Kaskus

News

mabdulkarimAvatar border
TS
mabdulkarim
TPNPB Murka Indonesia Gunakan Gereja Sebagai Markas:Jangan Jadikan Warga Tameng
TPNPB Murka Pasukan Indonesia Gunakan Gereja Sebagai Markas:Jangan Jadikan Warga Sebagai Tameng
TPNPB Murka Indonesia Gunakan Gereja Sebagai Markas:Jangan Jadikan Warga Tameng
Tayang: Selasa, 22 April 2025 10:51 WIT
Penulis: Noel Iman Untung Wenda | Editor: Marius Frisson Yewun
zoom-inlihat fotoTPNPB Murka Pasukan Indonesia Gunakan Gereja Sebagai Markas:Jangan Jadikan Warga Sebagai Tameng
Tribun-Papua.com/Istimewa
Juha Christensen warga negara Finlandia (tengah) pose bersama Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) - Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan. Juga masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) OPM.

Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Noel Iman Untung Wenda

TRIBUN-PAPUA.COM, SUGAPA - Ketegangan di wilayah konflik Papua kembali meningkat. Komando Nasional Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (KOMNAS TPNPB-OPM) melaporkan bahwa militer Indonesia telah menurunkan pasukan dan logistik militer di Distrik Oksop, Kabupaten Pegunungan Bintang, Senin (21/4/2025).

Laporan resmi Kodap XXXV Bintang Timur, melalui juru bicara TPN-PB Sebby Sembom mengklaim dua helikopter militer melakukan pendaratan strategis .Satu di lapangan terbang Misi Onaris dan lainnya di area Kantor Distrik Oksop.

Dua helicopter itu menurunkan pasukan bersama logistik dan mereka segera menempati gereja serta kantor distrik untuk dijadikan basis pertahanan mereka dari kemungkinan serangan TPNPB.

“Tindakan ini merupakan pelanggaran terhadap hukum humaniter internasional dan norma keagamaan,”ujar juru bicara TPNPB, Sebby Sambom terkait penggunaan fasilitas sipil sebagai basis.

Situasi di wilayah Oksop masih mencekam. Warga sipil yang mengungsi sejak Desember 2024 dikabarkan belum kembali ke kampung halaman mereka karena kekhawatiran terhadap potensi kekerasan, penangkapan, dan pembunuhan.

TPNPB juga menyerukan agar Presiden Prabowo Subianto dan otoritas militer Indonesia menghentikan penggunaan senjata berat seperti mortir, bom, helikopter tempur, dan drone dalam operasi militer yang dapat menimbulkan korban sipil.

“Jika militer ingin menghadapi kami, lakukanlah di medan perang, bukan di gereja atau rumah warga. Jangan jadikan warga sipil sebagai tameng,” tegas KOMNAS TPNPB dalam pernyataannya.

Siaran pers ini ditandatangani oleh para pimpinan tinggi TPNPB-OPM: Jenderal Goliath Tabuni, Letnan Jenderal Melkisedek Awom, dan Mayor Jenderal Terianus Satto.(*)



https://papua.tribunnews.com/2025/04...ebagai-tameng.
seruan OPM


Warga Yuguru Papua Waswas setelah Penyerahan Pilot Susi Air: Rumah Dibongkar hingga Sekolah Dirusak
TPNPB Murka Indonesia Gunakan Gereja Sebagai Markas:Jangan Jadikan Warga Tameng
Konflik Papua semakin memanas setelah penyerahan Kapten Phillip Mark Mehrtens, pilot Susi Air, pada 21 September 2024.
22 April 2025 | 18.39 WIB

Direktur Eksekutif Yayasan Keadilan dan Keutuhan Manusia Papua (YKKMP) Theo Hesegem (kedua dari kiri) menggelar konferensi pers mengenai dugaan pelanggaran HAM di Sekretariat YKKMP pada Selasa, 22 April 2025. Dalam konferensi pers itu, Theo memaparkan kasus penculikan dan pembunuhan warga di Kampung Yuguru, Distrik Mebarok, Kabupaten Nduga, dan perusakan buku di kantor SDN Yuguru. Foto: YKKMP
TEMPO.CO, Jakarta - Yayasan Keadilan dan Keutuhan Manusia Papua (YKKMP) mengkritik keras tindakan aparat TNI yang membongkar rumah warga, merusak fasilitas pendidikan, dan kesehatan setelah penyerahan Kapten Phillip Mark Mehrtens, pilot Susi Air, pada 21 September 2024. TNI juga disebut menempati kantor distrik dan menjadikan gedung sekolah sebagai pos penjagaan.

Pilihan editor: Urusan Guru pun Akan Dikontrol Pemerintah Pusat. Buat Apa?

Baca berita dengan sedikit iklan,
klik di sini

Menurut Direktur YKKMP Theo Hesegem, penyerahan yang awalnya berlangsung damai, kini meninggalkan ketegangan yang dirasakan oleh masyarakat di Kampung Yuguru, Distrik Mebarok, Kabupaten Nduga. Situasi pasca-penyerahan pilot yang dilakukan oleh tokoh masyarakat dan tokoh agama setempat, kata dia, semakin memanas dengan hadirnya aparat TNI yang menempati lapangan terbang Yuguru pada hari kedua setelah pembebasan.

Salah satu tindakan yang sangat disoroti adalah pembongkaran rumah-rumah warga di sekitar lapangan terbang tersebut. “Sebanyak sembilan rumah warga dibongkar tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Warga mengaku rumah mereka dirusak tanpa sepengetahuan pemiliknya. Sebelum aparat masuk, mereka sudah pergi ke dusun masing-masing, karena tidak ada masyarakat di sekitar lapangan terbang,” kata Theo dalam keterangan tertulisnya pada Selasa, 22 April 2025.

Selain itu, fasilitas pendidikan dan kesehatan juga turut menjadi sasaran. Pembongkaran ini tidak hanya merusak tempat tinggal warga, tetapi juga fasilitas penting yang mendukung kehidupan masyarakat di Yuguru.

"Selain itu aparat keamanan juga membongkar pintu depan dan kamar/ruangan. Mereka juga merusak sekolah SD Negeri Yuguru dan rumah medis hingga merobek-robek ijazah para siswa, setelah itu mereka menghamburkannya di dalam ruangan dan halaman sekolah tersebut. Hingga ada yang dibakar," ujar Theo Hesegem.

Tidak hanya merusak rumah dan fasilitas publik, aparat TNI juga menempati kantor distrik dan menjadikan gedung sekolah sebagai pos penjagaan. Tindakan tersebut menambah ketegangan dan ketidaknyamanan bagi masyarakat yang sudah merasakan dampak langsung dari situasi ini.

YKKMP mendesak pemerintah Indonesia segera mengevaluasi tindakan aparat dan melakukan langkah-langkah yang lebih manusiawi untuk menjaga hak-hak dasar warga Papua, terutama terkait kebebasan dan keselamatan mereka di tanah kelahiran mereka sendiri. Tempo masih berupaya untuk meminta keterangan TNI soal informasi yang disampaikan YKKMP atas kondisi di Yuguru.
https://www.tempo.co/politik/warga-y...rusak--1234363

Masyarakat ketakutan akan terror TNi
nunuahmadAvatar border
nunuahmad memberi reputasi
1
293
16
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan