- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Soal Strategi Nirwawak, TNI AL Makin Diperhitungkan dan Dianggap Serombongan dengan


TS
beacuka1
Soal Strategi Nirwawak, TNI AL Makin Diperhitungkan dan Dianggap Serombongan dengan
Soal Strategi Nirwawak, TNI AL Makin Diperhitungkan dan Dianggap Serombongan dengan Elite Asia

ZONAJAKARTA.COM - Indonesia dinilai makin maju dalam membangun pertahanan lautnya, bahkan disebut serombongan dengan negara elite Asia, seperti China, Korea Selatan (Korsel), Iran, India, dan Jepang.
Ini tak lain karena Indonesia sudah serius membangun sistem pertahanan laut yang mengintegrasikan aset pesawat nirawak (UAV).
Lompatan pertahanan laut Indonesia itu terjadi setelah dilakukan kerja sama antara Indonesia dengan Turki untuk akuisisi dan produksi drone Bayraktar TB3 dan Akinci.
Kerja sama itu dilakukan pada 12 Februari 2025 antara perusahaan pertahanan. Turki, Baykar, dan holding company pertahanan Indonesia, Republikorp.
BACA JUGA:F-35 Makin Babak Belur, Gini Giliran Kanada Mengancam akan Menceraikannya
Yang membuat negara asing semakin memperhitungkan Indonesia, karena lewat kerja sama itu Indonesia tak hanya akan mengakuisisi 60 drone tempur Bayraktar TB3 dan 9 drone Akinci, tapi juga ada kerja sama produksi bersama.
Artinya, Indonesia tak hanya akan menjadi pembeli, tapi juga produsen Bayraktar TB3 dan Akinci yang merupakan drone serbu canggih yang sedang fenomenal.
Dengan kemampuan itu, Indonesia akan memiliki kemampuan pula membangun dan mengelola pertahanan laut berbasis pesawat nirawak atau drone yang memang menjadi tuntutan pertempuran modern.
Bayraktar TB3 merupakan drone yang berbasis laut, terutama dioperasikan lewat kapal induk.
BACA JUGA:China, Rusia, dan Iran Bicarakan Nuklir di Beijing untuk Desak AS Hentikan Sanksi kepada Teheran
Sebab itu, Indonesia juga berencana membeli kapal induk dan sudah mengincar Giuseppe Garabaldi dari Italia.
Ini menempatkan Indonesia serombongan dengan China, Korsel, dan Iran yang termasuk negara Asia paling awal dan maju mengembangkan teknologi dan strategi pertahanan berbasis nirawak.
Asia termasuk memiliki laut yang sangat luas dan berpotensi konflik.
Bagi China, potensi konflik terbesasr adalah di Laut China Selatan.
Bahkan, wilayah ini sejak lama dinilai bisa menimbulkan perang besar antara China dan Amerika Serikat beserta sekutunya, jika China menginvasi Taiwan.
Selain itu, China juga mengklaim sebagian besar wilayah Laut China Selatan, sehingga sering tumpang-tindih dengan wilayah negara ASEAN yang mendasarkan batas kedaulatan berdasarkan UNCLOS.
Potensi konflik ini juga dimiliki Indonesia yang wilayahnya juga sebagian besar berupa lautan.
Wajar jika Indonesia termasuk negara paling cepat merespons trend pertahanan berbasis drone.
BACA JUGA:Pesawat J-15 Momok Laut China Selatan Milik Angkatan Laut PLA Nyungsep ke Tanah dan Meledak
Di antara negara-negara Asia, China menjadi negara terdepan dalam pengerahan pesawat nirawak angkatan laut.
Militer China mengoperasikan berbagai sistem tanpa awak, termasuk UAV pengintai-serangan GJ-2 yang sering berpatroli di wilayah yang disengketakan seperti Laut Cina Selatan.
Pesawat nirawak ini berfungsi sebagai mata strategis di langit, memantau dengan saksama pergerakan AS dan sekutunya di wilayah tersebut.
Meningkatnya keberadaan pesawat nirawak China di dekat Jepang juga menimbulkan kekhawatiran.
Jet tempur F-15 Jepang sering dikerahkan untuk mencegat UAV China yang memasuki wilayah udara Jepang.
Selain itu, China secara aktif bereksperimen dengan kawanan pesawat nirawak, kelompok UAV kecil yang saling terhubung yang mampu beroperasi secara serempak.
BACA JUGA:Sebanyak 300 Juta Liter BBM Jet AS akan Ditimbun di Selatan Indonesia, Kini Bermasalah karena Tanpa Izin
Jika berhasil dikembangkan, teknologi tersebut dapat membanjiri pertahanan musuh melalui jumlah yang sangat banyak.
India juga meningkatkan kemampuan pesawat nirawak angkatan lautnya dengan menyewa dua pesawat nirawak SeaGuardian Amerika.
Drone buatan AS itu telah memainkan peran penting dalam memantau Samudra Hindia yang luas.
UAV ini telah membuktikan keefektifan operasionalnya, terutama dalam penyelamatan kapal dagang MV Ruen yang dibajak baru-baru ini.
Operasi yang dilakukan sejauh 1.400 kilometer dari pantai India ini melibatkan pesawat nirawak MQ-9 SeaGuardian yang menyediakan kemampuan intelijen real time untuk membantu pasukan komando angkatan laut dalam menetralisir ancaman.
Didorong keberhasilan pesawat nirawak sewaannya, India kini telah bergerak untuk membeli 31 UAV MQ-9B buatan AS.
Sebanyak 15 uni di antaranya akan dipakai untuk operasi angkatan laut, menemani drone Drishti 10 yang didapatkan India dari Hermes StarLiner milik Israel.
BACA JUGA:Karena Keangkuhannya, Jet F-35 Justru Makin "Diembargo" Negara-negara Sekutu Amerika
Pasukan Bela Diri Maritim Jepang (JMSDF) juga telah memprioritaskan pengintegrasian pesawat nirawak ke dalam operasi angkatan lautnya.
Seperti India, Jepang mengoperasikan MQ-9B SeaGuardian untuk merespons aktivitas dan manuver kapal-kapal China di sekitar Okinawa.
Sejak Mei 2023, JMSDF telah menguji UAV General Atomics SeaGuardian di Pangkalan Udara Hachinohe dan Kanoya.
Operasi uji coba ini telah mengonfirmasi keefektifan UAV dalam pengawasan dan pengintaian jarak jauh, yang selanjutnya memperkuat perannya dalam kerangka keamanan maritim Jepang.
Korsel adalah negara Asia lain yang ingin berinvestasi besar dalam teknologi drone.
Pada 12 November 2024, Angkatan Laut Republik Korea (ROKN) melakukan uji coba lepas landas yang sukses terhadap drone General Atomics “Mojave” dari kapal serbu amfibi ROKS Dokdo.
BACA JUGA

Uji coba ini menandakan potensi pergeseran ke arah adaptasi kapal kelas Dokdo untuk operasi kapal induk drone.
Negara Asia lain yang maju dalam teknologi drone adalah Iran.
Negara ini bahkan muncul sebagai pemain kunci dalam pengembangan pesawat nirawak angkatan laut.
Pada Februari 2025, Iran meluncurkan kapal perang pengangkut pesawat nirawak pertamanya, Shahid Bagheri.
Kapal yang dilengkapi landasan pacu sepanjang 180 meter ini dirancang untuk mengoperasikan berbagai pesawat nirawak, termasuk drone Ababil-3, Mohajer-6, dan pesawat nirawak Qaher-313 yang memiliki kemampuan siluman. ***
https://www.zonajakarta.com/nasional...te-asia?page=3
Sip
0
305
23


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan