Kaskus

News

mabdulkarimAvatar border
TS
mabdulkarim
Rumahnya di Tepi Kali Digusur, Siswi Ngotot Perpisahan Sekolah, Jawaban Dedi Menohok
Rumahnya di Tepi Kali Bekasi Digusur, Siswi Ngotot Perpisahan Sekolah, Jawaban Dedi Mulyadi Menohok
Rumahnya di Tepi Kali Digusur, Siswi Ngotot Perpisahan Sekolah, Jawaban Dedi Menohok
Tayang: Minggu, 27 April 2025 23:34 WIB | Diperbarui: Minggu, 27 April 2025 23:35 WIB
Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
zoom-inlihat fotoRumahnya di Tepi Kali Bekasi Digusur, Siswi Ngotot Perpisahan Sekolah, Jawaban Dedi Mulyadi Menohok
Youtube Kang Dedi Mulyadi Channel
SISWI DEBAT DEDI MULYADI - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi beri jawaban menohok kepada siswi SMA yang ngotot acara perpisahan sekolah. Padahal, rumah siswi SMA itu digusur lantaran berada di bantaran Kali Bekasi.

TRIBUNJAKARTA.COM - Jawaban Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menohok saat berdebat dengan siswi SMA Cikarang Utara 1 yang ngotot menginginkan perpisahan sekolah.

Padahal, rumah siswi SMA itu digusur lantaran berada di tanah negara di bantaran Kali Bekasi.

Perdebatan itu terjadi saat Gubernur Dedi Mulyadi bertemu dengan warga Bantaran Kali Bekasi yang rumahnya digusur.

Rencananya, Dedi Mulyadi memberikan uang kerohiman kepada warga Cikarang tersebut.

Namun, Dedi mengajak bicara siswi SMA yang sempat mengkritiknya di media sosial.

Remaja putri tersebut mengkritik kebijakan Dedi Mulyadi yang melarang acara wisuda perpisahan sekolah.

Ternyata, rumah remaja putri itu juga digusur lantaran berada di bantaran Kali Bekasi.

"Ada yang menarik bukan urusan yang digusurnya, yang menarik adalah ini, sekolah enggak boleh ada perpisahan, enggak boleh ada study tour," kata Dedi Mulyadi dikutip dari akun Youtube Kang Dedi Mulyadi Channel, Minggu (27/4/2025).

Remaja putri itu lalu menjelaskan mengenai alasannya meminta tetap diadakan perpisahan sekolah.

"Gini pak, kalau misalnya sekolah tanpa wisuda kan semua orang itu kan enggak mampu ya pak, banyak rakyat miskin," katanya.

"Enggak punya rumah lagi, terus kalau misalnya rumahnya di bantaran kali lagi tapi sekolahnya gaya-gayaan ada wisuda?" tanya Dedi.

Dedi lalu menjelaskan hanya ada di Indonesia, acara wisuda mulai dari TK, SMP hingga SMA. Padahal, wisuda hanya digelar untuk orang yang lulus kuliah.

Bahkan, Dedi Mulyadi mengaku baru saja mendapatkan curhatan dari seorang ibu yang menangis karena harus membayar Rp 5,4 juta untuk biaya study tour anaknya ke Bali.

Politikus Gerindra itu akhirnya menghubungi kepala dinas pendidikan agar sekolah tersebut membatalkan kegiatan tersebut.

"Saya nanya gubernur melakukan itu buat siapa ya?" tanya Dedi.

"Untuk rakyat semua pak," kata remaja putri itu.

"Lah iya untuk orang tua kan lebih tepatnya?" kata Dedi.

Tetapi, remaja putri itu tetap ngotot bahwa perpisahan sekolah tetap diadakan dengan alasan keadilan.

"Bukan gitu sih pak. Saya kan biar adil nih ya pak, semua murid itu biar bisa ngerasain perpisahan," kata remaja tersebut.

Dedi lalu bertanya sumber uang perpisahan itu. Remaja putri itu mengatakan uang itu berasal dari orang tua.

"Membebani enggak?" kata Dedi.

Remaja putri itu mengatakan bisa membebani. Lalu Dedi bertanya apakah sekolah akan bubar bila tidak menggelar perpisahan.

"Enggak pak, kan ada juga lulusan yang cuma bisa sampai SD, SMP atau SMA," kata remaja putri.

"Kalau tanpa perpisahan memangnya kehilangan kenangan?" tanya Dedi.

Dedi mengatakan kenangan indah itu terjadi saat proses belajar selama tiga tahun.

"Enggak juga sih pak. Saya ngerasa kan sudah lulus ya kalau misalnya enggak ada perpisahan kita tuh enggak bisa kumpul bareng atau ngerasain gimana-gimana kumpulnya, interaktif sama teman-teman gitu pak," kata remaja putri itu.

Dedi kembali menegaskan uang perpisahan yang harus dibayarkan oleh orangtua.

"Rumah aja enggak punya, bayar perpisahan gimana?" kata Dedi.

Dedi menuturkan penjelasan remaja putri itu akhirnya mendapatkan bully dari netizen. Pasalnya, logika yang digunakan remaja putri itu tidak tepat.

"jadi gubernur ini berusaha untuk menurunkan beban pembayaran orang tua karena sekolah sudah dibikin gratis, kalau sekolah sudah dibikin gratis maka orang tua tidak boleh lagi ada pengeluaran," ujarnya.

"Bukan mengkritik Pak lebih tepatnya itu menurut saya itu kayak gitu tuh perlakuannya enggak adil pak," katanya.

Dedi lalu meminta remaja putri itu untuk membuat perpisahan sendiri tanpa melibatkan sekolah bila tetap ngotot.

Pasalnya, kepala sekolah dan guru akan kena bully bila tetap memungut uang perpisahan sekolah karena dianggap mencari keuntungan.

"Kamu saja bikin, saya menjadi ketua panitia, bikin acara perpisahan enggak akan ngelibatin sekolah saya bikin acara sendiri," kata Dedi.

"Bagi saya di Jawa Barat biaya pendidikan harus murah tidak boleh ada beban bagi orang tua jangan sampai BOS-nya dibayarin pemerintah tapi siswanya hura-hura. Enggak ada orang sukses waktu SMP-SMA-nya hura-hura," tegasnya.


https://jakarta.tribunnews.com/2025/...goog_rewarded.

Dulu waktu sekolah pernah mikir kayak gitu
Tapi sekarang mikirnya seperti Gubernur Dedi saya soal wisuda
dragunov762mmAvatar border
viniestAvatar border
PakOkeAvatar border
PakOke dan 10 lainnya memberi reputasi
11
1.3K
113
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan