Menko Perekonomian kita, Pak Airlangga Hartarto, bareng rombongan delegasi Indonesia, baru aja ketemuan sama Jamieson Greer dari USTR (semacam Kementerian Perdagangan-nya AS). Intinya? Mereka lagi mulai nego tarif dagangantara Indonesia dan AS.

Kenapa penting? Soalnya AS lagi nerapin tarif resiprokal ke Indo. Bahasa gampangnya, kalau barang dari Indo masuk AS, kena tarif (pajak) tertentu—nah Indo nggak mau diem aja, pengen ada kejelasan dan keseimbangan.

Pak Airlangga bilang, Indonesia siap tawar-menawar demi dagang yang adil. Katanya, Indo sama AS kan sama-sama negara demokrasi besar, masa nggak bisa kerja sama yang untung-untungan dua arah?

Nah, pihak AS ternyata ngehargain langkah Indo yang udah mau geser-geser aturan dalam negeri soal ekspor-impor. Mereka juga lagi fokus ngembangin pasar dan ekonomi lokal, jadi kerja sama ini dilihat sebagai peluang yang oke banget.

Nggak cuma soal tarif doang lho, Indo juga ngajak AS kerja bareng soal mineral kritis (kayak nikel, tembaga, dsb.), dan buka peluang investasi antar perusahaan alias skema B-to-B.

Si Greer-nya AS pun nyaut positif. Dia langsung nunjuk Sarah Ellerman (orang penting di USTR juga) buat lanjut ngobrol teknis sama tim Indo. Targetnya, nego rampung dalam 60 hari! Nggak main-main.

FYI aja, USTR ini emang lembaga utama AS buat urusan dagang internasional. Semua negara yang mau nego sama AS, pasti lewat mereka duluan.

Sumber