Kaskus

News

jaguarxj220Avatar border
TS
jaguarxj220
Turun Tajam, Aktivitas Manufaktur RI Masuk Zona Kontraksi
Bloomberg Technoz, Jakarta - Aktivitas manufaktur Indonesia melemah pada April. Dari zona ekspansi, aktivitas manufaktur Tanah Air merosot ke zona kontraksi.

Pada Jumat (2/5/2025), S&P Global melaporkan aktivitas manufaktur yang dicerminkan dengan Purchasing Managers’ Index (PMI) di Indonesia sebesar 46,7 untuk periode April. Melorot signifikan ketimbang Maret yang mencapai 52,4.

PMI di bawah 50 mengindikasikan aktivitas yang berada di fase kontraksi, bukan ekspansi. Aktivitas manufaktur Ibu Pertiwi mengalami kontraksi untuk kali pertama dalam 5 bulan terakhir.

Tidak hanya itu, aktivitas manufaktur juga berada di posisi terlemah dalam setidaknya 5 tahun terakhir.

Turun Tajam, Aktivitas Manufaktur RI Masuk Zona Kontraksi
PMI Manufaktur Indonesa (Sumber: Bloomberg, S&P Global)


“Terjadi kontraksi di sektor manufaktur Indonesia pada April, dengan penurunan tajam baik di sisi produksi maupun volume pemesanan baru (new orders). Merespons pelemahan ini, pelaku usaha mengurangi pembelian bahan baku dan tenaga kerja,” ungkap keterangan S&P Global.
Ditambah lagi, pelaku usaha membuka peluang untuk menurunkan inventori dan memilih untuk memanfaatkan stok yang sudah ada.

“Penguatan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) menaikkan biaya impor. Pelaku usaha mencoba menjaga margin mereka dengan menaikkan harga,” tambah laporan S&P Global.

Produksi turun dengan laju tercepat sejak Agustus 2021. Permintaan memang melemah, baik di pasar domestik maupun internasional. Bahkan, permintaan ekspor turun 2 kali dalam 3 bulan terakhir.

Pelaku usaha merespons penurunan produksi dengan mengurangi tenaga kerja. Meski tidak banyak, tetapi ini menjadi pengurangan pertama dalam 5 bulan terakhir.

Usamah Bhatti, Ekonom S&P Global Market Intelligence, menyebut Indonesia mengawali kuartal II-2025 dengan catatan negatif. Sektor manufaktur mengalami kontraksi perdana dalam 5 bulan terakhir, dan mengalami penurunan tajam baik dari sisi penjualan maupun produksi.

“Indeks PMI mengalami penurunan paling tajam sejak Agustus 2021. Dalam jangka pendek, outlook masih mendungkarena pelaku usaha memilih untuk mempertahankan kapasitas yang ada, menunjukkan tidak ada ekspansi untuk bulan-bulan ke depan.

“Akan tetapi, outlook untuk tahun ini masih positif. Pelaku usaha masih memperkirakan terjadi kenaikan produksi seiring perbaikan kondisi ekonomi dan daya beli. Namun, kapan waktu pemulihan itu terjadi agak memudar,” papar Bhatti.

https://www.bloombergtechnoz.com/det...ona-kontraksi/


Bahasanya agak diubah, bukan Gelap lagi tapi Mendung.

Mungkin bisa jadi ide bikin campaign Indonesia mendung... emoticon-Ngakak (S)
kucingselamAvatar border
billy.ar15Avatar border
soelojo4503Avatar border
soelojo4503 dan 3 lainnya memberi reputasi
4
308
15
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan