Kalau dengar kata "pabrik gula" pasti para sobat jurnal sudah tidak asing lagi dengan film yang sedang ramai saat ini, film yang mengisahkan tentang kemistisan pabrik gula.

Tapi kali ini, aku akan mengajak kalian langsung untuk berkenalan dengan Pabrik Gula Gempol yang berada di kawasan Cirebon.

Pabrik Gula Gempol berasal dari kata 'Jempol', karena dulunya kualitas gula di daerah Cirebon diakui sebagai kualitas jempolan. Kemudian diserap dari kata jempolan menjadi Gempol.

Awalnya hanya perjalanan iseng dengan saudaraku dari prapatan menuju plumbon, kemudian aku memancing saudaraku dengan melontarkan sebuah pertanyaan yang terbesit begitu saja di benakku.

"Wan, disini ada pabrik gula engga sih?" dan jawaban saudaraku mengiyakan.

Tanpa basa - basi, akhirnya dia mengantarkanku pada sebuah jalan setapak yang begitu sepi. Dari ujung kejauhan terlihat berdiri dengan kokohnya sebuah menara tua yang ditumbuhi tanaman liat di puncaknya. Dengan perlahan melintasi jalanan yang sunyi, akhirnya kami tiba di depan Pabrik Gempol yang sudah runtuh



Beberapa indraku mulai peka dan aktif, seolah memberikan sinyal bahwa aku harus mengaktifkan penglihatanku yang lain agar bisa mengakses sebuah informasi.

Aku menatap dengan tajam bangunan tua yang berada di depanku, sembari mengucapkan kalimat doa aku menutup kedua kelopak mataku. Setelah sepersekian detik saat bait doa selesai ku ucapkan, kubuka kembali kedua kelopak mataku.

Selamat datang di dimensi astral. . .



ENTITAS ASLI SEBELUM PABRIK DIBANGUN
Peralihan dunia dari terang benderang, berubah menjadi warna merah pekat dan penuh kabut hitam. Dibalik gedung Pabrik Gempol berdiri dengan tingginya bak raksasa hampir setinggi cerobong asap, sosok ini mengeluarkan aura kewibawaan dan bau tanah yang sangat menyengat.

Sosok yang terlihat seperti manusia pohon ini memiliki rentang usia ribuan tahun, bahkan jauh sebelum kedatangan agama islam yang tersebar di Cirebon. Sosok ini murni sebagai penjaga tanah yang dulunya adalah sebuah alas atau hutan.



Sosok tersebut diajak bernegosiasi oleh belanda melalui perantara orang pintar untuk ditugaskan ikut andil dalam menjaga pabrik gula, menjaga disini diartikan untuk mengamani benda - benda yang berada di pabrik dan juga entitas negatif yang berpotensi merusak.

Kemudian dengan proses negosiasi yang panjang, akhirnya didapatkan sebuah final keputusan. Dimana setiap pesta penggilingan harus disediakan berupa kepala kerbau dan beberapa sesaji yang akan berganti setiap kali prosesi penggilingan berikutnya, akan tetapi sesaji utamanya tetap harus ada yakni kepala kerbau.



Setelah diperlihatkan dengan sosok manusia pohon yang sangat tinggi, aku mengalihkan pandanganku menuju sebuah cerobong asap. Ternyata disana juga ada entitas asing.

Sosok wanita mengenakan dress putih serta rambut coklatnya yang menjuntai. Noni Belanda

Tunggu dulu, kenapa noni belanda yang ini berbeda ya ?



Mari berkenalan dengan sosok yang tidak familiar ku lihat, sosok yang baru pertama kali aku temui. Aku sangat menyukai entitas seperti Meneer dan Noni Belanda, tetapi sosok kali ini berbeda dari bayanganku tentang noni belanda.

Namanya adalah Nyai Brintik, berasal dari bahasa sunda 'birintik' yang artinya berbintik - bintik. Sosok wanita belanda lengkap dengan gaunnya yang cantik, namun dari pinggul ke bawah menjelma sebagai ular sanca.

Makhluk humanoid ini didatangkan langsung dari negeri kincir angin oleh para belanda waktu itu, dibawa bukan semata - mata hanya untuk pajangan. Tetapi beliau juga diberikan sebuah tugas.



Tugas Nyai Brintik sama dengan sosok jin yang kuceritakan sebelumnya, bahwa mereka sama - sama menjaga pabrik dari para penjahat.

Karena sosok Nyai Brintik adalah perwujudan ular, maka di dunia manusia pun banyak manifestasi ular di area cerobong asap tersebut.



Aku menutup mataku kembali dengan membaca doa penutup, kemudian langit merah berubah menjadi terang benderang kembali.

Memang tidak banyak yang ku gali mengenai informasi di tempat ini, namun ada satu hal yang perlu diketahui. Ada energi gelap yang tertimbun di bawah pabrik ini, sebuah tragedi kelam pernah terjadi disana. Pembangunan pabrik gula ini juga sebagai bentuk penutupan isu di jaman dahulu tentang tragedi tersebut.

Kalau pembahasan kita semakin mengerucut dan mencari tahu siapakah orang - orang dibalik pabrik gula ini, akan membawa kita ke sekte satanik yang dibawa oleh Belanda.

Terima kasih sudah membaca
Salam rahayu 🙏🏻