- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Ketua MPR Minta Premanisme Ormas Dihentikan, Dinilai Ganggu Iklim Investasi


TS
pilotesemka315
Ketua MPR Minta Premanisme Ormas Dihentikan, Dinilai Ganggu Iklim Investasi

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI Ahmad Muzani menilai tindakan premanisme oleh sejumlah oknum organisasi kemasyarakatan (ormas) harus segera ditangani, terutama yang mengganggu proyek strategis seperti pembangunan fasilitas manufaktur mobil listrik BYD di Subang, Jawa Barat.
"Semuanya harus sesuai dengan iklim investasi. Jika ada satu, dua, di antara hal-hal tersebut, tentu saja itu harus segera diselesaikan, termasuk oleh kelompok kekuatan masyarakat atas nama apa pun," ujar Ahmad Muzani di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat.
Menurut Muzani, investasi merupakan instrumen penting dalam pembangunan ekonomi nasional. Oleh karena itu, stabilitas iklim investasi harus dijaga melalui regulasi yang jelas dan dukungan menyeluruh dari berbagai sektor.
Ia menambahkan, dukungan terhadap iklim investasi tidak hanya menyangkut regulasi, tetapi juga aspek sosial, infrastruktur, dan transportasi. Harmonisasi di antara seluruh aspek tersebut, menurut dia, menjadi kunci kelancaran investasi.
"Ada kondisi sosial masyarakat yang juga harus kondusif. Tidak cukup masyarakat kondusif, tapi ternyata ada persoalan infrastruktur yang rusak sehingga mengganggu akses ataupun transportasi," kata Muzani.
Lebih lanjut, ia mengingatkan pentingnya sinkronisasi antara peraturan pemerintah, kondisi sosial, dan kesiapan infrastruktur dalam menciptakan suasana yang ramah terhadap investor.
"Jalan rusak, masyarakat bagus, tapi peraturan-peraturan pemerintahnya (malah justru) tidak paralel dengan iklim investasi," tambahnya.
Sebelumnya, Wakil Ketua MPR RI Eddy Soeparno mengungkapkan bahwa pembangunan fasilitas produksi BYD di Subang sempat terganggu oleh tindakan premanisme dari oknum ormas. Hal tersebut disampaikan Eddy dalam unggahan video di Instagram pribadinya pada Minggu (20/4), setelah mengikuti kunjungan kerja ke Shenzhen, China.
"Sempat ada permasalahan terkait premanisme ormas yang mengganggu pembangunan dari sarana produksi BYD. Pemerintah perlu tegas untuk kemudian menangani permasalahan ini, jangan sampai investor datang ke Indonesia dan merasa kemudian tidak mendapatkan jaminan keamanan, hal yang paling mendasar bagi investasi untuk masuk ke Indonesia," ujar Eddy.
Pabrik mobil listrik BYD di Subang menjadi salah satu proyek investasi strategis asing di sektor energi bersih yang tengah didorong oleh pemerintah
fajar.co.id






69banditos dan 3 lainnya memberi reputasi
4
59.9K
32


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan