- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita Luar Negeri
Israel Siap Pimpin Serangan ke Iran jika Diperlukan, Trump Sebut Kemungkinan Nyata


TS
w.valkyrie
Israel Siap Pimpin Serangan ke Iran jika Diperlukan, Trump Sebut Kemungkinan Nyata
10 April 2025 – Timur Tengah kembali berada di ambang eskalasi besar setelah pernyataan mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang mengatakan bahwa jika diperlukan tindakan militer terhadap Iran, Israel akan “terlibat—bahkan mungkin memimpin.” Ucapan ini memicu spekulasi tentang kesiapan dan peran Israel dalam potensi konfrontasi terbuka dengan Iran.
Ketegangan antara Israel dan Iran bukanlah hal baru. Sejak lama, Israel menganggap program nuklir Iran sebagai ancaman eksistensial. Meskipun Teheran berulang kali menegaskan bahwa proyek nuklirnya ditujukan untuk kepentingan sipil dan damai, banyak negara Barat—terutama Israel dan Amerika Serikat—menyimpan keraguan mendalam.
Israel diketahui pernah melakukan berbagai langkah preventif untuk menghentikan kemajuan nuklir Iran. Salah satu yang paling terkenal adalah serangan siber Stuxnet—yang dikembangkan bersama Amerika Serikat—yang berhasil melumpuhkan sentrifugal di fasilitas nuklir Natanz pada awal 2010-an. Selain itu, Israel juga diduga berada di balik serangkaian sabotase dan pembunuhan ilmuwan nuklir Iran selama dekade terakhir.
Dalam konteks saat ini, ketika laporan intelijen menyebutkan Iran semakin dekat dengan kemampuan senjata nuklir, kekhawatiran Israel pun meningkat. Diperkuat dengan armada jet tempur siluman F-35 dan jaringan intelijen yang luas, Israel diyakini memiliki kapasitas untuk melakukan serangan udara presisi tinggi terhadap situs-situs seperti Natanz dan Fordow.
Pernyataan Trump, meski berasal dari tokoh non-pemerintah, mencerminkan kemungkinan kebijakan yang akan ditempuh bila AS kembali dipimpin oleh kepemimpinan yang lebih konfrontatif terhadap Iran. Beberapa analis menilai, Trump tengah mengirim sinyal kepada para pendukung garis keras dan komunitas pro-Israel bahwa ia tetap berkomitmen pada keamanan Israel.
Di sisi lain, jika serangan militer benar-benar terjadi dan Israel mengambil peran utama, reaksi internasional diprediksi akan kompleks. Berdasarkan pola sebelumnya—seperti saat Israel melancarkan operasi militer di Gaza atau Lebanon—respon global sering kali cenderung kritis. PBB, serta negara-negara seperti Rusia, China, dan sejumlah kekuatan regional pro-Iran, kemungkinan besar akan mengutuk tindakan tersebut.
Namun, dukungan Amerika Serikat tetap menjadi penyeimbang utama. Meskipun ada tekanan internasional, Washington selama ini konsisten memberikan perlindungan diplomatik terhadap Israel di forum-forum global, termasuk di Dewan Keamanan PBB.
Sementara itu, publik di Israel dan Iran menunjukkan reaksi yang beragam. Sebagian masyarakat Israel mendukung langkah tegas demi keamanan nasional, tetapi ada juga kekhawatiran akan potensi balasan skala besar dari Iran atau kelompok proksinya seperti Hizbullah di Lebanon. Di Iran, retorika perlawanan terhadap Israel dan AS kembali menguat di media-media pemerintah dan sosial.
Hingga kini, belum ada konfirmasi resmi dari pemerintah Israel terkait rencana militer tersebut. Namun, beberapa pejabat pertahanan dilaporkan meningkatkan kesiagaan dan mempercepat simulasi serangan udara strategis.
Dalam beberapa hari ke depan, arah perkembangan situasi ini sangat bergantung pada langkah Iran dalam program nuklirnya dan respons diplomatik dari komunitas internasional, termasuk AS.
Referensi:
Pernyataan Donald Trump via wawancara dengan media konservatif AS (9 April 2025)
Laporan IAEA terbaru tentang aktivitas nuklir Iran (April 2025)
Arsip laporan serangan Stuxnet (The New York Times, 2011)
Analisis geopolitik dari Middle East Institute dan Haaretz


amekachi memberi reputasi
1
536
12


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan