Jakarta - Presiden ke-7 RI, Joko Widodo alias Jokowi, kini memilih menyerang setelah sebelumnya bertahan dalam polemik dugaan ijazah palsu yang kembali mencuat.

Alih-alih membuka dokumen aslinya secara publik, Jokowi justru mempersulit akses informasi dan menantang balik para pengkritiknya.

Meski mengklaim ijazahnya sah, Jokowi hanya memperlihatkannya kepada segelintir jurnalis tanpa membolehkan dokumentasi apa pun. Sikap tertutup ini justru mengundang kecurigaan yang lebih besar.

Menurut pengamat politik Buni Yani, sikap UGM sebagai almamater Jokowi pun ikut menjadi sorotan. Kampus ternama itu dinilai tidak transparan dan malah memperburuk citranya sendiri di mata publik.

"UGM terkesan sangat melindungi Jokowi sejak awal," kata Buni Yani, seperti dimuat RMOL pada Minggu, 20 April 2025.

Tak hanya itu, Jokowi kini mengubah siasat. Ia menantang semua pihak yang meragukan keabsahan ijazahnya untuk membuktikannya di pengadilan. Bahkan, ia mengancam akan melaporkan balik dengan tuduhan fitnah.

"Jokowi sangat percaya diri akan menang karena merasa masih menguasai jaringan penegak hukum mulai dari polisi, jaksa, sampai hakim," tegas Buni Yani.

Namun, kekuatan mesin media sosial yang dulu mendukungnya—yakni buzzer—kini mulai melemah.

Ada dugaan bahwa pendanaan untuk barisan pendukung digital itu telah dihentikan. Untuk menghadapi tekanan, Jokowi pun mulai menggandeng tokoh baru seperti Hercules, yang dikenal memiliki jaringan di akar rumput.

Buni Yani menyebut isu ini tak bisa dianggap remeh, karena menyangkut integritas seorang pemimpin bangsa, bukan sekadar persoalan pribadi.

"Jokowi tidak bisa menipu publik lagi bahwa dia seolah sangat tenang. Sebaliknya, semua langkahnya menunjukkan dia sedang panik," tandasnya.

https://rmoljabar.id/tak-mau-tunjukk...lik-pengkritik

Hidup jokowi