- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Jadi Orang Baik Bikin Hidup Makin Baik? Nggak Sesimpel Itu, Sob!


TS
millenie
Jadi Orang Baik Bikin Hidup Makin Baik? Nggak Sesimpel Itu, Sob!

Halo, sobat Kaskuser yang mungkin lagi rebahan sambil ngerenungin hidup. Gue ngerti, kadang kita nanya ke diri sendiri: "Gue udah jadi orang baik, kok hidup gue malah gini-gini aja?"
Tenang, lu nggak sendirian. Banyak dari kita tumbuh dengan kepercayaan bahwa kalau kita baik, jujur, nggak nyusahin orang, suka nolongin, nggak ngebohongin pasangan (kalau punya), maka hidup akan memihak. Rezeki lancar, pasangan setia, bos apresiatif, negara adil, dan cuaca bersahabat.
Tapi kenyataannya? Hmmm... yang jujur dipecat, yang setia diselingkuhin, yang bantuin malah dipake doang, dan yang baik hati dijadiin cadangan.
Fix dunia ini disponsori oleh plot twist.
Dunia Ini Jalan Berdasarkan Mekanisme, Bukan Moral
Mari kita buka obrolan ini dari logika paling dasar:
Dunia ini nggak ngerti konsep “baik” atau “jahat” versi manusia. Alam semesta bekerja berdasarkan hukum sebab-akibat dan mekanisme yang dinginkayak mantan yang udah move on.
Contoh: Kalau lu naruh es batu di bawah matahari, dia meleleh.
Mau es itu pernah nyumbang panti asuhan atau dulu pernah viral karena bantuin nenek nyebrang, tetap aja meleleh.
Begitu juga hidup. Baik itu atribut moral, sedangkan hidup jalan berdasarkan konsekuensi logis. Lo bisa baik banget, tapi kalau gak punya strategi hidup, ya… sukses cuma jadi wacana motivator.
😇 Jadi Orang Baik Emang Salah?
Nggak juga, sob. Tapi mari kita sepakatin dulu, “baik” itu apa? Karena baik versi emak-emak beda sama baik versi mafia.
Ada orang yang nganggep “baik” itu artinya manut aja sama semua orang, ngalah mulu, ngerelain waktu dan tenaga buat orang lain sampai lupa diri sendiri.
Ada juga yang mikir “baik” itu hidup nggak ganggu orang aja udah cukup.
Masalahnya, kadang orang baik ini lupa satu hal penting: dunia juga diisi sama orang yang pinter manfaatin kelembutan lo buat keuntungan mereka sendiri. Jadi kalau lo baik, tapi gak punya batasan, bukan surga yang datang, malah lo diseret ke neraka orang lain.
💼 Di Kantor: Si Baik Jadi Korban Budaya "Titip Tugas"
Lo kerja rajin, gak pernah nolak dimintain tolong, selalu bantuin rekan kerja yang “sok sibuk” padahal cuma main Candy Crush. Lo mikir, "Kalau gue bantuin terus, nanti mereka akan bantu gue balik."
Plot twist-nya: waktu lo yang butuh bantuan, mereka ngilang kayak WiFi di daerah pelosok.
Sialnya lagi, bos lo ngeliat lo “bisa diandalkan”, dan alih-alih dapet promosi, lo malah jadi tukang bersih-bersih deadline yang bukan tanggung jawab lo.
❤️ Di Cinta: Si Baik Jadi Tempat Curhat, Bukan Pasangan
Lo selalu ada buat dia. Dengerin curhatnya tiap malam. Nemenin dia waktu galau. Ngehibur dia waktu dia abis disakitin cowok brengsek.
Lalu lo nembak, dan dia bilang,
"Aku nggak mau kehilangan kamu sebagai teman."
Bray, itu bahasa halus dari: "Kamu terlalu baik buat aku, tapi aku lebih suka cowok yang bikin aku nangis 7 hari 7 malam."
💸 Di Bisnis: Si Baik Gampang Ketipu
Lo jualan jujur, harga wajar, kualitas no tipu-tipu. Tapi pesaing lo ngejual produk abal-abal, pake endorse seleb palsu, dan tiap hari promo palsu.
Anehnya, malah dia yang makin rame pembelinya. Lo? Cuma dapet komen: "Mahal amat, Bang, yang lain lebih murah."
Sakitnya tuh bukan di dompet, tapi di harga diri sebagai penjual jujur. Tapi sekali lagi, dunia ini bukan tentang siapa yang paling baik, tapi siapa yang paling paham cara mainnya.
🔍 Jadi Solusinya Apa, Bos?
Gini ya, bro… jadi orang baik itu penting. Tapi jangan polos. Jadilah baik yang cerdas. Nih, catet baik-baik:
1. Baik Harus Punya Batas
Kalau lo nggak bisa bilang “nggak”, lo bakal kehabisan energi buat nolongin orang yang sebenarnya bisa beresin masalahnya sendiri. Lu bukan Tuhan.
2. Baik Harus Punya Strategi
Kebaikan lo harus diiringi dengan kemampuan buat membaca situasi. Jangan sampai kebaikan lo dimanfaatin. Kalau lo kerja di tempat toxic, dan lo terlalu "baik" buat speak up, ya siap-siap jadi tumbal sistem.
3. Baik Harus Didukung Value
Bukan sekadar “gue pengen bantu”, tapi juga “apakah ini sejalan sama nilai hidup gue?” Kalau lo bantuin orang yang salah, lo bisa ikut salah juga. Niat baik tanpa arah = chaos.
4. Baik Boleh Nolak
Kadang penolakan lo justru ngajarin orang buat mandiri. Dan itu juga bentuk kebaikan. Inget, nolak bukan berarti jahat.
📌 Penutup: Dunia Ini Realistis, Bukan Romantis
Jadi, apakah jadi orang baik menjamin hidup baik? Jawabannya: enggak. Tapi itu bukan berarti lo harus jadi brengsek.
Lo cuma harus lebih waras dalam mendefinisikan “baik”. Baik itu bukan tentang jadi malaikat, tapi tentang ngerti kapan harus bantu, kapan harus jaga jarak, dan kapan harus mikirin diri sendiri.
Jadilah baik yang tajam, bukan baik yang tumpul. Baik yang sadar bahwa hidup ini bukan novel drama Korea. Tapi juga jangan jadi sinis. Dunia masih ada celah buat orang baik, asal dia tahu caranya bertahan.
Karena pada akhirnya…
Hidup ini bukan soal jadi baik atau jahat, tapi soal siapa yang ngerti gimana cara main game-nya.
Kalau lo suka artikel ini, kasih cendol, rate, komen, share, atau seenggaknya simpen buat renungan pas insomnia.
Dan kalau lo penasaran sama tulisan-tulisan absurd tapi mencerahkan kayak gini, pantengin terus next post gue.
Sampai jumpa di artikel berikutnya, bro!
Tetep waras, tetep lucu, dan inget: baik aja gak cukup, harus ngerti juga!
Diubah oleh millenie 07-04-2025 06:41






igusavah17 dan 26 lainnya memberi reputasi
27
819
28


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan