Kaskus

News

jaguarxj220Avatar border
TS
jaguarxj220
BI Intens Mengintervensi, Rupiah Ditarik Jauhi Level Psikologis
Bloomberg Technoz, Jakarta - Intervensi Bank Indonesia yang berlangsung intens dan berani di pasar valas spot, pasar forward domestik maupun offshore juga di pasar surat berharga negara, berhasil menarik lagi rupiah menjauhi level terlemah dalam sejarah.

Rupiah spot pada perdagangan hari ini, Rabu (9/4/2025), ditutup tak bergerak di Rp16.865/US$ setelah dalam intraday trading sempat menjebol level terlemah sepanjang masa di Rp16.957/US$ siang tadi.

Sementara itu, kurs tengah BI, Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR), ditutup melemah 0,56% di level Rp16.943/US$ sore ini.

Di pasar mancanegara alias offshore, rupiah NonDeliverable Forward (NDF) ditutup menguat 0,84% di level Rp16.962/US$ setelah dalam intraday trading ambles ke Rp17.126/US$ pagi tadi.

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Destry Damayanti mengatakan, BI akan terus melakukan intervensi secara berani di pasar baik domestik maupun mancanegara, di pasar spot, forward juga di pasar SBN, untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan kepercayaan pasar.

Seperti dilansir Bloomberg News, Destry mengatakan, hampir semua mata uang emerging market tertekan oleh sentimen tarif AS pada sesi perdagangan pagi. Namun, pasar berangsur mencerna implikasi dari tarif tersebut.

Otoritas melihat, fundamental ekonomi RI masih kokoh di mana inflasi terkendali dan komitmen Pemerintah RI menempuh kebijakan fiskal yang berhati-hati, memberikan kepercayaan pasar terhadap prospek ekonomi RI.

Tekanan di surat utang

Sepanjang hari ini, pergerakan harga aset-aset di pasar keuangan domestik sangat volatile. Bukan cuma rupiah yang berfluktuasi cukup tajam. Di pasar saham, harga aset ekuitas juga berayun cukup liar.

IHSG yang dibuka melemah, sempat melesat naik hingga menguat lebih dari 1%. Namun, masuk ke sesi kedua perdagangan, IHSG tertekan dan akhirnya ditutup melemah 0,5% di bawah 6.000.

Di pasar surat utang RI, tekanan terlihat sudah besar begitu pasar dibuka pagi tadi. Mayoritas tenor SUN mencatat kenaikan imbal hasil di mana SUN dalam denominasi dolar AS (INDON) terpukul lebih hebat.

Melansir data Bloomberg, yield INDON-10Y naik sampai 23 bps kini di 5,525%, disusul oleh tenor 20Y yang naik 32,8 bps dan tenor 30Y yang naik 30 bps menyentuh 6,136% hari ini.

Sementara SUN rupiah (IndonesiaB) tenor pendek sedikit turun yield-nya 3,4 bps untuk tenor 2Y, bersama tenor 15Y yang turun 3,2 bps.

Namun, IndonesiaB-5Y yield-nya naik sampai 8,2 bps kini di 6,873% dan tenor 10Y naik 6,9 bps di 7,099%. Intervensi BI berhasil membantu penurunan yield terutama untuk tenor benchmark yang sempat menyentuh 7,174%.

https://www.bloombergtechnoz.com/det...el-psikologis/

Kayaknya yang beneran kerja cuma BI ini ya..

Mulai dari tanggal 7 April, dimana PNS masih liburan, Dewan Gubernur BI udah rapat darurat.

USD setengah mampus dipertahankan. Harga SBN juga dijaga.

Tapi mau sampai kapan?
Cadangan Devisa juga ada batasnya..
Adit.m.nAvatar border
zeze6986Avatar border
aldonisticAvatar border
aldonistic dan 4 lainnya memberi reputasi
5
440
24
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan