- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Neraca Dagang RI Diramal Surplus Lagi, Hampir 5 Tahun Tak Defisit


TS
kucingpilot2
Neraca Dagang RI Diramal Surplus Lagi, Hampir 5 Tahun Tak Defisit

Bloomberg Technoz, Jakarta - Ekspor dan impor Indonesia diperkirakan tumbuh positif pada Februari. Neraca perdagangan pun sepertinya akan kembali mencetak surplus.
Badan Pusat Statistik (BPS) dijadwalkan merilis data perdagangan internasional Indonesia periode Februari pada Senin (17/3/2025). Konsensus pasar yang dihimpun Bloomberg menghasilkan median proyeksi pertumbuhan ekspor bulan lalu sebesar 7,34% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy),
Jika terwujud, maka lebih baik ketimbang pertumbuhan Januari yang sebesar 4,68% yoy. Pertumbuhan 7,34% yoy juga akan menjadi yang tertinggi dalam 3 bulan terakhir.
Kenaikan harga sejumlah komoditas unggulan ekspor Indonesia terjadi pada Februari. Harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO), misalnya. Sepanjang Februari, harga CPO naik 5,18% secara point-to-point.
CPO adalah salah satu komoditas andalan ekspor Indonesia. Sepanjang 2024, nilai ekspor produk lemak dan minyak hewan/nabati (yang didominasi oleh CPO) adalah US$ 26,82 miliar. Angka itu setara dengan 10,78% dari total ekspor non-migas Indonesia.
Impor Tumbuh Usai 'Tiarap'
Adapun impor juga diperkirakan tumbuh positif pada Februari setelah sempat terkontraksi (tumbuh negatif) pada bulan sebelumnya. Konsensus pasar yang dihimpun Bloomberg menghasilan median proyeksi pertumbuhan impor pada Februari sebesar 1,2% yoy.
Meski impor tumbuh terbatas, tetapi lebih baik ketimbang Januari yang tekontraksi 2,67% yoy.
Mayoritas impor Indonesia, lebih dari 90%, adalah bahan baku/penolong dan barang modal untuk keperluan industri dalam negeri. Jadi kalau performa industri baik, maka impor juga akan terungkit.
Kebetulan itu yang terjadi. S&P Global melaporkan, aktivitas manufaktur yang diukur dengan Purchasing Managers’ Index (PMI) di Indonesia periode Februari berada di 53,6. Naik dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 51,9 dan menjadi yang tertinggi dalam 11 bulan terakhir.
"Sektor manufaktur Indonesia membaik pada pertengahan kuartal I-2025. Pemesanan baru (new orders) tumbuh kuat, tercepat dalam hampir setahun. Produksi (output) pun meningkat, demikian pula pembelian bahan baku dan rekrutmen karyawan," sebut laporan S&P Global
Bahkan, peningkatan tenaga kerja pada Februari menjadi yang tertinggi sepanjang sejarah pencatatan.
"Ke depan, dunia usaha melaporkan optimisme yang kuat. Ekspektasi tumbuh ke posisi tertinggi dalam hampir 3 tahun," lanjut laporan S&P Global.
Neraca Dagang Surplus Lagi?
Pertumbuhan ekspor dan impor juga diperkirakan belum mengancam neraca perdagangan. Konsensus pasar yang dihimpun Bloomberg menghasilkan median proyeksi neraca perdagangan untuk Februari surplus US$ 2,24 miliar.
Surplus ini memang menyusut dibandingkan Januari US$ 3,45 miliar. Namun sudah cukup untuk mengantar neraca perdagangan Indonesia menuju surplus 58 bulan beruntun atau nyaris 5 tahun tidak pernah defisit.
Surplus neraca perdagangan tentu membantu perbaikan sektor eksternal Indonesia. Terlihat dari defisit transaksi berjalan (current account) yang menipis.
Pada kuartal IV-2024, defisit transaksi berjalan Indonesia tercatat US$ 1,1 miliar atau 0,3% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Turun dibandingkan kuartal sebelumnya yakni US$ 2 miliar (0,6% PDB).
Untuk 2025, defisit transaksi berjalan diperkirakan bisa terjaga stabil di rentang 0,5–1,3% PDB. Salah satunya karena neraca perdagangan yang terus surplus.
bloombergtechnoz.com
0
442
39


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan