- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita Luar Negeri
Gaza Kembali Diserang, Ulama Dunia Keluarkan Fatwa Jihad Lawan Israel


TS
yayangpalupi
Gaza Kembali Diserang, Ulama Dunia Keluarkan Fatwa Jihad Lawan Israel
Quote:

Gaza Kembali Diserang, Ulama Dunia Keluarkan Fatwa Jihad Lawan Israel
Devi Setya - detikHikmah
Senin, 07 Apr 2025 10:23 WIB
Ali al-Qaradaghi, sekretaris jenderal International Union Of Muslim Scholars (IUMS) Foto: Middle East Eye
Jakarta - Gaza kembali mendapat serangan dari Israel. Hal ini membuat banyak pihak geram, termasuk para ulama dunia yang mengeluarkan fatwa jihad untuk melawan Israel.
Dilansir dari Middle East Eye, Senin (7/4/2025), Ali al-Qaradaghi, sekretaris jenderal International Union Of Muslim Scholars (IUMS), sebuah organisasi yang sebelumnya dipimpin oleh Yusuf al-Qaradawi, menyerukan semua negara Muslim untuk segera campur tangan secara militer, ekonomi dan politik untuk menghentikan genosida dan penghancuran menyeluruh ini.
Lewat seruan yang dikeluarkan pada Jumat (4/4/2025) itu, Ali al-Qaradaghi menyampaikan bahwa apa yang terjadi di Gaza merupakan sebuah kejahatan besar.
"Kegagalan pemerintah Arab dan Islam untuk mendukung Gaza saat sedang dihancurkan dianggap oleh hukum Islam sebagai kejahatan besar terhadap saudara-saudara kita yang tertindas di Gaza," katanya dalam dekrit yang terdiri dari sekitar 15 poin tersebut.
Fatwa terbaru itu memuat larangan segala bentuk dukungan terhadap Israel dalam pemusnahan Muslim di Gaza. Termasuk larangan menjual senjata serta blokade semua jalur.
"Dilarang mendukung musuh kafir (Israel) dalam pemusnahan Muslim di Gaza, terlepas dari jenis dukungannya," kata Qaradaghi.
"Dilarang menjual senjata kepadanya, atau memfasilitasi pengangkutannya melalui pelabuhan atau jalur perairan internasional seperti Terusan Suez, Bab al-Mandab, Selat Hormuz, atau sarana darat, laut, atau udara lainnya," sambungnya.
"Komite (IUMS) mengeluarkan fatwa yang mengharuskan blokade udara, darat, dan laut terhadap musuh yang menduduki untuk mendukung saudara-saudara kita di Gaza," tambahnya.
Qaradaghi adalah salah satu otoritas keagamaan yang paling dihormati dan keputusannya memiliki pengaruh yang signifikan di antara 1,7 miliar Muslim Sunni di dunia.
Fatwa adalah keputusan hukum Islam yang tidak mengikat dari ulama yang dihormati, biasanya berdasarkan Al-Quran atau Sunnah Nabi Muhammad SAW.
Pernyataannya, yang juga didukung oleh 14 ulama Muslim terkemuka lainnya, menyerukan kepada semua negara Muslim untuk meninjau perjanjian damai dengan Israel dan bagi umat Muslim di Amerika Serikat untuk menekan Presiden Donald Trump agar memenuhi janji kampanyenya untuk menghentikan agresi dan membangun perdamaian.
Serangan Kembali di Gaza, Lampu Hijau Trump
Israel kembali melancarkan serangan di Gaza meski adanya kesepakatan gencatan senjata. Serangan ini tak lepas dari "lampu hijau" Trump, meskipun berulang kali berjanji untuk menghentikan perang di jalur kampanye dan mempercepat gencatan senjata sementara sesaat sebelum ia menjabat pada bulan Januari.
Sejak mengingkari kesepakatan gencatan senjata, Israel telah menewaskan lebih dari 1.200 orang warga Palestina, termasuk ratusan anak-anak. Laporan sumber medis, seperti dilansir WAFA, total korban tewas akibat serangan Israel sejak Oktober 2023 telah meningkat menjadi 50.695 orang yang tercatat dan 115.338 lainnya luka-luka. Mayoritas korban adalah perempuan dan anak-anak.
Sumber tersebut juga menyebut layanan darurat masih belum bisa menjangkau banyak korban dan mayat yang terjebak di bawah reruntuhan karena pasukan Israel terus menargetkan ambulans dan kru pertahanan sipil.
Serangan yang berubah menjadi genosida ini terus berlanjut tanpa henti meski ada seruan gencatan senjata dari Dewan Keamanan PBB dan desakan pencegahan genosida dari Mahkamah Internasional.
Gelombang serangan Israel menargetkan titik seperti sekolah, tempat pengungsian, rumah sakit, pusat makanan, zona aman yang ditetapkan Israel, dan pabrik desalinasi air.
Gambar dan video serangan hebat di Gaza menunjukkan kerusakan yang meluas di lingkungan yang padat penduduk.
https://www.google.com/url?sa=t&sour...FwEUrMzEaXcVVB
Pasukan Israel bunuh petugas medis Palestina di Gaza. Foto: EFE-EPA
Militer Israel Akui Kesalahan Laporan Terkait Pembunuhan 15 Tenaga Medis Palestina
Fajar Nugraha • 7 April 2025 13:08
Gaza: Militer Israel mengakui adanya kesalahan dalam laporan awal terkait insiden penembakan terhadap 15 tenaga medis Palestina di Gaza selatan bulan lalu.
Pada 23 Maret 2025, 15 paramedis dan petugas darurat tewas saat menjalankan misi penyelamatan. Satu minggu kemudian, tim dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Palang Merah Palestina (PRCS) menemukan jasad mereka dalam kuburan dangkal.
Dalam laporan awal, militer Israel menyatakan bahwa pasukannya melepaskan tembakan ke arah kendaraan yang mendekat di tengah kegelapan tanpa tanda darurat yang jelas, sehingga dianggap mencurigakan. Mereka juga menuduh bahwa kendaraan PRCS digunakan oleh Hamas dan Jihad Islam Palestina.
Namun, rekaman video yang diambil dari ponsel salah satu korban dan dirilis oleh PRCS membantah klaim tersebut. Dalam video tersebut, terlihat tenaga medis mengenakan seragam dan mengoperasikan ambulans serta mobil pemadam kebakaran yang ditandai dengan jelas dan menyalakan lampu darurat, tetapi tetap ditembaki oleh pasukan Israel.
Kontradiksi dalam laporan militer Israel
Menurut Palang Merah Palestina dan pejabat PBB, tim penyelamat yang berjumlah 17 orang dikirim untuk menanggapi laporan korban luka akibat serangan udara Israel. Mereka terdiri dari delapan paramedis PRCS, enam anggota tim pencarian dan penyelamatan dari Pertahanan Sipil Palestina, dan satu staf PBB.
Sementara itu, satu petugas penyelamat masih belum ditemukan. Satu-satunya korban selamat, paramedis PRCS Munther Abed, juga mengonfirmasi bahwa pasukan Israel menembaki kendaraan tanggap darurat yang telah ditandai dengan jelas.
Seorang pejabat militer Israel pada Sabtu lalu menyatakan bahwa penyelidikan atas rekaman video sedang berlangsung, dengan hasil yang dijadwalkan disampaikan kepada komandan militer pada Minggu. Ia mengakui bahwa laporan awal tidak mencantumkan keberadaan lampu darurat dan menyebut kemungkinan adanya kesalahan dalam kesaksian awal.
"Apa yang kami pahami saat ini adalah bahwa orang yang memberikan laporan awal ternyata keliru. Kami sedang menyelidiki penyebabnya," ujar pejabat tersebut, seperti dikutip Middle East Eye, Senin 7 April 2025.
Sementara itu, Kementerian Kesehatan Palestina menuduh pasukan Israel telah mengeksekusi tenaga medis, dengan beberapa korban ditemukan dalam kondisi tangan terikat sebelum dikuburkan di bawah reruntuhan ambulans mereka.
Menurut Mahmoud Basal, juru bicara Pertahanan Sipil Palestina, beberapa korban mengalami kekerasan ekstrim.
"Salah satu korban ditemukan dengan kaki terikat, yang lain dalam kondisi tanpa kepala, dan ada yang ditemukan tanpa pakaian bagian atas," ungkapnya pekan lalu.
Pembunuhan ini menjadi serangan paling mematikan terhadap pekerja Palang Merah/Pelang Merah di seluruh dunia sejak 2017, menurut laporan Komite Palang Merah Internasional.
PBB dan PRCS menyerukan investigasi independen atas insiden tersebut. PBB juga menyatakan bahwa berdasarkan informasi yang tersedia, satu tim penyelamat ditembak mati oleh pasukan Israel, sementara tim lainnya dibunuh secara bertahap selama beberapa jam saat mencoba mencari rekan mereka yang hilang.
(Muhammad Reyhansyah)
https://www.google.com/url?sa=t&sour...uLJCumY8SA6Swh
From the river to the sea
Palestine will be free






aldo12 dan 4 lainnya memberi reputasi
5
1.3K
Kutip
54
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan