- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Sebelum Tewas, Warga Bekasi Korban Penyiksaan Dibuang di Jalan Tanpa Busana


TS
mabdulkarim
Sebelum Tewas, Warga Bekasi Korban Penyiksaan Dibuang di Jalan Tanpa Busana
Sebelum Tewas, Warga Bekasi Korban Penyiksaan di Kamboja Dibuang di Jalan Tanpa Busana

Kompas.com - 17/04/2025, 16:30 WIB Achmad Nasrudin Yahya, Fitria Chusna Farisa Tim Redaksi 3 Lihat Foto Subiyantoro (23) menunjukkan foto semasa hidup sang kakak, Ihwan Sahab (28). Ihwan dinyatakan meninggal di Kamboja diduga karena disiksa sesama pekerja scamming.(ACHMAD NASRUDIN YAHYA/KOMPAS.com)
BEKASI, KOMPAS.com - Ihwan Sahab (28), warga Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, sempat dibuang di jalan raya dalam kondisi tanpa busana setelah disiksa oleh sesama pekerja scamming di Kamboja. Polisi setempat yang menemukan Ihwan kemudian membawa korban ke rumah sakit untuk mendapat penanganan medis.
"Ditemukan dalam keadaan pingsan, enggak pakai busana, terus luka-luka parah begitu," kata adik korban, Subiyantoro (23), saat ditemui di kediamannya, Perumahan Villa Gading Harapan, RT 2/RW 22, Kebalen, Babelan, Kabupaten Bekasi, Kamis (17/4/2025).
Subiyantoro mengetahui informasi ini berdasarkan laporan seorang tenaga medis di Kamboja ketika dirinya melakukan panggilan video. \
Kepada Subiyantoro, tenaga medis tersebut menuturkan bahwa polisi setempat menemukan korban tergeletak di jalan raya ketika berpatroli.
Polisi mengira bahwa Ihwan korban kecelakaan karena sekujur tubuhnya dipenuhi luka. "Tapi rumah sakit bilang kalau dia masih selamat. Dia hanya koma," jelasnya.
Setelah terbangun dari koma, kondisi Ihwan berangsur membaik. Korban juga mulai bisa berkomunikasi dengan sang adik lewat panggilan video.
Dalam percakapannya, Ihwan mengaku terakhir sadar ketika disiksa oleh 15 pekerja sesama scammer di sebuah ruangan khusus selama dua hari berturut-turut.
"Dia cerita kakak saya itu pas disiksa itu, dia pingsan. Tahu-tahu ada di rumah sakit. Karena perusahaan enggak mau tanggung jawab, dia mau lepas tangan, akhirnya dibuang di jalanan, ditemuin sama polisi lagi patroli," imbuh dia. Akan tetapi, setelah itu kondisi kesehatan korban perlahan menurun hingga akhirnya pihak rumah sakit menyatakan korban meninggal pada Senin (14/4/2025) pagi.
Sebelumnya diberitakan, Ihwan Sahab dinyatakan tewas di Kamboja pada Senin (14/4/2025) pagi.
Pihak keluarga menerima kabar korban meninggal setelah dihubungi oleh salah satu staf KBRI di Phnom Penh.
Sebelum meninggal, korban sempat dirawat di rumah sakit setempat sejak 28 Maret 2025. Selama perawatan, korban beberapa kali melakukan panggilan video dengan sang adik.
Dalam percakapan tersebut, korban mengaku disiksa selama dua hari oleh 15 pekerja asal China dan Indonesia di sebuah ruangan khusus karena tak memenuhi target yang ditentukan perusahaan. Sekujur tubuhnya disetrum hingga menimbulkan bekas luka berwarna hitam di bagian badan, kaki, bokong, dan tangan. Kedua matanya juga mengalami luka lebam.
https://megapolitan.kompas.com/read/...uang-di-jalan.
Pemilik Perusahaan Scamming yang Siksa Ihwan Hingga Tewas di Kamboja Ternyata Orang Indonesia

Tayang: Kamis, 17 April 2025 20:19 WIB
Editor: rival al manaf
zoom-inlihat fotoPemilik Perusahaan Scamming yang Siksa Ihwan Hingga Tewas di Kamboja Ternyata Orang Indonesia
(ACHMAD NASRUDIN YAHYA/KOMPAS.com)
Subiyantoro (23) menunjukkan foto semasa hidup sang kakak, Ihwan Sahab (28). Ihwan dinyatakan meninggal di Kamboja diduga karena disiksa sesama pekerja scamming.
TRIBUNJATENG.COM - Keluarga mendiang Ihwan Sahab (28) mengungkapkan perusahaan scamming tempat korban tewas disiksa di Kamboja milik warga negara Indonesia.
Adik korban, Subiyantoro (23) mengatakan, pemilik perusahaan berasal dari Manado, Sulawesi Utara.
"Saya nanya, 'bosnya orang Indonesia?', 'iya, orang Indonesia'. Orang Manado, dia bilang."
" Bos Alam, biasanya dipanggil satu perusahaan itu Bos Alam," ungkap Subiyantoro saat ditemui di kediamannya, Perumahan Villa Gading Harapan, RT 2/RW 22, Kebalen, Babelan, Kamis (17/4/2025).
Subiyantoro mengatakan bahwa kakaknya meninggal setelah disiksa oleh 15 anak Bos Alam karena tak memenuhi target yang ditentukan perusahaan.
Ironisnya, salah satu penyiksa asal Indonesia mengenali korban.
Akan tetapi, ia tetap menyiksa korban karena tak mencapai target keuntungan yang ditentukan.
"Ada yang dia kenal juga. Orang Indonesia itu yang keroyok dia, yang eksekusinya itu," jelasnya.
Dalam kasus ini, keluarga merelakan jenazah korban dimakamkan di Kamboja lantaran terkendala biaya pemulangan ke Tanah Air yang mencapai ratusan juta.
Keluarga meminta jenazah dimakamkan secara Islam.
Selain itu, KBRI Phnom Penh juga diminta mendokumentasikan proses pemakaman.
Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa jenazah yang dimakamkan adalah Ihwan.
"Harus ada bukti, foto, video proses pemandian, pengkafanan, shalat jenazah dan pemakaman secara komplet untuk memastikan bahwa itu jenazah kakak saya," jelasnya.
Apabila tak didokumentasikan, keluarga akan menempuh jalur hukum.
"Kalau tidak saya minta tanggung jawabnya ke KBRI. Bakal saya proses hukum kalau memang itu tidak ada," imbuh dia.
Sebelumnya diberitakan, Ihwan Sahab dinyatakan tewas di Kamboja pada Senin (14/4/2025) pagi.
Pihak keluarga menerima kabar korban meninggal setelah dihubungi oleh salah satu staf KBRI di Phnom Penh.
Sebelum meninggal, korban sempat dirawat di rumah sakit setempat sejak 28 Maret 2025.
Selama perawatan, korban beberapa kali melakukan panggilan video dengan sang adik.
Dalam percakapan tersebut, korban mengaku disiksa selama dua hari oleh 15 pekerja asal China dan Indonesia di sebuah ruangan khusus karena tak memenuhi target yang ditentukan perusahaan.
Sekujur tubuhnya disetrum hingga menimbulkan bekas luka berwarna hitam di bagian badan, kaki, bokong, dan tangan.
Kedua matanya juga mengalami luka lebam.
Selain itu, kepalanya turut menjadi sasaran penyiksaan hingga mengalami pendarahan otak karena dihantam benda tumpul oleh para pelaku.
Tak kuat menahan siksaan, korban pun pingsan.
Para pelaku kemudian membuang korban ke jalan raya tanpa mengenakan pakaian.
Polisi setempat yang menemukan korban dalam keadaan sekarat kemudian mengevakuasi ke rumah sakit.
Setelah beberapa hari mendapat penanganan medis, kondisi korban mulai membaik.
Korban pun mulai bisa berkomunikasi.
Akan tetapi, setelah itu kondisi kesehatan korban perlahan menurun hingga akhirnya pihak rumah sakit menyatakan korban meninggal pada Senin pagi.
Saat ini, jenazah korban masih berada di rumah sakit Kamboja.
Pihak keluarga memutuskan jenazah dimakamkan di Kamboja.
Pasalnya, biaya pemulangan jenazah sangat besar, bisa mencapai ratusan juta. (*)
https://jateng.tribunnews.com/2025/0...goog_rewarded.
Perusahaan judi daring kah?

Kompas.com - 17/04/2025, 16:30 WIB Achmad Nasrudin Yahya, Fitria Chusna Farisa Tim Redaksi 3 Lihat Foto Subiyantoro (23) menunjukkan foto semasa hidup sang kakak, Ihwan Sahab (28). Ihwan dinyatakan meninggal di Kamboja diduga karena disiksa sesama pekerja scamming.(ACHMAD NASRUDIN YAHYA/KOMPAS.com)
BEKASI, KOMPAS.com - Ihwan Sahab (28), warga Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, sempat dibuang di jalan raya dalam kondisi tanpa busana setelah disiksa oleh sesama pekerja scamming di Kamboja. Polisi setempat yang menemukan Ihwan kemudian membawa korban ke rumah sakit untuk mendapat penanganan medis.
"Ditemukan dalam keadaan pingsan, enggak pakai busana, terus luka-luka parah begitu," kata adik korban, Subiyantoro (23), saat ditemui di kediamannya, Perumahan Villa Gading Harapan, RT 2/RW 22, Kebalen, Babelan, Kabupaten Bekasi, Kamis (17/4/2025).
Subiyantoro mengetahui informasi ini berdasarkan laporan seorang tenaga medis di Kamboja ketika dirinya melakukan panggilan video. \
Kepada Subiyantoro, tenaga medis tersebut menuturkan bahwa polisi setempat menemukan korban tergeletak di jalan raya ketika berpatroli.
Polisi mengira bahwa Ihwan korban kecelakaan karena sekujur tubuhnya dipenuhi luka. "Tapi rumah sakit bilang kalau dia masih selamat. Dia hanya koma," jelasnya.
Setelah terbangun dari koma, kondisi Ihwan berangsur membaik. Korban juga mulai bisa berkomunikasi dengan sang adik lewat panggilan video.
Dalam percakapannya, Ihwan mengaku terakhir sadar ketika disiksa oleh 15 pekerja sesama scammer di sebuah ruangan khusus selama dua hari berturut-turut.
"Dia cerita kakak saya itu pas disiksa itu, dia pingsan. Tahu-tahu ada di rumah sakit. Karena perusahaan enggak mau tanggung jawab, dia mau lepas tangan, akhirnya dibuang di jalanan, ditemuin sama polisi lagi patroli," imbuh dia. Akan tetapi, setelah itu kondisi kesehatan korban perlahan menurun hingga akhirnya pihak rumah sakit menyatakan korban meninggal pada Senin (14/4/2025) pagi.
Sebelumnya diberitakan, Ihwan Sahab dinyatakan tewas di Kamboja pada Senin (14/4/2025) pagi.
Pihak keluarga menerima kabar korban meninggal setelah dihubungi oleh salah satu staf KBRI di Phnom Penh.
Sebelum meninggal, korban sempat dirawat di rumah sakit setempat sejak 28 Maret 2025. Selama perawatan, korban beberapa kali melakukan panggilan video dengan sang adik.
Dalam percakapan tersebut, korban mengaku disiksa selama dua hari oleh 15 pekerja asal China dan Indonesia di sebuah ruangan khusus karena tak memenuhi target yang ditentukan perusahaan. Sekujur tubuhnya disetrum hingga menimbulkan bekas luka berwarna hitam di bagian badan, kaki, bokong, dan tangan. Kedua matanya juga mengalami luka lebam.
https://megapolitan.kompas.com/read/...uang-di-jalan.
Pemilik Perusahaan Scamming yang Siksa Ihwan Hingga Tewas di Kamboja Ternyata Orang Indonesia

Tayang: Kamis, 17 April 2025 20:19 WIB
Editor: rival al manaf
zoom-inlihat fotoPemilik Perusahaan Scamming yang Siksa Ihwan Hingga Tewas di Kamboja Ternyata Orang Indonesia
(ACHMAD NASRUDIN YAHYA/KOMPAS.com)
Subiyantoro (23) menunjukkan foto semasa hidup sang kakak, Ihwan Sahab (28). Ihwan dinyatakan meninggal di Kamboja diduga karena disiksa sesama pekerja scamming.
TRIBUNJATENG.COM - Keluarga mendiang Ihwan Sahab (28) mengungkapkan perusahaan scamming tempat korban tewas disiksa di Kamboja milik warga negara Indonesia.
Adik korban, Subiyantoro (23) mengatakan, pemilik perusahaan berasal dari Manado, Sulawesi Utara.
"Saya nanya, 'bosnya orang Indonesia?', 'iya, orang Indonesia'. Orang Manado, dia bilang."
" Bos Alam, biasanya dipanggil satu perusahaan itu Bos Alam," ungkap Subiyantoro saat ditemui di kediamannya, Perumahan Villa Gading Harapan, RT 2/RW 22, Kebalen, Babelan, Kamis (17/4/2025).
Subiyantoro mengatakan bahwa kakaknya meninggal setelah disiksa oleh 15 anak Bos Alam karena tak memenuhi target yang ditentukan perusahaan.
Ironisnya, salah satu penyiksa asal Indonesia mengenali korban.
Akan tetapi, ia tetap menyiksa korban karena tak mencapai target keuntungan yang ditentukan.
"Ada yang dia kenal juga. Orang Indonesia itu yang keroyok dia, yang eksekusinya itu," jelasnya.
Dalam kasus ini, keluarga merelakan jenazah korban dimakamkan di Kamboja lantaran terkendala biaya pemulangan ke Tanah Air yang mencapai ratusan juta.
Keluarga meminta jenazah dimakamkan secara Islam.
Selain itu, KBRI Phnom Penh juga diminta mendokumentasikan proses pemakaman.
Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa jenazah yang dimakamkan adalah Ihwan.
"Harus ada bukti, foto, video proses pemandian, pengkafanan, shalat jenazah dan pemakaman secara komplet untuk memastikan bahwa itu jenazah kakak saya," jelasnya.
Apabila tak didokumentasikan, keluarga akan menempuh jalur hukum.
"Kalau tidak saya minta tanggung jawabnya ke KBRI. Bakal saya proses hukum kalau memang itu tidak ada," imbuh dia.
Sebelumnya diberitakan, Ihwan Sahab dinyatakan tewas di Kamboja pada Senin (14/4/2025) pagi.
Pihak keluarga menerima kabar korban meninggal setelah dihubungi oleh salah satu staf KBRI di Phnom Penh.
Sebelum meninggal, korban sempat dirawat di rumah sakit setempat sejak 28 Maret 2025.
Selama perawatan, korban beberapa kali melakukan panggilan video dengan sang adik.
Dalam percakapan tersebut, korban mengaku disiksa selama dua hari oleh 15 pekerja asal China dan Indonesia di sebuah ruangan khusus karena tak memenuhi target yang ditentukan perusahaan.
Sekujur tubuhnya disetrum hingga menimbulkan bekas luka berwarna hitam di bagian badan, kaki, bokong, dan tangan.
Kedua matanya juga mengalami luka lebam.
Selain itu, kepalanya turut menjadi sasaran penyiksaan hingga mengalami pendarahan otak karena dihantam benda tumpul oleh para pelaku.
Tak kuat menahan siksaan, korban pun pingsan.
Para pelaku kemudian membuang korban ke jalan raya tanpa mengenakan pakaian.
Polisi setempat yang menemukan korban dalam keadaan sekarat kemudian mengevakuasi ke rumah sakit.
Setelah beberapa hari mendapat penanganan medis, kondisi korban mulai membaik.
Korban pun mulai bisa berkomunikasi.
Akan tetapi, setelah itu kondisi kesehatan korban perlahan menurun hingga akhirnya pihak rumah sakit menyatakan korban meninggal pada Senin pagi.
Saat ini, jenazah korban masih berada di rumah sakit Kamboja.
Pihak keluarga memutuskan jenazah dimakamkan di Kamboja.
Pasalnya, biaya pemulangan jenazah sangat besar, bisa mencapai ratusan juta. (*)
https://jateng.tribunnews.com/2025/0...goog_rewarded.
Perusahaan judi daring kah?






kakekane.cell dan 3 lainnya memberi reputasi
4
541
17


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan