- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Cawe-cawe Jokowi di Kemenangan Gus Yahya Ketum PBNU, Said Aqil: Dia Tidak Senang Kal


TS
kecimprink
Cawe-cawe Jokowi di Kemenangan Gus Yahya Ketum PBNU, Said Aqil: Dia Tidak Senang Kal
Bongkar Cawe-cawe Jokowi di Kemenangan Gus Yahya sebagai Ketum PBNU, Said Aqil: Dia Tidak Senang Kalau Saya...

Jakarta, MI - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) periode 2010-2021 Said Aqil Siradj menyebutkan ada cawe-cawe dari Presiden RI ke-7 Joko Widodo alias Jokowi untuk menghalangi dirinya menjadi Ketua PBNU periode 2021-2026.
"Walah hasil Pak Jokowi tidak senang saya kalau saya ingin terpilih lagi di NU. Maka di Lampung semua itu ya diatur sehingga saya harus kalah," katanya dalam sebuah siniar Akbar Faizal Uncensored dinukil Monitorindonesia.com, Kamis (3/4/2025).
Dalam muktamar itu, Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya akhirnya menjadi pemenang dengan raihan 337 suara dan resmi menjadi Ketua Umum PBNU periode 2021-2026. Sementara Said Aqil Siradj hanya memperoleh 210 suara.
Terpilihnya Gus Yahya didapat setelah rapat pleno panjang yang digelar sejak Kamis malam, 23 Desember 2021 malam di Gedung Serbaguna Universitas Lampung. Rapat berjalan alot dan berlangsung hingga Jumat pagi.
Hasil ini memutuskan Said Aqil untuk tidak melanjutkan kepemimpinannya sebagai Ketua Umum PBNU. Pun, Said Aqil menambahkan bahwa dirinya tidak merasa sebesar Gus Dur dalam hal pengaruh dan keberanian menghadapi tekanan.
Menurtnya, Gus Dur pada Muktamar NU di Cipasum pada 1994 juga menghadapi ancaman besar dari kekuasaan Orde Baru, yang waktu itu dipimpin oleh Presiden Soeharto.
Saat itu, meskipun Gus Dur mendapat tekanan keras, ia tetap teguh dengan pendiriannya, bahkan dihalangi untuk naik ke panggung dalam acara pembukaan muktamar dan diberi perlakuan tidak menyenangkan lainnya.
“Saya tidak sebesar Gus Dur. Gus Dur waktu Muktamar Cipasum tahun 1994 juga ada gitu kan Pak Harto. Jangan sampai Gus Dur jadi. Dengan segala kekuatan, dengan segala saran. Ketika pembukaan naik di panggung mukul beduk Pak Harto mukul beduk. Gus Dur tidak dipersilakan ikut naik. Ketika selesai pembukaan minum teh di tempat istirahat."
"Gus Dur mau bergabung gak boleh. Koran yang mendukung Gustur tidak boleh masuk ke Tasik Malaya. Tapi yang menjelakkan Gustur masuk. Pelita waktu itu. Sampai segitunya lah. Ancaman dan tekanan. Tapi Gus Dur kuat,” timpalnya.
Meskipun merasa tidak sekuat Gus Dur, Said Aqil tetap menegaskan bahwa orang yang mempermainkan Nahdlatul Ulama (NU) akan mendapat balasan dari Tuhan. Meski dia mengakui bahwa tidak semua perkataan atau ancaman yang diterimanya bersifat logis, ia tetap percaya bahwa Allah tidak akan membiarkan orang yang mempermainkan NU.
“Orang yang mempermainkan Nahdlatul Ulama. Insya Allah ada balasannya. Tapi ini gak logis sih. Bukan perkataan yang logis. Tapi orang yang mempermainkan Nahdlatul Ulama. Allah tidak akan membiarkan,” tambahnya.
Dengan pernyataan ini, Said Aqil menunjukkan bahwa meskipun ia kalah dalam pemilihan di Muktamar NU 2021, ia tetap memiliki keyakinan bahwa perjuangan untuk NU dan umat Islam akan terus berlanjut, dan keadilan pada akhirnya akan datang.
Bantahan PBNU
Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Saifullah Yusuf atau Gus Ipul membantah adanya keterlibatan pihak luar dalam Muktamar PBNU ke-34, yang digelar di Lampung, Jumat, 24 Desember 2021. Menurut dia, agenda pemilihan Ketua Umum tersebut berlangsung secara demokratis.
"Pemilihannya demokratis, tergantung cara calon mendekati semua pihak," kata Gus Ipul, Kamis (3/4/2025)
Gus Ipul meyakinkan, proses pemilihan Ketua Umum PBNU telah sesuai dengan mekanisme internal organisasi, dalam hal ini mematuhi AD/ART yang telah ditetapkan. Para calon yang bertanding juga sudah sepersetujuan dari Rais Aam PBNU. "Kalau ada intervensi, kan bisa dilarang aja salah satu untuk maju oleh Rais Aam PBNU," lanjutnya.
Menurut Gus Ipul, isu soal adanya cawe-cawe pihak eksternal dalam pemilihan Ketua Umum PBNU merupakan hal yang biasa terjadi. Sebagai organisasi yang besar, dinamika politik semacam itu menurutnya adalah hal yang lumrah. "Setiap muktamar, selalu ada saja isu cawe-cawe," kata Gus Ipul.
Meskipun sering diterpa isu campur tangan orang luar dalam urusan internal organisasi, Gus Ipul menilai PBNU sudah memiliki mekanisme kuat untuk menghalau hal itu. "PBNU punya mekanisme untuk menahan cawe-cawe pihak luar," tandasnya.
https://monitorindonesia.com/nasiona...ang-kalau-saya

Jakarta, MI - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) periode 2010-2021 Said Aqil Siradj menyebutkan ada cawe-cawe dari Presiden RI ke-7 Joko Widodo alias Jokowi untuk menghalangi dirinya menjadi Ketua PBNU periode 2021-2026.
"Walah hasil Pak Jokowi tidak senang saya kalau saya ingin terpilih lagi di NU. Maka di Lampung semua itu ya diatur sehingga saya harus kalah," katanya dalam sebuah siniar Akbar Faizal Uncensored dinukil Monitorindonesia.com, Kamis (3/4/2025).
Dalam muktamar itu, Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya akhirnya menjadi pemenang dengan raihan 337 suara dan resmi menjadi Ketua Umum PBNU periode 2021-2026. Sementara Said Aqil Siradj hanya memperoleh 210 suara.
Terpilihnya Gus Yahya didapat setelah rapat pleno panjang yang digelar sejak Kamis malam, 23 Desember 2021 malam di Gedung Serbaguna Universitas Lampung. Rapat berjalan alot dan berlangsung hingga Jumat pagi.
Hasil ini memutuskan Said Aqil untuk tidak melanjutkan kepemimpinannya sebagai Ketua Umum PBNU. Pun, Said Aqil menambahkan bahwa dirinya tidak merasa sebesar Gus Dur dalam hal pengaruh dan keberanian menghadapi tekanan.
Menurtnya, Gus Dur pada Muktamar NU di Cipasum pada 1994 juga menghadapi ancaman besar dari kekuasaan Orde Baru, yang waktu itu dipimpin oleh Presiden Soeharto.
Saat itu, meskipun Gus Dur mendapat tekanan keras, ia tetap teguh dengan pendiriannya, bahkan dihalangi untuk naik ke panggung dalam acara pembukaan muktamar dan diberi perlakuan tidak menyenangkan lainnya.
“Saya tidak sebesar Gus Dur. Gus Dur waktu Muktamar Cipasum tahun 1994 juga ada gitu kan Pak Harto. Jangan sampai Gus Dur jadi. Dengan segala kekuatan, dengan segala saran. Ketika pembukaan naik di panggung mukul beduk Pak Harto mukul beduk. Gus Dur tidak dipersilakan ikut naik. Ketika selesai pembukaan minum teh di tempat istirahat."
"Gus Dur mau bergabung gak boleh. Koran yang mendukung Gustur tidak boleh masuk ke Tasik Malaya. Tapi yang menjelakkan Gustur masuk. Pelita waktu itu. Sampai segitunya lah. Ancaman dan tekanan. Tapi Gus Dur kuat,” timpalnya.
Meskipun merasa tidak sekuat Gus Dur, Said Aqil tetap menegaskan bahwa orang yang mempermainkan Nahdlatul Ulama (NU) akan mendapat balasan dari Tuhan. Meski dia mengakui bahwa tidak semua perkataan atau ancaman yang diterimanya bersifat logis, ia tetap percaya bahwa Allah tidak akan membiarkan orang yang mempermainkan NU.
“Orang yang mempermainkan Nahdlatul Ulama. Insya Allah ada balasannya. Tapi ini gak logis sih. Bukan perkataan yang logis. Tapi orang yang mempermainkan Nahdlatul Ulama. Allah tidak akan membiarkan,” tambahnya.
Dengan pernyataan ini, Said Aqil menunjukkan bahwa meskipun ia kalah dalam pemilihan di Muktamar NU 2021, ia tetap memiliki keyakinan bahwa perjuangan untuk NU dan umat Islam akan terus berlanjut, dan keadilan pada akhirnya akan datang.
Bantahan PBNU
Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Saifullah Yusuf atau Gus Ipul membantah adanya keterlibatan pihak luar dalam Muktamar PBNU ke-34, yang digelar di Lampung, Jumat, 24 Desember 2021. Menurut dia, agenda pemilihan Ketua Umum tersebut berlangsung secara demokratis.
"Pemilihannya demokratis, tergantung cara calon mendekati semua pihak," kata Gus Ipul, Kamis (3/4/2025)
Gus Ipul meyakinkan, proses pemilihan Ketua Umum PBNU telah sesuai dengan mekanisme internal organisasi, dalam hal ini mematuhi AD/ART yang telah ditetapkan. Para calon yang bertanding juga sudah sepersetujuan dari Rais Aam PBNU. "Kalau ada intervensi, kan bisa dilarang aja salah satu untuk maju oleh Rais Aam PBNU," lanjutnya.
Menurut Gus Ipul, isu soal adanya cawe-cawe pihak eksternal dalam pemilihan Ketua Umum PBNU merupakan hal yang biasa terjadi. Sebagai organisasi yang besar, dinamika politik semacam itu menurutnya adalah hal yang lumrah. "Setiap muktamar, selalu ada saja isu cawe-cawe," kata Gus Ipul.
Meskipun sering diterpa isu campur tangan orang luar dalam urusan internal organisasi, Gus Ipul menilai PBNU sudah memiliki mekanisme kuat untuk menghalau hal itu. "PBNU punya mekanisme untuk menahan cawe-cawe pihak luar," tandasnya.
https://monitorindonesia.com/nasiona...ang-kalau-saya






soelojo4503 dan 3 lainnya memberi reputasi
4
664
15


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan