- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Kesaksian Eks Admin Judol di Kamboja: Teman Tewas Disiksa jika Tak Capai Target


TS
mabdulkarim
Kesaksian Eks Admin Judol di Kamboja: Teman Tewas Disiksa jika Tak Capai Target
Kesaksian Eks Admin Judol di Kamboja: Teman Tewas Disiksa jika Tak Capai Target

Kompas.com - 18/04/2025, 20:42 WIB Achmad Nasrudin Yahya, Faieq Hidayat Tim Redaksi 1 Lihat Foto Seorang pemuda asal Kabupaten Bekasi bernama Febby Febriadi (27) (ACHMAD NASRUDIN YAHYA/KOMPAS.com)
BEKASI, KOMPAS.com - Seorang pemuda asal Kabupaten Bekasi bernama Febby Febriadi (27) menceritakan pengalaman pahitnya selama bekerja sebagai admin situs judi online (judol) di Kamboja.
Selama menjadi admin judol dalam rentang waktu April hingga November 2024, rasa kemanusiaan dan mentalnya diuji ketika melihat rekannya tewas disiksa seorang algojo asal Indonesia.
Ia melihat dengan mata telanjang saat rekannya menghembuskan nyawa terakhirnya akibat disetrum hingga dipukul di ruangan khusus selama tiga hari berturut-turut.
Korban disiksa karena tak memenuhi target untuk mencatatkan 100 transaksi bagi warga Indonesia bermain judol di situsnya.
"Teman mati karena disetrum, enggak dikasih makan. Penyiksaan di ruangan tertutup gitu," kata Febby kepada wartawan, Jumat (18/4/2025).
Kematian rekannya membuatnya depresi. Hal sama juga dialami sesama admin judol. Mereka tak menyangka betapa berisikonya bekerja di Kamboja.
"Melihat teman sampai mati itu bikin mental semua (teman) hancur," ungkap Febby.
Setelah kematian itu, tebersit di benak Febby untuk segera pulang ke Tanah Air. Ia tak ingin mengalami nasib yang sama seperti sahabatnya mati disiksa di tangan algojo situs judol.
Namun, ia tak bisa melenggang angkat kaki begitu saja dari Kamboja. Ia harus membayar penalti sebesar Rp 23 juta kepada perusahaan jika hendak pulang ke Indonesia sebelum masa setahun kontraknya rampung.
"Tebusan gue pribadi itu sampai Rp 23 juta. Itu bayar ke perusahaan, cash. Karena dari Rp 23 juta itu dihitung dari biaya transport goa berangkat, pembuatan paspor, sama jalur VIP segala macem," jelasnya.
Seiring berjalannya waktu, mental Febby kian digerus. Akhirnya, ia pun angkat tangan. Ia tak ingin berlama-lama di Kamboja.
Pada November 2024, ia memutuskan menyerahkan uang Rp 23 juta ke perusahaan demi bisa pulang ke Tanah. Ia memilih membayar penalti ketimbang bertahan lama di sana. Begitu uang diterima, pihak perusahaan langsung mengizinkannya pulang.
Asa yang dinantikannya sejak lama pun datang untuk bisa kembali menginjakkan kaki di Bumi Pertiwi.
"Tapi gue balik dari Kamboja pun langsung ke psikiater karena gue ngerasa kayak mental gue benar-benar hancur banget gitu. Ketemu orang pun gue sekarang takut," imbuh dia.
https://megapolitan.kompas.com/read/...dium=facebook.
Pria Asal Bekasi Ini Beberkan Buruknya Kerja Marketing Judi Online di Kamboja

Tayang: Jumat, 18 April 2025 18:50 WIB
Penulis: Rendy Rutama | Editor: Ichwan Chasani
zoom-inlihat fotoPria Asal Bekasi Ini Beberkan Buruknya Kerja Marketing Judi Online di Kamboja
TribunBekasi.com/Rendy Rutama Putra
MANTAN KARYAWAN JUDOL - Seorang laki-laki asal Kabupaten Bekasi bernama Febby Febriadi (27), mantan marketing judi online (judol) di Kamboja memutuskan kembali ke Indonesia. Febby membeberkan pengalaman bekerja ilegal sebagai marketing Judol dan berharap tidak akan terulang.
TRIBUNBEKASI.COM, KOTA BEKASI — Seorang laki-laki asal Kabupaten Bekasi bernama Febby Febriadi (27) membeberkan pengalamannya menjadi marketing judi online (judol) di Kamboja
Kini Febby Febriadi telah memutuskan untuk kembali ke Indonesia setelah beberapa bulan bekerja di Kamboja.
Febby pun berharap bahwa pengalaman dirinya bekerja ilegal sebagai marketing judi online tidak sepatutnya terulang.
Bahkan ia sangat bersyukur dan tidak menyangka bisa kembali ke tanah air.
Sebab sejumlah rekan-rekannya yang berprofesi serupa di tempatnya bekerja justru meninggal dunia akibat menerima hukuman dari pihak perusahaan judi online tersebut imbas tidak memenuhi aturan kerja.
"Sejauh ini banyak sih tawaran buat kembali kesana, kayak ayolah balik lagi. Mungkin mereka ngeliat transaksi dan cara kerja gue bagus, tapi mohon maaf deh, mendingan saya disini punya duit Rp 5.000 dari pada disana (Kamboja) punya uang banyak tapi mental gue dihajar," kata Febri Febriadi, Jumat (18/4/2025).

MANTAN KARYAWAN JUDOL - Seorang laki-laki asal Kabupaten Bekasi bernama Febby Febriadi (27), mantan marketing judi online (judol) di Kamboja memutuskan kembali ke Indonesia. Febby membeberkan pengalaman bekerja ilegal sebagai marketing Judol dan berharap tidak akan terulang.
Kronologi Bisa Kerja di Kamboja
Febby Febriadi memaparkan kalau dirinya di awal tidak mengetahui akan bekerja sebagai marketing judi online di Kamboja.
Karena dirinya mengaku hanya diberikan informasi lowongan pekerjaan sebagai editor video di suatu hotel di kawasan Kamboja.
Sesampainya di Kamboja pada Kamis (27/6/2024), dirinya justru dibuat curiga dengan suasana lokasi perusahaan yang berada di hotel namun berisikan komputer atau PC dengan jumlah banyak.
Ditambah perjanjian kontrak yang rupanya berbeda dengan lowongan pekerjaan sebagai editor video.
"Awal mulanya sih sebenarnya itu ditipu ya sama temen, karena mereka bilang disana tuh saya kesana itu cuma buat jadi editor hotel, buat bikin kayak video pemasaran hotel itu sendiri. Sampai sana itu, pas selesai tandatangan kontrak, dibaca-baca semua segala macem, saya malah dijadiin admin marketing buat Judol," paparnya.
Febby menjelaskan dirinya diperintah atasan untuk bekerja dengan target pasar masyarakat Indonesia dengan menawarkan dan bergabung bermain judi online.
Penawaran itu dilakukan dirinya dengan mengirim sejumlah pesan melalui WhatsApp (WA) yang databasenya sudah dimiliki perusahaan tempatnya bekerja itu.
"Sistem kerjanya jadi misalkan kami tuh dikasih nomor WA, kami punya database, mulai dari nomor WA, rekening bank, sampai alamat orang itu pun kami udah punya. megang semua. Dari database mereka itu kami ngechat mereka satu-satu untuk menawarkan dia bisa gabung main Judol," jelasnya.
Selama bekerja, Febby diberikan target minimal 100 transaksi yang berminat bergabung Judol per satu hari oleh atasannya.
Ia pribadi pun mengaku selalu memenuhi target dari atasan.
"Transaksi 100 itu jadi satu orang satu kali depo itu itungannya satu transaksi, berarti dari misalkan satu orang itu lima kali depo itu, dia itungannya masuk ke lima transaksi, terus ada juga new deposit, disitu kami minimal banget itu bawa orang buat main dan depo, itu minimal banget satu hari itu 10 orang," ujarnya.
Febby menuturkan jika dirinya atau karyawan lainnya tidak memenuhi target, pihak pimpinan perusahaan akan memberikan hukuman.
Hukuman terparah diantaranya penyiksaan dengan disetrum, menjual organ tubuh, dan menyiksa hingga meninggal dunia.
Namun ia kembali mengucapkannya syukur lantaran hukuman yang pernah dialaminya hanya sebatas umpatan perkataan kotor.
Meskipun ia mengaku juga terganggu mental dan psikologisnya akibat hukuman yang diterima.
Sejumlah hukuman terberat tersebut yang kemudian membuat Febby untuk giat memenuhi target.
"Target terpenuhi karena tidak mau banyak sampai terjadi-terjadi hal-hal yang aneh-aneh ke saya. Hukuman berat juga tuh sebenernya disana tuh kayak yang jual organ segala macam, bahkan sampai disetrum itu, saya pribadi pengalamannya ada salah satu temen saya yang kena setrum kayak gitu," tuturnya.
Febby menyampaikan berdasarkan lingkungan yang buruk itu kemudian membuat dirinya menyatukan tekad untuk dapat bisa kembali ke tanah air.
Hanya saja ia diharuskan membayar denda Rp 23 Juta sebagai bentuk pembayaran dari perusahaan kepada Febby saat memberikan gratis ongkos transport, pembuatan pasport dan semacamnya secara tunai atau cash kepada perusahaan untuk bisa berhenti bekerja dan pulang ke Indonesia.
"Saya kerja keras, nabung cari uang, itu kalau saya buat pulang pribadi itu biasanya harus ada tebusan. Kalau tidak ada tebusan yaudah kami tidak bakalan bisa pulang selama satu tahun kontrak itu habis," ucapnya.
Febby menegaskan pada November 2024 akhirnya ia dapat kembali pulang ke tanah air dengan membeli tiket, serta transportasi lainnya dibayar menggunakan uang pribadi.
"Saya balik dari Kamboja pun langsung ke psikiater karena saya ngerasa kayak mental bener-bener ancur banget gitu, ketemu orang pun saya sekarang takut," pungkasnya.
, https://bekasi.tribunnews.com/2025/0...goog_rewarded.
Admin judi daring mudoratnya besar banget dari mental, keagamaan, sosial, dan keselamatan

Kompas.com - 18/04/2025, 20:42 WIB Achmad Nasrudin Yahya, Faieq Hidayat Tim Redaksi 1 Lihat Foto Seorang pemuda asal Kabupaten Bekasi bernama Febby Febriadi (27) (ACHMAD NASRUDIN YAHYA/KOMPAS.com)
BEKASI, KOMPAS.com - Seorang pemuda asal Kabupaten Bekasi bernama Febby Febriadi (27) menceritakan pengalaman pahitnya selama bekerja sebagai admin situs judi online (judol) di Kamboja.
Selama menjadi admin judol dalam rentang waktu April hingga November 2024, rasa kemanusiaan dan mentalnya diuji ketika melihat rekannya tewas disiksa seorang algojo asal Indonesia.
Ia melihat dengan mata telanjang saat rekannya menghembuskan nyawa terakhirnya akibat disetrum hingga dipukul di ruangan khusus selama tiga hari berturut-turut.
Korban disiksa karena tak memenuhi target untuk mencatatkan 100 transaksi bagi warga Indonesia bermain judol di situsnya.
"Teman mati karena disetrum, enggak dikasih makan. Penyiksaan di ruangan tertutup gitu," kata Febby kepada wartawan, Jumat (18/4/2025).
Kematian rekannya membuatnya depresi. Hal sama juga dialami sesama admin judol. Mereka tak menyangka betapa berisikonya bekerja di Kamboja.
"Melihat teman sampai mati itu bikin mental semua (teman) hancur," ungkap Febby.
Setelah kematian itu, tebersit di benak Febby untuk segera pulang ke Tanah Air. Ia tak ingin mengalami nasib yang sama seperti sahabatnya mati disiksa di tangan algojo situs judol.
Namun, ia tak bisa melenggang angkat kaki begitu saja dari Kamboja. Ia harus membayar penalti sebesar Rp 23 juta kepada perusahaan jika hendak pulang ke Indonesia sebelum masa setahun kontraknya rampung.
"Tebusan gue pribadi itu sampai Rp 23 juta. Itu bayar ke perusahaan, cash. Karena dari Rp 23 juta itu dihitung dari biaya transport goa berangkat, pembuatan paspor, sama jalur VIP segala macem," jelasnya.
Seiring berjalannya waktu, mental Febby kian digerus. Akhirnya, ia pun angkat tangan. Ia tak ingin berlama-lama di Kamboja.
Pada November 2024, ia memutuskan menyerahkan uang Rp 23 juta ke perusahaan demi bisa pulang ke Tanah. Ia memilih membayar penalti ketimbang bertahan lama di sana. Begitu uang diterima, pihak perusahaan langsung mengizinkannya pulang.
Asa yang dinantikannya sejak lama pun datang untuk bisa kembali menginjakkan kaki di Bumi Pertiwi.
"Tapi gue balik dari Kamboja pun langsung ke psikiater karena gue ngerasa kayak mental gue benar-benar hancur banget gitu. Ketemu orang pun gue sekarang takut," imbuh dia.
https://megapolitan.kompas.com/read/...dium=facebook.
Pria Asal Bekasi Ini Beberkan Buruknya Kerja Marketing Judi Online di Kamboja

Tayang: Jumat, 18 April 2025 18:50 WIB
Penulis: Rendy Rutama | Editor: Ichwan Chasani
zoom-inlihat fotoPria Asal Bekasi Ini Beberkan Buruknya Kerja Marketing Judi Online di Kamboja
TribunBekasi.com/Rendy Rutama Putra
MANTAN KARYAWAN JUDOL - Seorang laki-laki asal Kabupaten Bekasi bernama Febby Febriadi (27), mantan marketing judi online (judol) di Kamboja memutuskan kembali ke Indonesia. Febby membeberkan pengalaman bekerja ilegal sebagai marketing Judol dan berharap tidak akan terulang.
TRIBUNBEKASI.COM, KOTA BEKASI — Seorang laki-laki asal Kabupaten Bekasi bernama Febby Febriadi (27) membeberkan pengalamannya menjadi marketing judi online (judol) di Kamboja
Kini Febby Febriadi telah memutuskan untuk kembali ke Indonesia setelah beberapa bulan bekerja di Kamboja.
Febby pun berharap bahwa pengalaman dirinya bekerja ilegal sebagai marketing judi online tidak sepatutnya terulang.
Bahkan ia sangat bersyukur dan tidak menyangka bisa kembali ke tanah air.
Sebab sejumlah rekan-rekannya yang berprofesi serupa di tempatnya bekerja justru meninggal dunia akibat menerima hukuman dari pihak perusahaan judi online tersebut imbas tidak memenuhi aturan kerja.
"Sejauh ini banyak sih tawaran buat kembali kesana, kayak ayolah balik lagi. Mungkin mereka ngeliat transaksi dan cara kerja gue bagus, tapi mohon maaf deh, mendingan saya disini punya duit Rp 5.000 dari pada disana (Kamboja) punya uang banyak tapi mental gue dihajar," kata Febri Febriadi, Jumat (18/4/2025).

MANTAN KARYAWAN JUDOL - Seorang laki-laki asal Kabupaten Bekasi bernama Febby Febriadi (27), mantan marketing judi online (judol) di Kamboja memutuskan kembali ke Indonesia. Febby membeberkan pengalaman bekerja ilegal sebagai marketing Judol dan berharap tidak akan terulang.
Kronologi Bisa Kerja di Kamboja
Febby Febriadi memaparkan kalau dirinya di awal tidak mengetahui akan bekerja sebagai marketing judi online di Kamboja.
Karena dirinya mengaku hanya diberikan informasi lowongan pekerjaan sebagai editor video di suatu hotel di kawasan Kamboja.
Sesampainya di Kamboja pada Kamis (27/6/2024), dirinya justru dibuat curiga dengan suasana lokasi perusahaan yang berada di hotel namun berisikan komputer atau PC dengan jumlah banyak.
Ditambah perjanjian kontrak yang rupanya berbeda dengan lowongan pekerjaan sebagai editor video.
"Awal mulanya sih sebenarnya itu ditipu ya sama temen, karena mereka bilang disana tuh saya kesana itu cuma buat jadi editor hotel, buat bikin kayak video pemasaran hotel itu sendiri. Sampai sana itu, pas selesai tandatangan kontrak, dibaca-baca semua segala macem, saya malah dijadiin admin marketing buat Judol," paparnya.
Febby menjelaskan dirinya diperintah atasan untuk bekerja dengan target pasar masyarakat Indonesia dengan menawarkan dan bergabung bermain judi online.
Penawaran itu dilakukan dirinya dengan mengirim sejumlah pesan melalui WhatsApp (WA) yang databasenya sudah dimiliki perusahaan tempatnya bekerja itu.
"Sistem kerjanya jadi misalkan kami tuh dikasih nomor WA, kami punya database, mulai dari nomor WA, rekening bank, sampai alamat orang itu pun kami udah punya. megang semua. Dari database mereka itu kami ngechat mereka satu-satu untuk menawarkan dia bisa gabung main Judol," jelasnya.
Selama bekerja, Febby diberikan target minimal 100 transaksi yang berminat bergabung Judol per satu hari oleh atasannya.
Ia pribadi pun mengaku selalu memenuhi target dari atasan.
"Transaksi 100 itu jadi satu orang satu kali depo itu itungannya satu transaksi, berarti dari misalkan satu orang itu lima kali depo itu, dia itungannya masuk ke lima transaksi, terus ada juga new deposit, disitu kami minimal banget itu bawa orang buat main dan depo, itu minimal banget satu hari itu 10 orang," ujarnya.
Febby menuturkan jika dirinya atau karyawan lainnya tidak memenuhi target, pihak pimpinan perusahaan akan memberikan hukuman.
Hukuman terparah diantaranya penyiksaan dengan disetrum, menjual organ tubuh, dan menyiksa hingga meninggal dunia.
Namun ia kembali mengucapkannya syukur lantaran hukuman yang pernah dialaminya hanya sebatas umpatan perkataan kotor.
Meskipun ia mengaku juga terganggu mental dan psikologisnya akibat hukuman yang diterima.
Sejumlah hukuman terberat tersebut yang kemudian membuat Febby untuk giat memenuhi target.
"Target terpenuhi karena tidak mau banyak sampai terjadi-terjadi hal-hal yang aneh-aneh ke saya. Hukuman berat juga tuh sebenernya disana tuh kayak yang jual organ segala macam, bahkan sampai disetrum itu, saya pribadi pengalamannya ada salah satu temen saya yang kena setrum kayak gitu," tuturnya.
Febby menyampaikan berdasarkan lingkungan yang buruk itu kemudian membuat dirinya menyatukan tekad untuk dapat bisa kembali ke tanah air.
Hanya saja ia diharuskan membayar denda Rp 23 Juta sebagai bentuk pembayaran dari perusahaan kepada Febby saat memberikan gratis ongkos transport, pembuatan pasport dan semacamnya secara tunai atau cash kepada perusahaan untuk bisa berhenti bekerja dan pulang ke Indonesia.
"Saya kerja keras, nabung cari uang, itu kalau saya buat pulang pribadi itu biasanya harus ada tebusan. Kalau tidak ada tebusan yaudah kami tidak bakalan bisa pulang selama satu tahun kontrak itu habis," ucapnya.
Febby menegaskan pada November 2024 akhirnya ia dapat kembali pulang ke tanah air dengan membeli tiket, serta transportasi lainnya dibayar menggunakan uang pribadi.
"Saya balik dari Kamboja pun langsung ke psikiater karena saya ngerasa kayak mental bener-bener ancur banget gitu, ketemu orang pun saya sekarang takut," pungkasnya.
, https://bekasi.tribunnews.com/2025/0...goog_rewarded.
Admin judi daring mudoratnya besar banget dari mental, keagamaan, sosial, dan keselamatan






qavir dan 5 lainnya memberi reputasi
6
785
41


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan