

TS
Fernanda287
Real Madrid dan Arsenal Tawarkan Thriller Eropa Sesungguhnya!

Usaha Mbappe merebut bola dari Thomas Partey agar memutuskan dominasi pertandingan saat leg pertama yang berlangsung di Emirates Stadium
Sumber Foto: LANCE/X
Sumber Foto: LANCE/X
Arsenal Unggul 3-0 di Leg Pertama, Tapi Los Blancos Siap Balas Dendam di Bernabéu 17 Maret 2025 Pukul 02.00 WIB!
Liga Champions 2024/2025 kembali menyuguhkan cerita luar biasa yang menjadi bukti betapa magisnya kompetisi tertinggi antar klub Eropa. Salah satu sorotan terbesar datang dari perempat final yang mempertemukan dua kekuatan besar: Real Madrid, sang raja Eropa dengan 15 gelar, melawan Arsenal, tim muda penuh gairah yang tengah membangun mimpi kejayaan di benua biru.
Pertemuan pertama di Emirates Stadium menjadi kejutan besar. Arsenal, yang tidak diunggulkan oleh banyak pengamat, tampil luar biasa. Mereka menaklukkan Real Madrid dengan skor telak 3-0. Dua dari tiga gol The Gunners dicetak oleh Declan Rice melalui eksekusi tendangan bebas yang nyaris sempurna, menunjukkan kelas dan ketenangannya sebagai gelandang jangkar. Gol ketiga disumbangkan oleh Mikel Merino yang tampil impresif sepanjang laga. Hasil ini menempatkan Arsenal dalam posisi sangat menguntungkan menjelang leg kedua. Unggul agregat tiga gol tanpa kebobolan menghadapi tim seperti Madrid jelas bukan pencapaian biasa. Namun, Mikel Arteta dan anak asuhnya tahu betul bahwa pekerjaan mereka belum selesai. Karena yang mereka hadapi adalah klub dengan DNA Eropa sejati — Real Madrid.
Los Blancos dikenal sebagai tim yang tidak pernah menyerah. Berkali-kali mereka membalikkan situasi yang tampak mustahil, dan di Santiago Bernabéu, mereka punya segalanya untuk menciptakan keajaiban. Untuk bisa lolos, Madrid harus mencetak minimal empat gol tanpa balas di leg kedua. Sebuah tugas berat, tapi bukan hal yang tak mungkin bagi tim yang diisi pemain-pemain bermental baja seperti Jude Bellingham, Vinícius Jr., hingga Luka Modrić.
Motivasi Madrid pun berlipat ganda. Tak hanya mempertahankan gelar Liga Champions yang mereka raih musim lalu, tim asuhan Carlo Ancelotti ini tengah membidik treble winner: mereka berada di posisi kedua dengan selisih 4 poin dengan Barcelona sebagai pemuncak sementara klasemen La Liga, telah menjejak final Copa del Rey, dan masih punya peluang di Eropa. Kegagalan di perempat final akan menjadi pukulan telak yang bisa merusak rencana sempurna mereka musim ini.
Sementara itu, Arsenal datang ke leg kedua dengan pendekatan berbeda. Tidak seperti Madrid yang terbagi fokusnya di tiga kompetisi, Arsenal kini menaruh seluruh energi dan harapan mereka di Liga Champions. Di Premier League, peluang mereka untuk menjadi juara praktis tertutup setelah tertinggal 13 poin dari Liverpool, sementara kompetisi tinggal menyisakan beberapa pekan. Di ajang FA Cup pun, mereka sudah lebih dulu tersingkir. Maka, Liga Champions bukan hanya sekadar trofi, melainkan satu-satunya jalan untuk menyelamatkan musim.
Secara strategi, Arteta diprediksi akan menerapkan pendekatan lebih hati-hati di Bernabéu. Namun, bertahan total bukanlah gaya Arsenal yang musim ini dikenal dengan permainan menyerang cepat, penguasaan bola, dan kombinasi lini tengah yang solid. Pertanyaan besarnya: apakah mental para pemain muda Arsenal cukup kuat untuk menahan gempuran Madrid di kandangnya yang terkenal angker? Laga leg kedua ini bukan hanya soal skor. Ini soal mental, tradisi, kebanggaan, dan mimpi. Real Madrid akan datang dengan determinasi tak terbendung, siap menulis kisah comeback luar biasa lainnya. Di sisi lain, Arsenal ingin mencetak sejarah, membungkam kritik, dan menunjukkan bahwa mereka layak kembali menjadi kekuatan besar Eropa.
Pertarungan antara Real Madrid dan Arsenal di perempat final Liga Champions 2024/2025 bukan hanya soal siapa yang lebih kuat musim ini, tapi juga menjadi bagian dari sejarah panjang dua klub besar yang jarang bersua namun selalu menyajikan laga penuh gengsi setiap kali bertemu. Jika menilik catatan pertemuan sebelumnya, Arsenal dan Real Madrid memang belum sering berhadapan secara resmi. Namun dari total lima pertemuan yang tercatat, The Gunners justru unggul secara statistik. Berikut rekap lengkapnya:
Pertemuan pertama di Emirates Stadium menjadi kejutan besar. Arsenal, yang tidak diunggulkan oleh banyak pengamat, tampil luar biasa. Mereka menaklukkan Real Madrid dengan skor telak 3-0. Dua dari tiga gol The Gunners dicetak oleh Declan Rice melalui eksekusi tendangan bebas yang nyaris sempurna, menunjukkan kelas dan ketenangannya sebagai gelandang jangkar. Gol ketiga disumbangkan oleh Mikel Merino yang tampil impresif sepanjang laga. Hasil ini menempatkan Arsenal dalam posisi sangat menguntungkan menjelang leg kedua. Unggul agregat tiga gol tanpa kebobolan menghadapi tim seperti Madrid jelas bukan pencapaian biasa. Namun, Mikel Arteta dan anak asuhnya tahu betul bahwa pekerjaan mereka belum selesai. Karena yang mereka hadapi adalah klub dengan DNA Eropa sejati — Real Madrid.
Los Blancos dikenal sebagai tim yang tidak pernah menyerah. Berkali-kali mereka membalikkan situasi yang tampak mustahil, dan di Santiago Bernabéu, mereka punya segalanya untuk menciptakan keajaiban. Untuk bisa lolos, Madrid harus mencetak minimal empat gol tanpa balas di leg kedua. Sebuah tugas berat, tapi bukan hal yang tak mungkin bagi tim yang diisi pemain-pemain bermental baja seperti Jude Bellingham, Vinícius Jr., hingga Luka Modrić.
Motivasi Madrid pun berlipat ganda. Tak hanya mempertahankan gelar Liga Champions yang mereka raih musim lalu, tim asuhan Carlo Ancelotti ini tengah membidik treble winner: mereka berada di posisi kedua dengan selisih 4 poin dengan Barcelona sebagai pemuncak sementara klasemen La Liga, telah menjejak final Copa del Rey, dan masih punya peluang di Eropa. Kegagalan di perempat final akan menjadi pukulan telak yang bisa merusak rencana sempurna mereka musim ini.
Sementara itu, Arsenal datang ke leg kedua dengan pendekatan berbeda. Tidak seperti Madrid yang terbagi fokusnya di tiga kompetisi, Arsenal kini menaruh seluruh energi dan harapan mereka di Liga Champions. Di Premier League, peluang mereka untuk menjadi juara praktis tertutup setelah tertinggal 13 poin dari Liverpool, sementara kompetisi tinggal menyisakan beberapa pekan. Di ajang FA Cup pun, mereka sudah lebih dulu tersingkir. Maka, Liga Champions bukan hanya sekadar trofi, melainkan satu-satunya jalan untuk menyelamatkan musim.
Secara strategi, Arteta diprediksi akan menerapkan pendekatan lebih hati-hati di Bernabéu. Namun, bertahan total bukanlah gaya Arsenal yang musim ini dikenal dengan permainan menyerang cepat, penguasaan bola, dan kombinasi lini tengah yang solid. Pertanyaan besarnya: apakah mental para pemain muda Arsenal cukup kuat untuk menahan gempuran Madrid di kandangnya yang terkenal angker? Laga leg kedua ini bukan hanya soal skor. Ini soal mental, tradisi, kebanggaan, dan mimpi. Real Madrid akan datang dengan determinasi tak terbendung, siap menulis kisah comeback luar biasa lainnya. Di sisi lain, Arsenal ingin mencetak sejarah, membungkam kritik, dan menunjukkan bahwa mereka layak kembali menjadi kekuatan besar Eropa.
Pertarungan antara Real Madrid dan Arsenal di perempat final Liga Champions 2024/2025 bukan hanya soal siapa yang lebih kuat musim ini, tapi juga menjadi bagian dari sejarah panjang dua klub besar yang jarang bersua namun selalu menyajikan laga penuh gengsi setiap kali bertemu. Jika menilik catatan pertemuan sebelumnya, Arsenal dan Real Madrid memang belum sering berhadapan secara resmi. Namun dari total lima pertemuan yang tercatat, The Gunners justru unggul secara statistik. Berikut rekap lengkapnya:
09 April 2025– Arsenal 3-0 Real Madrid (Liga Champions, perempat final leg pertama)
Arsenal tampil luar biasa di Emirates Stadium dengan mengandaskan Los Blancos melalui dua gol Declan Rice dan satu dari Mikel Merino.
27 Juli 2019 – Real Madrid 2-2 Arsenal (3-2 adu penalti) (Laga Pramusim – International Champions Cup)
Laga pramusim yang berlangsung seru ini berakhir imbang 2-2 di waktu normal, sebelum Madrid akhirnya menang lewat adu penalti. Meski tidak resmi, laga ini tetap menyedot perhatian besar.
03 Agustus 2008 – Arsenal 1-0 Real Madrid (Emirates Cup)
Dalam ajang pra-musim Emirates Cup di London, Arsenal berhasil menang tipis lewat permainan atraktif yang memanjakan para fans.
09 Maret 2006 – Arsenal 0-0 Real Madrid (Liga Champions, 16 besar leg kedua)
Laga yang berlangsung di Highbury ini berakhir imbang tanpa gol, namun cukup untuk meloloskan Arsenal ke perempat final berkat keunggulan agregat.
22 Februari 2006 – Real Madrid 0-1 Arsenal (Liga Champions, 16 besar leg pertama)
Gol indah Thierry Henry di Santiago Bernabéu menjadi penentu kemenangan The Gunners dalam leg pertama fase knock-out Liga Champions musim 2005/06.
Pertandingan leg kedua antara Real Madrid dan Arsenal bukan sekadar laga penentuan siapa yang akan melaju ke semifinal menghadapi PSG. Ini adalah laga yang jauh lebih besar dari sekadar skor akhir — ini tentang sejarah, harga diri, dan ambisi dua tim dengan jalan cerita berbeda. Arsenal datang membawa mimpi besar: mencetak sejarah baru di Liga Champions dengan menumbangkan raksasa Eropa yang telah mengoleksi 15 trofi Si Kuping Besar. Keunggulan 3-0 di leg pertama bukan hanya sebuah kejutan, tapi juga sinyal bahwa The Gunners telah siap menantang dominasi klub-klub elite di Eropa. Namun, di sisi lain, Real Madrid bukan tim biasa. Di balik ketertinggalan agregat, tersimpan kekuatan mental juara dan pengalaman yang tak tertandingi. Los Blancos akan turun di Santiago Bernabéu dengan satu misi: membalikkan keadaan, mempertahankan mahkota Eropa, dan menjaga asa untuk meraih treble winner pertama dalam sejarah klub — sesuatu yang belum pernah mereka capai sekalipun dalam era kejayaannya.
Apa pun hasilnya, dunia sepak bola akan kembali disuguhkan sebuah duel epik, yang menyatukan emosi, tensi, dan drama di satu panggung megah. Ini bukan sekadar laga sepak bola — ini adalah thriller Eropa sesungguhnya, dan kita semua beruntung menjadi saksi sejarahnya.
0
62
4


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan