- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Rekrutmen Tenaga Kerja di Indonesia Melambat, Upah Stagnan


TS
jaguarxj220
Rekrutmen Tenaga Kerja di Indonesia Melambat, Upah Stagnan
Bloomberg Technoz, Jakarta - Pelemahan kegiatan dunia usaha pada kuartal 1-2025, yang mencatat laju pertumbuhan terendah dalam 3 tahun, berimbas pula pada tingkat rekrutmen tenaga kerja di Tanah Air yang lesu.
Hal itu ditunjukkan dalam hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha yang dilansir oleh Bank Indonesia hari ini.
Realisasi rekrutmen tenaga kerja di Indonesia pada kuartal pertama tahun 2025 menyentuh level terendah dengan pertumbuhan hanya 0,97%.
Bila melacak ke belakang, angka itu menjadi pertumbuhan kuartal pertama yang terendah sejak pandemi merebak pada tahun 2020. Sebagai perbandingan, pada kuartal 1-2020, rekrutmen tenaga kerja turun alias terkontraksi hingga 1,13%.
Walau begitu, bila dibanding kuartal sebelumnya, tingkat rekrutmen tenaga kerja pada tiga bulan pertama tahun ini sedikit lebih baik. Pasalnya, pada kuartal IV-2024, rekrutmen tenaga kerja juga rendah yakni hanya tumbuh 0,86%, terendah sejak akhir 2022.
Melihat lapangan usaha, terlihat beberapa sektor mencatat penurunan rekrutmen terindikasi dari pertumbuhan yang terkontraksi pada kuartal satu.
Di antaranya adalah, sektor konstruksi (-0,31%), pertanian, kehutanan dan perikanan (-0,14%), sektor penyediaan akomodasi dan makan minum (-0,01%), pertambangan dan penggalian (-0,1%), industri tekstil dan pakaian jadi (-0,09%), industri alat angkutan (-0,13%).
Sementara yang masih tumbuh lumayan di antaranya industri makanan dan minuman (+0,38%), sektor perdagangan besar dan eceran dan reparasi mobil motor (+0,67%), industri jasa keuangan (+0,39%), lalu sektor administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib (+0,12%).
Dalam penjelasan hasil survei, BI mencatat bahwa penurunan kegiatan usaha sektor konstruksi yang terkontraksi hingga 0,21%, sehingga berimbas pada penggunaan tenaga kerja yang juga tumbuh negatif, dilatari oleh pengaruh curah hujan tinggi serta belum dimulainya proses tender proyek.
Sementara rekrutmen di sektor pertanian, meski masih terkontraksi sejatinya sudah lebih baik dibanding kuartal sebelumnya, sejalan dengan musim panen komoditas dan peningkatan permintaan musim perayaan Idulfitri.
Penurunan Upah
Hasil survei juga mendapati, pertumbuhan upah para pekerja di Indonesia juga melambat pada semester 1-2025. Laporan yang sama mencatat, pada separuh pertama tahun ini, Saldo Bersih (SB) pertumbuhan upah hanya naik 34,91%.
Angka itu menjadi yang terendah bila dibandingkan semester 1 pada tahun-tahun sebelumnya. Pertumbuhan pada paruh pertama tahun ini menjadi yang terendah sejak 2022 lalu.
Sementara bila dibandingkan semester II-2024, laju perkembangan upah pekerja membaik karena pada semester sebelumnya hanya tumbuh 12,96%.
Penting digarisbawahi, bahwa hal tersebut seringkali dipengaruhi oleh pola musiman di mana pembaharuan tingkat upah di banyak sektor usaha umumnya dilakukan pada awal tahun. Musim panen dan musim tanam juga mempengaruhi pola musiman.
Pada separuh pertama tahun ini, sebanyak 1,58% pekerja mengalami penurunan upah, lebih banyak dibanding semester sebelumnya yang cuma 1,08%. Sementara mayoritas pekerja upahnya tetap dengan proporsi mencapai 61,92%.
Pekerja yang mengalami kenaikan upah pada semester pertama tahun ini mencapai 36,49%, lebih rendah dibanding semester 1-2024 yang mencapai 40,3%. Malah pada semester 1-2023, pekerja yang mendapatkan kenaikan upah mencapai 43,06%.
Adapun pekerja yang terbanyak mendapatkan kenaikan upah pada semester 1-2025 adalah pekerja di sektor pengadaan listrik (49,3%), lalu industri penyediaan akomodasi dan makan minum (48,5%), juga jasa keuangan (45,77%).
Sedangkan penurunan upah terbesar dialami oleh pekerja di sektor konstruksi (6,54%), penyediaan akomodasi dan makan minum (3,99%), lalu sektor pertambangan dan penggalian (3,6%), juga sektor real estat (1, 14%).
Hasil survei juga memuat perkembangan tingkat upah di mana pekerja dengan level di bawah mandor rata-rata mencatat upah sebesar Rp3,7 juta per bulan pada semester pertama tahun ini, naik 5,7% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Sedangkan setingkat mandor mencatat rata-rata upah Rp5,7 juta per bulan. Angka itu naik hanya 1,7% dibanding semester 1-2024.
Kenaikan upah pekerja tersebut cenderung melambat dibanding tahun-tahun sebelumnya. Sebagai perbandingan, pada semester 1-2024 upah pekerja dengan level di bawah mandor berhasil tumbuh 9,4% year-on-year. Sedangkan upah selevel mandor, tadinya mampu tumbuh 7,7% pada periode yang sama.
Ekspektasi Melemah
Gambaran muram perkembangan rekrutmen tenaga kerja, beserta pertumbuhan upah yang melemah itu sejalan dengan hasil survei konsumen beberapa waktu lalu.
Tingkat keyakinan konsumen pada Maret jatuh ke level terendah dalam enam bulan dan menjadi penurunan tiga bulan beruntun.
Hasil survei mengungkap, masyarakat RI menilai kondisi ekonomi saat ini sebagai yang terburuk, dengan indeks jatuh ke level terendah sejak Februari 2023.
Pemburukan kondisi ekonomi itu terutama karena sebagian besar masyarakat di Tanah Air saat ini mengalami penurunan kondisi penghasilan, serta tekanan daya beli di kala lapangan kerja dinilai makin sempit.
Kelas menengah bahkan terindikasi mulai pesimistis utamanya terkait ketersediaan pekerjaan. Hal itu ditandai dengan penurunan indeks ketersediaan lapangan kerja kelompok ini yang jatuh di zona pesimis di bawah 100 untuk pertama kalinya.
Kondisi ketersediaan lapangan kerja yang sempit di Indonesia saat ini diperkirakan akan berlanjut ke depan. Indeks Ekspektasi Lapangan Kerja 'terjun' ke level terendah sejak April 2022.
Kelompok pengeluaran menengah lagi-lagi keluar sebagai yang paling sangsi akan terjadi perluasan pekerjaan ke depan. Pengeluaran Rp2,1 juta sampai Rp5 juta mencatat penurunan indeks ekspektasi hingga double digit.
https://www.bloombergtechnoz.com/det...-upah-stagnan/
Kalau ada yg nanya, kok sekarang ormas menjamur dimana2..?
Ya inilah jawabannya..
Hal itu ditunjukkan dalam hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha yang dilansir oleh Bank Indonesia hari ini.
Realisasi rekrutmen tenaga kerja di Indonesia pada kuartal pertama tahun 2025 menyentuh level terendah dengan pertumbuhan hanya 0,97%.
Bila melacak ke belakang, angka itu menjadi pertumbuhan kuartal pertama yang terendah sejak pandemi merebak pada tahun 2020. Sebagai perbandingan, pada kuartal 1-2020, rekrutmen tenaga kerja turun alias terkontraksi hingga 1,13%.
Walau begitu, bila dibanding kuartal sebelumnya, tingkat rekrutmen tenaga kerja pada tiga bulan pertama tahun ini sedikit lebih baik. Pasalnya, pada kuartal IV-2024, rekrutmen tenaga kerja juga rendah yakni hanya tumbuh 0,86%, terendah sejak akhir 2022.
Melihat lapangan usaha, terlihat beberapa sektor mencatat penurunan rekrutmen terindikasi dari pertumbuhan yang terkontraksi pada kuartal satu.
Di antaranya adalah, sektor konstruksi (-0,31%), pertanian, kehutanan dan perikanan (-0,14%), sektor penyediaan akomodasi dan makan minum (-0,01%), pertambangan dan penggalian (-0,1%), industri tekstil dan pakaian jadi (-0,09%), industri alat angkutan (-0,13%).
Sementara yang masih tumbuh lumayan di antaranya industri makanan dan minuman (+0,38%), sektor perdagangan besar dan eceran dan reparasi mobil motor (+0,67%), industri jasa keuangan (+0,39%), lalu sektor administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib (+0,12%).
Dalam penjelasan hasil survei, BI mencatat bahwa penurunan kegiatan usaha sektor konstruksi yang terkontraksi hingga 0,21%, sehingga berimbas pada penggunaan tenaga kerja yang juga tumbuh negatif, dilatari oleh pengaruh curah hujan tinggi serta belum dimulainya proses tender proyek.
Sementara rekrutmen di sektor pertanian, meski masih terkontraksi sejatinya sudah lebih baik dibanding kuartal sebelumnya, sejalan dengan musim panen komoditas dan peningkatan permintaan musim perayaan Idulfitri.
Penurunan Upah
Hasil survei juga mendapati, pertumbuhan upah para pekerja di Indonesia juga melambat pada semester 1-2025. Laporan yang sama mencatat, pada separuh pertama tahun ini, Saldo Bersih (SB) pertumbuhan upah hanya naik 34,91%.
Angka itu menjadi yang terendah bila dibandingkan semester 1 pada tahun-tahun sebelumnya. Pertumbuhan pada paruh pertama tahun ini menjadi yang terendah sejak 2022 lalu.
Sementara bila dibandingkan semester II-2024, laju perkembangan upah pekerja membaik karena pada semester sebelumnya hanya tumbuh 12,96%.
Penting digarisbawahi, bahwa hal tersebut seringkali dipengaruhi oleh pola musiman di mana pembaharuan tingkat upah di banyak sektor usaha umumnya dilakukan pada awal tahun. Musim panen dan musim tanam juga mempengaruhi pola musiman.
Pada separuh pertama tahun ini, sebanyak 1,58% pekerja mengalami penurunan upah, lebih banyak dibanding semester sebelumnya yang cuma 1,08%. Sementara mayoritas pekerja upahnya tetap dengan proporsi mencapai 61,92%.
Pekerja yang mengalami kenaikan upah pada semester pertama tahun ini mencapai 36,49%, lebih rendah dibanding semester 1-2024 yang mencapai 40,3%. Malah pada semester 1-2023, pekerja yang mendapatkan kenaikan upah mencapai 43,06%.
Adapun pekerja yang terbanyak mendapatkan kenaikan upah pada semester 1-2025 adalah pekerja di sektor pengadaan listrik (49,3%), lalu industri penyediaan akomodasi dan makan minum (48,5%), juga jasa keuangan (45,77%).
Sedangkan penurunan upah terbesar dialami oleh pekerja di sektor konstruksi (6,54%), penyediaan akomodasi dan makan minum (3,99%), lalu sektor pertambangan dan penggalian (3,6%), juga sektor real estat (1, 14%).
Hasil survei juga memuat perkembangan tingkat upah di mana pekerja dengan level di bawah mandor rata-rata mencatat upah sebesar Rp3,7 juta per bulan pada semester pertama tahun ini, naik 5,7% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Sedangkan setingkat mandor mencatat rata-rata upah Rp5,7 juta per bulan. Angka itu naik hanya 1,7% dibanding semester 1-2024.
Kenaikan upah pekerja tersebut cenderung melambat dibanding tahun-tahun sebelumnya. Sebagai perbandingan, pada semester 1-2024 upah pekerja dengan level di bawah mandor berhasil tumbuh 9,4% year-on-year. Sedangkan upah selevel mandor, tadinya mampu tumbuh 7,7% pada periode yang sama.
Ekspektasi Melemah
Gambaran muram perkembangan rekrutmen tenaga kerja, beserta pertumbuhan upah yang melemah itu sejalan dengan hasil survei konsumen beberapa waktu lalu.
Tingkat keyakinan konsumen pada Maret jatuh ke level terendah dalam enam bulan dan menjadi penurunan tiga bulan beruntun.
Hasil survei mengungkap, masyarakat RI menilai kondisi ekonomi saat ini sebagai yang terburuk, dengan indeks jatuh ke level terendah sejak Februari 2023.
Pemburukan kondisi ekonomi itu terutama karena sebagian besar masyarakat di Tanah Air saat ini mengalami penurunan kondisi penghasilan, serta tekanan daya beli di kala lapangan kerja dinilai makin sempit.
Kelas menengah bahkan terindikasi mulai pesimistis utamanya terkait ketersediaan pekerjaan. Hal itu ditandai dengan penurunan indeks ketersediaan lapangan kerja kelompok ini yang jatuh di zona pesimis di bawah 100 untuk pertama kalinya.
Kondisi ketersediaan lapangan kerja yang sempit di Indonesia saat ini diperkirakan akan berlanjut ke depan. Indeks Ekspektasi Lapangan Kerja 'terjun' ke level terendah sejak April 2022.
Kelompok pengeluaran menengah lagi-lagi keluar sebagai yang paling sangsi akan terjadi perluasan pekerjaan ke depan. Pengeluaran Rp2,1 juta sampai Rp5 juta mencatat penurunan indeks ekspektasi hingga double digit.
https://www.bloombergtechnoz.com/det...-upah-stagnan/
Kalau ada yg nanya, kok sekarang ormas menjamur dimana2..?
Ya inilah jawabannya..







brucebanner23 dan 6 lainnya memberi reputasi
7
350
26


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan