadapi aparat di medan perang dan meminta TNI untuk tidak menyasar warga yang tidak terlibat dalam konflik bersenjata. Hingga berita ini ditulis, Kepala Satgas Operasi Damai Cartenz Brigadir Jenderal Faizal Ramadhani belum mengonfirmasi soal baku tembak yang menewaskan 7 personel militer itu.
https://www.tempo.co/hukum/tpnpb-opm...-jaya-1314642/
Ancaman KKB

Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) meminta kepada militer untuk meninggalkan wilayah perang di Papua.
2 Mei 2025 | 10.34 WIB
TPNPB-OPM Kodap Yahukimo pimpinan Semut B. Sobolim di Yahukimo, Papua Pegunungan, 9 April 2025. Dok. TPNPB-OPM
TEMPO.CO, Jakarta - Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) meminta kepada militer untuk meninggalkan wilayah perang di Papua. Juru bicara TPNPB-OPM Sebby Sambom mengatakan, ada tujuh batalion dari Kodap Yahukimo telah mendeklarasikan perang terhadap militer Indonesia.
Dia menilai, keberadaan militer di wilayah Papua itu ilegal. "Kami siap menghadapi militer Indonesia di medan perang," kata dia dalam keterangan tertulisnya, pada Jumat, 2 Mei 2025.
Selain itu, Sebby mengimbau kepada Presiden Prabowo Subianto dan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto untuk menarik logistik senjata berat dari wilayah Papua. Di antaranya seperti helikopter, senjata mesin, jet tempur, hingga bom dan mortir.
"Penggunaan senjata berat akan menimbulkan korban jiwa bagi warga sipil yang tinggal di wilayah zona merah," ucapnya.
Panglima TPNPB-OPM Kodap Yahukimo Elkius Lobak mengatakan, kelompoknya bakal menyerang militer yang masih berkeliaran di wilayah perang. "Siap ditembak mati," ucap dia, pada Jumat, 2 Mei 2025.
Adapun TPNPB-OPM memetakan sebanyak sembilan wilayah di Papua sebagai zona perang milisi. Sembilan wilayah di Papua yang dimaksud adalah Kabupaten Yahukimo, Pegunungan Bintang, Nduga, Puncak Jaya, Intan Jaya, Maybrat, Dogiyai, Paniai, dan Deiyai.
Dalam keterangan terpisah, Markas Besar Tentara Nasional Indonesia atau Mabes TNI memilih untuk tidak menghiraukan ancaman kelompok separatis tersebut. "Tingkah laku OPM, kan, selalu begitu. Mengancam, mengintimidasi masyarakat, menakut-nakuti, membunuh masyarakat. Tidak usah dihiraukan," kata Kapuspen TNI Brigadir Jenderal Kristomei Sianturi saat dihubungi pada Jumat, 2 Mei 2025.
Dia mengatakan, kehadiran prajurit TNI di Papua pada dasarnya dibutuhkan untuk melindungi masyarakat dan warga negara Indonesia. Selain itu, kata dia, TNI bertanggung jawab untuk membantu pemerintah dalam percepatan pembangunan di Papua.
"Kami bukan membakar sekolah atau puskesmas, membunuh guru dan tenaga kesehatan seperti yang dilakukan OPM," ucapnya.
https://www.tempo.co/politik/tpnpb-o...papua-1314547/
TPNPB OPM Klaim Tembak Tujuh Anggota Militer di Intan Jaya

TPNPB OPM meminta Presiden Prabowo Subianto dan Panglima TNI untuk mengumumkan identitas ketujuh aparat yang menjadi korban dalam baku tembak tersebut.
2 Mei 2025 | 15.15 WIB
Sebby Sambom. phaul-heger.blogspot.com
TEMPO.CO, Jakarta - Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB OPM) mengklaim telah menembak tujuh anggota militer Indonesia dalam baku tembak di wilayah Wagobapone, perbatasan Kampung Mamba dan Titigi, Intan Jaya, Papua Tengah. Kontak senjata terjadi pada Rabu, 30 April 2025 sekitar pukul 09.00 waktu Papua.
“TPNPB bertanggung jawab penuh atas penembakan itu,” kata juru bicara OPM Sebby Sambom dalam siaran pers, Jumat, 2 Mei 2025.
Menurut laporan yang diterima Manajemen Markas Pusat Komnas TPNPB dari Panglima Kodap VIII Intan Jaya Brigadir Jenderal Undius Kogoya dan Mayor Jenderal Aibon Kogoya, penyerangan dilakukan oleh pasukan Kodap VIII dibantu personel Kodap III. Penyerangan dipimpin langsung oleh anak buah Aibon Kogoya dari pasukan Enam Bulan.
TPNPB menyebut situasi di Kabupaten Intan Jaya, terutama dari wilayah Bilogai hingga Mamba, tidak kondusif. Pihaknya melaporkan bahwa militer Indonesia meningkatkan status siaga satu di sepanjang Jalan Trans Intan Jaya–Ilaga serta memperkuat pengamanan di sejumlah pos pertahanan.
TPNPB, kata Sebby, meminta Presiden Prabowo Subianto dan Panglima TNI untuk mengumumkan identitas ketujuh aparat yang menjadi korban dalam kontak tembak tersebut. TPNPB juga mengingatkan aparat keamanan agar tidak melakukan tindakan represif terhadap warga sipil. “Jangan tangkap, siksa, atau tembak warga sipil yang sedang berkebun atau mencari kayu,” ujar Sebby Sambom.
TPNPB menyatakan siap menghadapi aparat di medan perang dan meminta TNI untuk tidak menyasar warga yang tidak terlibat dalam konflik bersenjata. Hingga berita ini ditulis, Kepala Satgas Operasi Damai Cartenz Brigadir Jenderal Faizal Ramadhani belum mengonfirmasi soal baku tembak yang menewaskan 7 personel militer itu.
https://www.tempo.co/hukum/tpnpb-opm...-jaya-1314642/
Ancaman KKB
0
134
10


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan