- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita Luar Negeri
Puasa Intermiten Meningkatkan Gairah Seksual


TS
mnotorious19150
Puasa Intermiten Meningkatkan Gairah Seksual

KOMPAS.com - Puasa intermiten selama ini dikenal luas karena manfaatnya bagi penurunan berat badan dan kesehatan metabolik. Namun, sebuah studi terbaru mengungkapkan fakta menarik: pola makan ini juga bisa meningkatkan gairah seksual, khususnya pada pria.
Penelitian ini dilakukan oleh tim ilmuwan internasional dari German Center for Neurodegenerative Diseases (DZNE), Universitas Qingdao, dan University of Health and Rehabilitation Sciences di Tiongkok. Fokus awal studi sebenarnya adalah untuk melihat bagaimana puasa memengaruhi keturunan tikus jantan. Namun, hasil yang ditemukan justru mengejutkan.
Tikus Jantan Jadi Lebih Aktif Secara Seksual
Dalam penelitian tersebut, tikus jantan dewasa yang menjalani puasa intermiten jangka panjang ternyata menghasilkan jumlah keturunan yang jauh lebih banyak dibanding tikus yang makan secara bebas. Anehnya, lonjakan ini bukan disebabkan oleh kualitas sperma atau kadar hormon, melainkan peningkatan aktivitas seksual yang signifikan.
“Itu seperti pekerjaan detektif untuk menemukan penyebab sebenarnya,” ujar Dr. Dan Ehninger, peneliti utama dari DZNE. “Akhirnya kami menyadari bahwa penyebabnya adalah perilaku—tikus yang berpuasa menunjukkan lebih banyak kontak seksual dibandingkan yang makan bebas.”
Tikus-tikus ini menjalani siklus puasa 24 jam, di mana mereka hanya diberi makan satu hari, lalu hanya minum air keesokan harinya. Setelah beberapa bulan hidup terpisah dari tikus betina, mereka kemudian dipertemukan. Hasilnya: tikus yang menjalani puasa selama enam bulan menunjukkan aktivitas seksual yang jauh lebih tinggi dibanding kelompok kontrol.
Peran Serotonin dalam Gairah Seksual
Peneliti menemukan bahwa puasa menurunkan kadar serotonin—zat kimia otak yang berperan dalam pengaturan suasana hati dan juga menghambat perilaku seksual. Karena produksi serotonin bergantung pada triptofan, asam amino yang diperoleh dari makanan, maka puasa menyebabkan penurunan serotonin yang membuat tikus menjadi "lebih lepas secara seksual."
“Tikus-tikus ini, bisa dibilang, menjadi tidak terhambat secara seksual—pengendalian perilaku normalnya menurun,” jelas Ehninger.
Apakah Berlaku Juga untuk Manusia?
Meski penelitian ini dilakukan pada tikus, para peneliti percaya mekanisme yang sama bisa terjadi pada manusia. Apalagi, hubungan antara serotonin dan libido sudah lama diketahui. Misalnya, obat antidepresan seperti SSRI yang meningkatkan serotonin, sering kali menurunkan gairah seksual sebagai efek samping.
“Penelitian pada manusia merupakan langkah logis berikutnya, khususnya untuk pria yang mengalami penurunan hasrat seksual atau gangguan seperti Hypoactive Sexual Desire Disorder (HSDD),” kata Ehninger.
Ia juga menambahkan bahwa metode puasa lain seperti puasa 16:8 atau pembatasan kalori kronis bisa saja memberikan efek serupa, meski belum diteliti lebih lanjut.
Temuan ini membuka kemungkinan baru dalam penanganan masalah libido rendah, terutama pada pria lanjut usia. Walaupun masih perlu studi lebih lanjut pada manusia, puasa intermiten bisa menjadi terapi tambahan yang potensial untuk gangguan hasrat seksual.
“Puasa bisa saja menjadi tambahan yang berguna dalam pilihan pengobatan yang sudah ada,” tutup Ehninger.
kompas.com






itkgid dan 7 lainnya memberi reputasi
8
1.1K
19


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan