- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Stabilkan Rupiah, BI Borong SBN Rp70,7 Triliun pada Awal Tahun


TS
jaguarxj220
Stabilkan Rupiah, BI Borong SBN Rp70,7 Triliun pada Awal Tahun
Bloomberg Technoz, Jakarta - Bank Indonesia (BI) telah membeli Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp70,74 triliun hingga 18 Maret 2025.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan pembelian itu dilakukan melalui pasar sekunder sebesar Rp47,31 triliun dan pasar primer dalam bentuk Surat Perbendaharaan Negara (SPN), termasuk syariah, sebesar Rp23,43 triliun.
"Rp70,7 triliun itu sesuai dengan kebijakan moneter, BI tahun ini memang perlu ekspansi likuiditas nya, antara lain dengan beli SBN," ujar Perry dalam konferensi pers, Rabu (19/3/2025).
Menurut Perry, BI pada tahun ini memang perlu melakukan ekspansi likuiditas, yang antara lain dengan membeli SBN.
Ekspansi likuiditas dilakukan karena berhubungan dengan tugas melakukan stabilisasi melalui intervensi dengan menjual devisa dan menarik pasokan rupiah. Dalam kaitan itu, BI perlu melakukan pembelian SBN supaya rupiah kembali ke sistem keuangan.
"Jadi tidak usah gundah-gulana, memang pembelian SBN dalam rangka supaya moneternya, kami kebijakan moneternya pro stabilitas dan pertumbuhan. Artinya kami perlu ekspansi moneter," ujarnya.
Kendati demikian, Perry memastikan penggunaan hasil SBN merupakan kewenangan pemerintah.
Menyitir situs resmi Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, kepemilikan SBN oleh BI adalah Rp1.543,95 triliun atau setara 24,96% dari total outstanding SBN per 5 Maret 2025.
Angka itu lebih besar dibandingkan kepemilikan BI sebesar Rp1.519,6 triliun atau setara 24,55% dari total outstanding SBN per 28 Februari 2025.
Dalam kesempatan berbeda, Ekonom Bahana Sekuritas Putera Satria Sambijantoro mengatakan peningkatan kepemilkan SBN oleh BI justru berisiko membuat nilai tukar rupiah makin anjlok. Hal ini terjadi karena bertambahnya kepemilikan SBN oleh BI akan meningkatkan pasokan (supply) rupiah di pasar.
"Kalau misalnya BI melakukan pembelian SBN dalam jumlah sangat besar di pasar itu bisa berdampak pada nilai tukar. Justru malah menetralisir dampak dari intervensi BI di pasar valuta asing," ujar Satria kepada Bloomberg Technoz.
Sebelumnya, Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan bank sentral berencana membeli SBN senilai Rp150 triliun dari pasar sekunder pada 2025.
"Menurut bacaan kami untuk rencana operasi moneter 2025, setelah kita lihat berbagai perkembangan, uang primer, kebutuhan likuiditas dan segala macam, ada bagian dari rencana operasi moneter untuk ekspansi melalui penerbitan SBN dari pasar sekunder," ujarnya.
https://www.bloombergtechnoz.com/det...da-awal-tahun/
Yang bilang Asing rame2 beli SBN ga sepenuhnya benar, malah SBN akhirnya dibeli BI sendiri.
BI lalu "mengecer"-nya lewat Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) yang tenor-nya lebih pendek.
Asing ga mau invest tenor panjang lagi di Indonesia, khawatir bubar mungkin.
Btw, Bahana Sekuritas itu anak usaha IFG, salah satu BUMN yang mungkin nanti gabung Danantara.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan pembelian itu dilakukan melalui pasar sekunder sebesar Rp47,31 triliun dan pasar primer dalam bentuk Surat Perbendaharaan Negara (SPN), termasuk syariah, sebesar Rp23,43 triliun.
"Rp70,7 triliun itu sesuai dengan kebijakan moneter, BI tahun ini memang perlu ekspansi likuiditas nya, antara lain dengan beli SBN," ujar Perry dalam konferensi pers, Rabu (19/3/2025).
Menurut Perry, BI pada tahun ini memang perlu melakukan ekspansi likuiditas, yang antara lain dengan membeli SBN.
Ekspansi likuiditas dilakukan karena berhubungan dengan tugas melakukan stabilisasi melalui intervensi dengan menjual devisa dan menarik pasokan rupiah. Dalam kaitan itu, BI perlu melakukan pembelian SBN supaya rupiah kembali ke sistem keuangan.
"Jadi tidak usah gundah-gulana, memang pembelian SBN dalam rangka supaya moneternya, kami kebijakan moneternya pro stabilitas dan pertumbuhan. Artinya kami perlu ekspansi moneter," ujarnya.
Kendati demikian, Perry memastikan penggunaan hasil SBN merupakan kewenangan pemerintah.
Menyitir situs resmi Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, kepemilikan SBN oleh BI adalah Rp1.543,95 triliun atau setara 24,96% dari total outstanding SBN per 5 Maret 2025.
Angka itu lebih besar dibandingkan kepemilikan BI sebesar Rp1.519,6 triliun atau setara 24,55% dari total outstanding SBN per 28 Februari 2025.
Dalam kesempatan berbeda, Ekonom Bahana Sekuritas Putera Satria Sambijantoro mengatakan peningkatan kepemilkan SBN oleh BI justru berisiko membuat nilai tukar rupiah makin anjlok. Hal ini terjadi karena bertambahnya kepemilikan SBN oleh BI akan meningkatkan pasokan (supply) rupiah di pasar.
"Kalau misalnya BI melakukan pembelian SBN dalam jumlah sangat besar di pasar itu bisa berdampak pada nilai tukar. Justru malah menetralisir dampak dari intervensi BI di pasar valuta asing," ujar Satria kepada Bloomberg Technoz.
Sebelumnya, Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan bank sentral berencana membeli SBN senilai Rp150 triliun dari pasar sekunder pada 2025.
"Menurut bacaan kami untuk rencana operasi moneter 2025, setelah kita lihat berbagai perkembangan, uang primer, kebutuhan likuiditas dan segala macam, ada bagian dari rencana operasi moneter untuk ekspansi melalui penerbitan SBN dari pasar sekunder," ujarnya.
https://www.bloombergtechnoz.com/det...da-awal-tahun/
Yang bilang Asing rame2 beli SBN ga sepenuhnya benar, malah SBN akhirnya dibeli BI sendiri.
BI lalu "mengecer"-nya lewat Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) yang tenor-nya lebih pendek.
Asing ga mau invest tenor panjang lagi di Indonesia, khawatir bubar mungkin.
Btw, Bahana Sekuritas itu anak usaha IFG, salah satu BUMN yang mungkin nanti gabung Danantara.




superman313 dan kucingpilot2 memberi reputasi
2
377
16


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan