- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Valuta Asia Berguguran, Rupiah Ikut Terseret Melemah


TS
jaguarxj220
Valuta Asia Berguguran, Rupiah Ikut Terseret Melemah
Bloomberg Technoz, Jakarta - Rupiah dibuka melemah di tengah tekanan sentimen negatif yang menekan nilai mata uang Asia di hadapan dolar Amerika Serikat (AS).
Rupiah spot pada perdagangan Selasa pagi dibuka melemah 0,24% di level Rp16.845/US$. Pelemahan rupiah di awal perdagangan terseret sentimen risk-off yang melanda pasar global sejak kemarin malam.
Semua mata uang Asia tertekan kecuali yen Jepang pada pagi ini. Won Korsel menjadi valuta Asia terlemah, menurun nilainya 0,44% terhadap dolar AS, disusul oleh baht 0,39%, lalu yuan offshore 0,29%, peso 0,26%, yuan Tiongkok 0,26%.
Rupiah menyusul di belakangnya, bersama ringgit yang melemah 0,22%, dolar Singapura 0,14%, dolar Taiwan dan dolar Hong Kong melemah masing-masing 0,10% dan 0,01%.
Adapun di pasar offshore, kontrak rupiah forward (NDF) makin tertekan menuju Rp16.900/US$, tepatnya di kisaran Rp16.890/US$ pagi ini.
Kekuatan mata uang Asia yang berjatuhan pagi ini bahkan terjadi ketika indeks dolar sejatinya masih stabil di kisaran 98,45, yang menjadi posisi terlemah DXY sejak akhir Maret 2022 silam.
Pelemahan rupiah 'melengkapi' gejolak pasar domestik pagi ini di mana indeks saham juga terjerembab di zona merah. IHSG yang dibuka menguat 0,14% akhirnya langsung berbalik merah hingga menurun 0,2% kini di level 6.435.
Adapun di pasar surat utang negara, yield surat utang RI kebanyakan mencatat kenaikan yang menjadi cerminan penurunan harga akibat tekanan jual.
Yield SUN 2Y turun 2,3 bps seperti ditunjukkan oleh data OTC Bloomberg ke level 6,6361% pada pagi ini. Disusul oleh tenor 5Y terpangkas yield-nya 0,6 bps dan 10Y turun imbal hasilnya 0,6 bps juga kini di 6,971%.
Penentuan BI rate
Hari ini, Bank Indonesia memulai pertemuan bulanan untuk menentukan keputusan bunga acuan, BI rate. Hasil konsensus pasar sejauh ini memperkirakan Perry Warjiyo dan kolega akan kembali menahan BI rate di level saat ini yaitu 5,75%.
Namun, konsensus pasar itu tidak bulat. Ada 2 dari 27 ekonom yang disurvei oleh Bloomberg, yang memperkirakan BI akan memangkas bunga acuan sebesar 25 basis poin pada RDG bulan ini membawa BI rate menjadi 5,50%.
Ekonom Bloomberg Economics Tamara Mast Henderson yang memperkirakan BI akan kembali menahan bunga acuan, menilai, pertimbangan menjaga stabilitas rupiah akan menjadi alasan utama bank sentral memilih 'hold'.
"Sebenarnya BI mencari ruang untuk memangkas bunga acuan demi mendukung pertumbuhan ekonomi. Namun, rupiah sejauh ini menjadi mata uang dengan kinerja lebih buruk dibanding mata uang lain di Asia, hal itu menjadi sebuah tanda bahaya bagi BI untuk bertindak hati-hati," kata Tamara dalam risetnya yang dirilis pagi ini.
Ekonom menilai, pemangkasan bunga acuan yang mengejutkan seperti yang pernah terjadi pada Januari lalu, bisa makin mengganggu stabilitas rupiah.
Sepanjang tahun ini, rupiah sudah melemah 4,2% dan menjadi satu-satunya mata uang Asia yang melemah ketika valuta di kawasan lainnya berhasil menguat.
Pada April saja, rupiah ambles 1,5%, terdalam di Asia dan sempat menjebol level terlemah sepanjang masa dalam intraday trading pada perdagangan awal pasca libur Lebaran akibat sentimen eksternal perang dagang yang memicu gejolak besar di pasar.
Hari ini, Kementerian Keuangan juga akan menggelar lelang rutin Surat Utang Negara (SUN) dengan target perolehan Rp26 triliun. Lelang SUN hari ini menjadi lelang pertama setelah libur panjang Lebaran lalu dan kemungkinan akan banyak diserbu investor, bila berkaca pada gelar lelang sukuk negara (SBSN) pekan lalu.
https://www.bloombergtechnoz.com/det...seret-melemah/
Serba salah, pertumbuhan ekonomi tertekan suku bunga tinggi.
Bunga diturunkan, nanti terjadi ketidakstabilan ekonomi.
Memang pertumbuhan ekonomi ditakdirkan stabil, tapi rendah.
Rupiah spot pada perdagangan Selasa pagi dibuka melemah 0,24% di level Rp16.845/US$. Pelemahan rupiah di awal perdagangan terseret sentimen risk-off yang melanda pasar global sejak kemarin malam.
Semua mata uang Asia tertekan kecuali yen Jepang pada pagi ini. Won Korsel menjadi valuta Asia terlemah, menurun nilainya 0,44% terhadap dolar AS, disusul oleh baht 0,39%, lalu yuan offshore 0,29%, peso 0,26%, yuan Tiongkok 0,26%.
Rupiah menyusul di belakangnya, bersama ringgit yang melemah 0,22%, dolar Singapura 0,14%, dolar Taiwan dan dolar Hong Kong melemah masing-masing 0,10% dan 0,01%.
Adapun di pasar offshore, kontrak rupiah forward (NDF) makin tertekan menuju Rp16.900/US$, tepatnya di kisaran Rp16.890/US$ pagi ini.
Kekuatan mata uang Asia yang berjatuhan pagi ini bahkan terjadi ketika indeks dolar sejatinya masih stabil di kisaran 98,45, yang menjadi posisi terlemah DXY sejak akhir Maret 2022 silam.
Pelemahan rupiah 'melengkapi' gejolak pasar domestik pagi ini di mana indeks saham juga terjerembab di zona merah. IHSG yang dibuka menguat 0,14% akhirnya langsung berbalik merah hingga menurun 0,2% kini di level 6.435.
Adapun di pasar surat utang negara, yield surat utang RI kebanyakan mencatat kenaikan yang menjadi cerminan penurunan harga akibat tekanan jual.
Yield SUN 2Y turun 2,3 bps seperti ditunjukkan oleh data OTC Bloomberg ke level 6,6361% pada pagi ini. Disusul oleh tenor 5Y terpangkas yield-nya 0,6 bps dan 10Y turun imbal hasilnya 0,6 bps juga kini di 6,971%.
Penentuan BI rate
Hari ini, Bank Indonesia memulai pertemuan bulanan untuk menentukan keputusan bunga acuan, BI rate. Hasil konsensus pasar sejauh ini memperkirakan Perry Warjiyo dan kolega akan kembali menahan BI rate di level saat ini yaitu 5,75%.
Namun, konsensus pasar itu tidak bulat. Ada 2 dari 27 ekonom yang disurvei oleh Bloomberg, yang memperkirakan BI akan memangkas bunga acuan sebesar 25 basis poin pada RDG bulan ini membawa BI rate menjadi 5,50%.
Ekonom Bloomberg Economics Tamara Mast Henderson yang memperkirakan BI akan kembali menahan bunga acuan, menilai, pertimbangan menjaga stabilitas rupiah akan menjadi alasan utama bank sentral memilih 'hold'.
"Sebenarnya BI mencari ruang untuk memangkas bunga acuan demi mendukung pertumbuhan ekonomi. Namun, rupiah sejauh ini menjadi mata uang dengan kinerja lebih buruk dibanding mata uang lain di Asia, hal itu menjadi sebuah tanda bahaya bagi BI untuk bertindak hati-hati," kata Tamara dalam risetnya yang dirilis pagi ini.
Ekonom menilai, pemangkasan bunga acuan yang mengejutkan seperti yang pernah terjadi pada Januari lalu, bisa makin mengganggu stabilitas rupiah.
Sepanjang tahun ini, rupiah sudah melemah 4,2% dan menjadi satu-satunya mata uang Asia yang melemah ketika valuta di kawasan lainnya berhasil menguat.
Pada April saja, rupiah ambles 1,5%, terdalam di Asia dan sempat menjebol level terlemah sepanjang masa dalam intraday trading pada perdagangan awal pasca libur Lebaran akibat sentimen eksternal perang dagang yang memicu gejolak besar di pasar.
Hari ini, Kementerian Keuangan juga akan menggelar lelang rutin Surat Utang Negara (SUN) dengan target perolehan Rp26 triliun. Lelang SUN hari ini menjadi lelang pertama setelah libur panjang Lebaran lalu dan kemungkinan akan banyak diserbu investor, bila berkaca pada gelar lelang sukuk negara (SBSN) pekan lalu.
https://www.bloombergtechnoz.com/det...seret-melemah/
Serba salah, pertumbuhan ekonomi tertekan suku bunga tinggi.
Bunga diturunkan, nanti terjadi ketidakstabilan ekonomi.
Memang pertumbuhan ekonomi ditakdirkan stabil, tapi rendah.






arsyiarif661 dan 3 lainnya memberi reputasi
4
431
24


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan