Solo, Beritasatu.com – Ketua Exco Partai Buruh Jawa Tengah Aulia Hakim menilai, bos Sritex Iwan Kurniawan Lukminto masih punya harga Rp 50 triliun. Oleh karena itu, Iwan Lukminto harus membayar tunjangan hari raya (THR) buruh Sritex.

Dikatakan, sampai saat ini kawan-kawan kami di Sritex belum ada kepastian masalah pesangon dan THR 2025.

“Perlu kami sampaikan memang dalam hukum kepemailitian yang ada di Sritex ini adalah kewajiban kurator, tetapi kami hadir di sini ingin mengetuk hati nurani Pak Iwan Lukminto sekeluarganya bahwa kekayaan yang kami dapatkan data itu masih di atas Rp 50 triliun," ungkap Aulia saat aksi demo di rumah bos Sritex, Jumat (21/3/2025).

Aksi demonstrasi di rumah bos Sritex tersebut sebagai bentuk solidaritas memperjuangkan hak-hak para buruh. Meski pembayaran THR dan pesangon bukan sepenuhnya tanggung jawab pemilik perusahaan dalam kasus pailit, kewajiban tersebut berada di tangan kurator.

"Artinya Bapak Iwan Lukminto ayolah peduli dengan kawan-kawan Sukoharjo, kawan-kawan Solo Raya yang saat ini menjelang Lebaran mohon splitkan dana kalau kami berhitung hanya Rp 25 miliar," ujarnya.

Aksi demo digelar oleh Partai Buruh dan Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Jawa Tengah bersama buruh Sritex di depan rumah bos Sritex, Iwan Kurniawan Lukminto di Jalan Bhayangkara, Baron, Solo.

Selama demonstrasi, ratusan buruh Sritex membentangkan spanduk hingga melakukan aksi tidur di jalan. Mereka menuntut hak buruh PT Sritex agar mendapatkan THR paling lambat H-7 sebelum Lebaran 2025.

Salah satu spanduk bertuliskan "BAYAR PESANGON BURUH SRITEX" serta "BAYAR TUNJANGAN HARI RAYA THR BURUH SRITEX". Spanduk tersebut dibentang di depan rumah bos Sritex.

beritasatu.com