Kaskus

News

jaguarxj220Avatar border
TS
jaguarxj220
Risiko Investasi RI Naik 12%, Rupiah Offshore Kini Rp17.339/US$
Bloomberg Technoz, Jakarta - Gejolak pasar keuangan global yang makin menghebat disulut oleh ketakutan akan dampak perang dagang yang melibatkan hampir semua negara di dunia, akan sulit dihindari oleh bursa domestik yang baru akan buka esok Selasa, usai libur panjang Lebaran 2025.

Para pemodal menaikkan pembelian premi risiko investasi di Indonesia, mengantisipasi kerugian yang kemungkinan membesar ketika pasar kembali dibuka besok. Hal itu terlihat dari pergerakan harga Credit Default Swap (CDS) Indonesia tenor 5 tahun pada Senin pagi ini yang melompat naik sampai 12% menyentuh level 118,77.

Pekan lalu, level CDS sudah di 106,16 dan mencatat kenaikan mingguan hingga 13,6%.

Level CDS saat ini menjadi yang tertinggi sejak 20 Maret 2023 ketika terjadi guncangan pasar akibat kejatuhan beberapa perbankan di Amerika Serikat (AS). Namun, harga premi CDS tersebut masih belum melampaui rekor tertinggi saat pandemi 2020 pecah. Kala itu CDS INDON-5Y melambung hingga level 232,89.

Credit Default Swap merupakan kontrak antara penjual dan pembeli CDS dengan membayar biaya (fixed premium) pada periode tertentu (maturity) dan kompensasi tertentu apabila terjadi credit event, yaitu kondisi kebangkrutan atau gagal bayar. Dengan kata lain, CDS adalah sejenis perlindungan/proteksi atas risiko kredit.

Kenaikan harga CDS mengindikasikan para investor menaikkan pembelian asuransi akan terjadinya kegagalan kredit sebuah institusi atau negara penerbit surat utang, karena menilai situasi saat ini lebih berisiko dari sebelumnya.

Surat utang diserbu

Kejatuhan harga saham dan aset-aset yang dinilai berisiko, memicu pergerakan modal global menyerbu aset-aset yang dinilai lebih aman.

Dalam episode 'tsunami Trump' kali ini, yen Jepang dan surat utang pemerintah terutama US Treasury, yang diterbitkan Pemerintah AS, jadi aset safe haven.

US Treasury di semua tenor pada sesi perdagangan Asia pagi ini, terpangkas hingga 15 basis poin untuk tenor pendek 2Y, menyentuh 3,534%.

Kurva imbal hasil membentuk bullish steepening yakni ketika yield tenor pendek turun lebih banyak ketimbang tenor panjang. Yield 10Y Treasury pagi ini juga turun, yaitu sebesar 9,2 bps di level 3,936%.

Bukan hanya Treasury saja yang jadi buruan. Obligasi Pemerintah Jepang, JGB, juga diserbu di mana yield di semua tenor tercatat turun terutama tenor 7Y dan 20Y yang terpangkas hingga 9,8 bps dan 8,3 bps pagi ini.

Obligasi Pemerintah Korea Selatan, KTB, bahkan turun yieldnya sampai 20,3 bps untuk tenor 3Y menyentuh 2,422%.

Sementara di belahan bumi selatan, obligasi Pemerintah Australia juga diserbu hingga harganya melonjak dan yield-nya terpangkas. Kurvanya membentuk bullish steepening di mana yield 2Y turun 9,3 bps pagi ini.

Penurunan yield US Treasury pagi ini, kembali memperlebar selisih imbal hasil dengan Surat Utang Negara RI. Yield spread pagi ini mencapai 306 basis poin. Pada penutupan pasar sebelum libur lebaran, yield SUN 10Y ada di level 7,004%.

Rupiah offshore terbenam

Kenaikan premi CDS pagi ini sulit dilepaskan dari gejolak pasar keuangan global yang makin menghebat dengan negara-negara besar seperti China, Uni Eropa melayangkan 'serangan' balasan pada AS di bawah Presiden Donald Trump yang telah menjatuhkan tarif besar-besaran pada hampir semua negara.

Gejolak itu telah merata merontokkan semua pasar saham di seluruh dunia. Indeks saham di Wall Street ambles ke level terendah sejak pandemi lima tahun silam pada pekan lalu.

Turbulensi berlanjut di Asia pagi ini di mana hampir semua bursa utama berjatuhan karena aksi jual para investor.

Valuta Asia juga amblas. Rupiah spot yang belum diperdagangkan karena pasar masih belum buka, sejauh ini masih terisolasi dari dampak gejolak.

Namun, pergerakan rupiah NonDeliverable Forward (NDF) di pasar mancanegara mungkin bisa menjadi cerminan apa yang akan melanda rupiah di pasar spot pada Selasa esok.

Rupiah NDF pagi ini 'rontok' semakin dalam menjebol Rp17.339/US$ pada pukul 09:24 WIB, ambles hampir 2% hanya dalam hitungan jam.

Sementara di pasar spot Asia, mayoritas mata uang melemah terhadap dolar dipimpin oleh ringgit dan peso yang ambles nilainya 0,75%. Sedangkan yen Jepang menguat 0,2% karena diburu sebagai aset aman para pemodal global.

Di bursa saham, tidak ada yang lolos dari tsunami jual. Indeks Hang Seng ambles 9,1%. Bursa saham di Jepang juga ambles hampir 8% pagi ini baik Nikkei maupun indeks Topix. Sementara indeks saham di Korea, Kospi dan Kosdaq yang tergerus 5%.

Bursa saham di China juga 'rontok' berjamaah. CSI 300 jatuh 4,8% pagi ini, disusul oleh Chinext Index yang tergerus hampir 7%.

Bursa saham di Taiwan juga tergulung tsunami global di mana indeks Taiex rontok 9,8% akibat saham-saham kakap semikonduktor juga Foxconn turun sampai 10%. Bursa saham Singapura juga jatuh terdalam sejak resesi akibat pandemi Covid-19.

Indeks MSCI Asia Pasifik amblas 6,3% pagi ini, seperti ditunjukkan oleh data Bloomberg.

https://www.bloombergtechnoz.com/det...i-rp17-339-us/


Kurs 17.500 akhirnya akan tercapai.. emoticon-Berduka (S)
Penasaran apakah surat utang Indonesia besok ikut diserbu seperti US, Jepang, Korsel, Australia?

Atau malah pada takut risikonya naik, terus dijual?
billy.ar15Avatar border
MemoryExpressAvatar border
aldonisticAvatar border
aldonistic dan 4 lainnya memberi reputasi
5
605
23
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan