Kaskus

Story

slowbutnothingAvatar border
TS
slowbutnothing
Jatuh Berkali-Kali, Bangun Berkali-Kali (True Story)
Disclaimer : jika ada kesalahan waktu dan tritnya agak berantakan mohon dimaafkan karena baru kali ini jadi Thread Starter setelah menjadi warga kaskus dari tahun 2012 dan story ini sudah lama sekali terjadi tapi rincian kejadian masih gw ingat. oya ID ini ID baru karena gw sengaja bikin untuk post thread ini. 
 
Awal April Tahun 2000 Di Suatu Kota Yang Penuh Dengan Memori Baik.

“Ro kamu cepat kesini dengan Abang dan Teteh kamu, keadaan sudah genting!!!”, Terdengar suara Pria melalui telepon yang begitu cumiik di telinga gw.
Siang ini gw mendapat telepon dari Bokap gw untuk segera datang ke suatu lokasi karena keadaan yang maha genting.
 
Gw menaiki mobil yang dikendarai oleh Abang gw menyusuri padatnya Jalan di Jakarta. Abang gw mengendarai mobil dengan kecepatan yang tidak biasa dengan sesekali memperlihatkan wajah paniknya menyusul beberapa mobil yang ada didepan dan memaksa gw untuk menahan nafas berkali-kali. Gw hanya diam dan berharap cepat sampai ke tempat tujuan, seraya melihat langit sore yang sepertinya enggan menunjukkan keindahannya melalui jendela mobil.
 
“Sepertinya langit sedang menunjukan sifat aslinya, begitu senja seakan matahari tidak mau menampakan dirinya lagi”.
 
Perjalanan memakan waktu 1 jam lebih hingga akhirnya kami sampai di tempat tujuan. Kami bergegas menyusuri koridor, seraya melihat beberapa orang yang tertunduk lesu layaknya sedang membayangkan nasibnya akan seperti apa di masa depan nanti,

Kami berjalan cepat dan tibalah kami di suatu kamar, kamar tersebut bertuliskan Flamboyan 1 dengan nama “Ibu Efah Rohana”.

Kami membuka pintu tanpa mengetuk terlebih dahulu. Gw melihat keluarga besar sudah berkumpul, mereka berdiam memandang perempuan paruh baya yang terbaring lemah di tempat tidurnya. Terlihat banyak sekali alat-alat yang terpasang di tubuh perempuan itu.

Gw berjalan melangkahkan kaki menghampiri perempuan tersebut dan berdiri disampingnya. Tangannya berusaha menggapai kepala gw, dan berusaha ingin membisikkan sesuatu ke telinga gw. Gw dekatkan telinga gw ke bibir perempuan itu. Perempuan itu berbicara dengan nada lirih berusaha menahan kesakitan yang sudah dideritanya selama kurang lebih 3 tahun.

“Nak, ma..a..fin ma..mah. ma..mah tidak sanggup menahan sakit.”, Nyokap gw berbicara terbata-bata sambil meringis kesakitan.

Air mata gw tidak terbendung mendengar bisikan permintaan maaf dari Nyokap gw.
“Mah, Hiro minta maaf selama ini sering salah sama mamah”, mata gw tidak kuasa menahan air mata yang terus berjatuhan ke pakaian beliau.

Nyokap gw hanya menggangguk tersenyum dalam kesakitan hingga akhirnya hanya terlihat mulutnya saja yang berusaha bersusah payah mengambil nafas dengan terengah-tengah.

Lalu terdengar suara pintu kamar terbuka bersamaan dengan dokter dan perawat. Dokter langsung menghampiri Nyokap dan melakukan tindakan yang seharusnya untuk membuat Nyokap  tetap bertahan di dunia ini.

“Pak Bu, tidak ada lagi yang bisa kami lakukan, kami sudah memasang alat bantu pada beliau namun tidak menunjukkan perbaikan kesehatan beliau ”, ujar Dokter.
Kami hanya terdiam. Suasana hening…seakan-akan dedaunan yang tertiup angin pun terdengar dari luar jendela kamar.

Gw melihat Indikator detak jantung yang terus menurun sampai akhirnya tidak ada pergerakan. Gw menangis sekencang-kencangnya dan tidak percaya Nyokap gw sudah meninggalkan gw untuk selama-lamanya.

Saat mengetik bagian awal dari cerita ini, gw engga sanggup menahan air mata yang terus keluar begitu saja. mungkin hal ini adalah hal yang paling berat dalam hidup gw, dan gw akan susah mengikhlaskan kepergian Nyokap gw.
 
Sebelum dimulai cerita ini, gw mau berterima kasih kepada almarhumah karena telah mendidik gw selama kurang lebih 14 tahun hingga akhirnya nyokap tidak bisa bertahan melawan dunia karena kanker paru-paru yang sudah dideritanya selama kurang lebih 3 tahun. Dan itu adalah pukulan telak bagi gw untuk terus maju dalam kehidupan dan bagaimana menyelesaikan semua masalah tanpa bantuan nyokap gw.

Nyokap gw meninggal saat gw naik ke kelas IX SMP, dan setelahnya jalan hidup gw berubah 180 derajat, gw harus mendewasakan diri gw dengan pola pikir gw sendiri.
 
Bulan Mei Tahun 1998 Masa SMP
Perkenalkan nama gw Hiro (bukan nama asli), gw lahir di Kota Tangerang, kota yang penuh dengan infrastruktur modern yang terpinggirkan dari Kota Jakarta. Hari ini adalah hari kenaikan kelas dimana gw naik ke kelas IX SMP.

Gw bersekolah di salah satu SMP Negeri yang lokasinya lumayan jauh dari rumah Gw dan bukan termasuk SMP unggulan. Yaaa nilai kelulusan gw termasuk biasa saja, sehingga agak susah masuk ke SMP unggulan.

Gw masuk sekolah ini karena ada andil nyokap buat masuk ke sekolah negeri. Gw juga dan heran, padahal gw termasuk siswa yang tergolong mudah untuk menyerap pelajaran dan beberapa kali mendapat ranking di kelas tapi saat Ujian Nasional malah jeblok nilai Gw. Gw sebenarnya engga pengen masuk sekolah ini tapi Gw menghargai nyokap karena sudah mengusahakan untuk masuk ke sekolah ini walaupun kata temen-temen gw sekolah ini agak tidak menyenangkan karena letaknya yang cukup jauh.

Kebetulan sekolah gw dibagi 2 shift waktu, ada yang masuk pagi dan ada yang masuk siang, karena sekolah gw lagi dibikin kelas-kelas baru untuk menampung jumlah siswa yang cukup banyak  Dan gw kebagian giliran masuk pagi.
Tidak ada yang aneh saat awal baru masuk sekolah, pertemanan gw dengan teman-teman baru yang berasal dari sekolah yang berbeda pun tidak ada kendala. hingga sampai suatu hari.

Jam menunjukan pukul 1 siang waktunya pulang sekolah, dan tiba-tiba guru sejarah gw Pak Edi tiba-tiba masuk ke kelas, dan meminta semua murid untuk berdiri tanpa alasan yang jelas.
Ada yang tidak beres, jantung gw berdegup, apakah ada razia pikir gw.
 
“Silahkan berdiri anak-anak”, pinta Pak Edi dengan suara lantang .
Serentak gw dan teman-teman berdiri.
 
”Selamat Siang murid-muridku tercinta, saya ingin adik-adik disini berminat untuk mengikuti ekstrakurikuler Paskibra..”,
 
“Ya elah males banget gw Paskibra panas-panasan pake maksa murid disini biar ikut Paskibra”, keluh gw dalam hati.
Kulit gw bisa terbilang putih dan gw males yang namanya panas-panasan.
Saat ini memang peminat Ekstrakurikuler Paskibra masih terbilang kurang dan memaksa sekolah untuk merekrut sebanyak-banyaknya anggota Paskibra.

Pak Edi memulai misinya dengan berjalan perlahan dari depan ke belakang kelas, berjalan diatas ubin kelas yang kotor diantara meja-meja.
 
“Kamu tinggi nih kamu ikut ya daftar”, dengan polosnya berbicara seperti itu ke temen gw yang bernama Ilham.
Aduh deg-degan gw saat dia mulai jalan ke arah meja gw , dan bener prediksi gw, sialan.. !

”Nah ini tinggi kamu ikut ya”, sambil menepuk pundak gw.

Memang postur badan gw agak abnormal dibanding yang lain, tinggi dan bongsor di umur yang masih sangat belia.
“Baik Pak”, gw mengiyakan dengan terpaksa.
 
Dan setelah Pak Edi selesai dengan misinya, dia berbicara dengan lantang di depan kelas.
 “Hari ini kumpul di lapangan jam 5 sore bagi murid yang sudah saya pilih…!
 
ahhhh lemes gw anjir”, gumam hati gw.
 
“Lo kepilih Ro selamet yee…”, Agung mencoba mengejek gw.
 
“Tai lo padahal badan lo lebih tinggi dari gw dan orang orang bisa ngeliat  kalo lo suka panas-panasan”. kulit temen gw yang bernama Agung ini hitam legam jadi gw asumsikan dia suka berpanas-panasan.

Sekilas tentang temen sebangku gw ini namanya adalah Agung, dia mempunyai sosok yang lebih bongsor daripada gw dengan perawakannya yang atletis dan jago bermain sepak bola, Dia sangat hobi minum Panadol. Gw selalu melihat dia mengambil obat panadol yang sudah dipotong-potong dari stripnya, hampir setiap hari dia nyemilin panadol ! Dia selalu beralasan bahwa kepalanya selalu terasa sakit. Itulah sedikit kisah tentang temen gw yang unik ini.

Beres sekolah ,Gw memutuskan untuk pulang dulu ke rumah dan menunggu hingga jam 3 sore untuk kembali ke sekolah demi ekskul Paskibra yang sama sekali gw engga minat.
Jam demi jam berlalu menuju sore, hingga sampai lah saat waktu yang engga gw harapkan. Gw dan anak-anak yang lain disuruh berbaris di lapangan,
 
ternyata banyak juga yang dipilih sama Pak Edi”.gumam hati gw.
 
Setelah menunggu agak lama Pak Edi datang bersama seorang pria yang berbadan tegap dan gw engga tau itu siapa.
 
“Baiklah anak-anak hari ini saya bersama instruktur Paskibra yaitu Bapak Andri. Beliau  akan menyeleksi kalian dan melatih kalian, karena kita dalam waktu dekat ini ada kompetisi perlombaan Paskibra Se-kota Tangerang dan target kita adalah untuk memenangkan kompetisi itu”, ujar Pak Edi.
 
Entah gw rasa Pak Andri sedang menyeleksi lebih lanjut hasil dari calon paskibrakan yang Pak Edi pilih sebelumnya. Dia mulai berjalan perlahan menyelidiki dengan mata tajam, melihat postur badan setiap murid, gw berusaha membuat posisi badan gw menjadi engga karuan supaya engga terpilih dengan cara membungkuk . dan sialnya dia menepuk pundak gw !!!.
 
“Kamu besok mulai latihan, tolong isi formulirnya ya nanti setelah ini”, ujar Pak Andri
 
“brengsek kenapa harus gw sih !”.
 

lanjut part 2 nya kalo rame ya gan-sis, terima kasih


tiokyapcingAvatar border
tiokyapcing memberi reputasi
1
136
1
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan