center][/center]


Suatu sore dengan mendung bergantung di cakrawala, Seorang gadis bicara pada pacarnya

"jika ada bengkel untuk mobil, mengapa tidak ada "Bengkel Moral" untuk para pejabat?

Pacarnya segera menjawab

"Benar juga. Tapi, tenang saja..aku akan mendirikan bengkel moral itu di suatu waktu nanti"

"Lalu? 

" Lalu di dalam ad board yang besar akan tertulis

"Bengkel Moral: Paket Hemat Anti-Korupsi"

 "Paket hemat meliputi:

- Cuci Otak (Gratis): Membersihkan pikiran dari praktik korupsi.

- Penggantian Hati Nurani (Berbayar): Instalasi hati nurani baru yang peka terhadap rakyat.

- Perbaikan Sistem Rem (Opsional): Menghindari tindakan yang merugikan negara.

Bonus: Pelatihan Senyum Palsu: Untuk menghadapi wartawan dan masyarakat.

"Bagaimana dengan mekanisme nya  ? " Tanya si gadis masih belum memahami

 "Mekanisme? ....Pencucian otak dilakukan dengan menyetel rekaman suara jeritan rakyat yang antre BBM langka atau ibu-ibu kesulitan beli telur.  Dilanjutkan dengan terapi kejut listrik setiap kali kata markup anggaran terucap" Jawab sang kekasih dengan yakin

"Ironi..? 

"Gratis...karena seharusnya pejabat sudah punya kesadaran ini sejak awal. Tapi nyatanya, mereka perlu dicuci paksa karena otaknya sudah tercemar virus korupsi"

"Untuk Penggantian Hati Nurani Berbayar
Tarif. Paket dasar Rp 0 jiika dibayar dengan uang pribadi   Paket premium: Rp 2,8 miliar jika dibayar pakai dana proyek fiktif"

"Sparepart nya..?

 "Hati nurani impor dari Finlandia karena indeks integritas Indonesia ranking 115/180).  Sayangnya, sering out of stock karena minim permintaan"

"Perbaikan Sistem Rem. Opsional
Fungsinya Rem darurat untuk menghentikan niat beli mobil dinas mewah saat rakyat antre minyak goreng.  Rem tangan untuk mencegah tanda tangan cepat di dokumen tender bodong. Catatan,...Opsional karena 90% pejabat lebih memilih rem blong agar bisa kebut-kebutan korupsi"

"Berikut nya Bonus Pelatihan Senyum Palsu. Kurikulumnya dengan Teknik berkata, "Ini untuk kesejahteraan rakyat!" sambil menandatangani SPJ fiktif.  
Simulasinya wawancara dengan jurus andalan: "Saya tidak tahu itu melanggar hukum atau "Ini sudah sesuai prosedur."  

"Sertifikasi..

"Diakui oleh Asosiasi Koruptor Sejahtera  (AKS) 

" Abang punya target pasarnya?

"Tentu saja..target Pasar Bengkel Moral. 1 Pejabat Kementerian yang hobi tamasya kerja ke luar negeri.  2. Anggota DPR yang rajin bolos rapat tapi taat selfie di Instagram.  3. Bupati/Wali Kota yang rumah dinasnya melebihi Istana Bogor.  4. Mantan Koruptor yang ingin rehabilitasi sebelum nyaleg lagi"


"Ada tantangan Bisnis? Tentu! Pesaing, Bengkel Hukum, Tempat cuci uang dan legal opinion pesanan.  Bengkel Pencitraan. Konsultan PR yang menjual narasi pahlawan reformasi.  Risikonya aksi demo dari sindikat koruptor yang merasa direndahkan.  Dituduh makar karena dianggap melemahkan stabilitas negara".  


" Strategi Promosi. Slogan, Lebih baik rem hati nurani bunyi sekarang, daripada nanti bunyi di KPK! Jangan sampai moral Anda kempes di jalanan ibadah! Endorsement. ...pakai tagar #MoralTanpaPalsu, meski ironisnya, tagar ini dibeli dari buzzer bayaran.  Collaboration dengan KPK tapi kemungkinan ditolak, sebab KPK pun sudah banyak direm"

"Paradoks...? 

" Jika bicara paradoks..Jika Bengkel Moral benar-benar laris, artinya korupsi sudah menjadi budaya yang normalized.  
  Jika sepi, artinya pejabat sudah tak peduli bahkan untuk sekadar pretend berbenah"

"Jika Abang sungguh mendirikannya, mungkin antreannya akan lebih panjang daripada antrean BLT --- sayangnya, yang antre bukan pejabat, melainkan rakyat yang ingin menonton para koruptor diperbaiki"

Keduanya pun tertawa terpingkal pingkal

Tamat