- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Ironisnya Siswa Ditendang Polisi hingga Meninggal, Polres Asahan Tak Buka CCTV


TS
nayeon.pop.pop
Ironisnya Siswa Ditendang Polisi hingga Meninggal, Polres Asahan Tak Buka CCTV
*judul dipotong karena terlalu panjang (lebih dari 85 karakter)
Kalian masih percaya sama polisi??? Saya sih enggak
Dan konyol sekali kalau masih ada yang bela institusi laknat ini dengan segala kebobrokannya... yang rudapaksa anak kecil & ngupload videonya lah, yang nembak & aniaya pelajar lah, yang jualan narkoba lah
Lebih konyol lagi kalau pemerintah gak berbuat apa2 dan memilih diam dengan kebobrokan institusi yang satu ini
Udah bener kalau ada mahasiswa2 yang berani nyemprot asap knalpot ke mereka
Quote:
Ironisnya Siswa Ditendang Polisi hingga Meninggal, Polres Asahan Tak Buka CCTV Sebut Positif Narkoba
Tayang: Kamis, 13 Maret 2025 10:21 WIB
Editor: Rita Lismini

TRIBUNBENGKULU.COM - Ironisnya Pandu Brata Siregar (18) seorang siswa sekolah menengah atas (SMA) di Kabupaten Asahan yang meninggal setelah diduga ditendang oleh oknum polisi, malah dituding positif narkoba.
Namun tudingan polisi soal Pandu gunakan pakai narkoba dibantah keluarga korban.
Sebelumnya, Polres Asahan melalui Kasi Humas Polres Asahan, IPTU Anwar Sanusi mengungkap soal korban yang disebut positif narkoba melalui press rilisnya, Rabu (12/3/2025).
"Saat diamankan, Kanit Reskrim Polsek Simpang Empat curiga gerak-gerik yang bersangkutan, dan melakukan tes urine, dan ternyata positif," ungkap Kasi Humas Polres Asahan, IPTU Anwar Sanusi dikutip dari Tribun Medan.
Mendengar pernyataan tersebut, keluarga korban mengaku apa yang diungkapkan oleh Kasi Humas Polres Asahan tersebut sebuah fitnah yang kejam.
Sebab, menurutnya, Pandu merupakan anak yang memiliki pola hidup sehat dan tidak pernah menyentuh hal-hal yang aneh.
"Fitnah, itu tidak benar. Karena saya setiap hari dengan korban. Saya tau persis kehidupan dia (korban). Jangankan sabu, Rokokpun tidak," ungkap kerabat korban yang ingin identitasnya di rahasiakan.
Menurutnya, perbuatannya tersebut sangat keji dan tidak manusiawi. Sebab, Pandu memiliki cita-cita sebagai angkatan bersenjata Indonesia.
"Dia ini mau masuk TNI. Dia juga bukan anak yang nakal, saya tau dia juga pelari, dia berprestasi. Terbukti, setiap dia ikuti lomba, dia selalu juara. Dimana dia narkobanya," ungkapnya.
Sementara, rekan korban dan juga saksi mata mengaku, sempat menemani korban di Polsek Simpang Empat saat sedang diambil tes urinenya.
Menurutnya, tes urine yang dilakukan oleh unit Reskrim Polsek Simpang Empat itu sempat negatif dan diulang sebanyak dua kali.
"Saya tau, dua kali dia ini di tes. Pertama negatif, kemudian yang kedua samar-samar. Kami keluar duduk didepan ruangan Kanit Intel, kemudian dia dipanggil masuk dan dinyatakan positif narkoba," ungkap siswa kelas 12 SMA tersebut.
Anak yang masih berusia 18 tahun ini mengaku, korban telah mempersiapkan diri untuk mencoba tes TNI apabila tamat sekolah.
Polisi tak Perlihatkan CCTV
Polres Asahan tak mampu memberikan CCTV penangkapan terhadap korban Pandu Brata Siregar (18) seorang pelajar di sekolah menengah atas (SMA) di Asahan yang diduga ditendang oleh oknum polisi.
Berdasarkan keterangan Kasi Humas Polres Asahan, IPTU Anwar Sanusi, terdapat CCTV yang memperlihatkan bahwa anak itu diamankan dalam kondisi baik.
Namun, cctv yang dihadirkan oleh Polres Asahan, merupakan CCTV saat korban masuk dan keluar dari Polsek Simpang Empat setelah diamankan petugas.
"Di TKP, karena itu pedesaan dan suasana gelap, kemungkinan CCTV tidak ada. Berdasarkan hasil keterangan sebelumnya, jarak antara mobil patroli petugas dan yang bersangkutan lompat dari sepeda motor ada 50 meter artinya tidak ada kontak fisik saat pengejaran," kata Kasi Humas Polres Asahan.
Disinggung tribun-medan.com, terkait adanya rontsen yang diterima memperlihatkan beberapa luka dalam, polisi masih belum melakukan klarifikasi terhadap hal tersebut.
"Dimedia sosial ada saya lihat, tapi nanti kami juga akan mengecek langsung ke rumah sakit terkait itu. Dapat ga nanti pihak rumah sakit yang bisa menjelaskan kalau ada tindakan penganiayaan atau tindakan kekerasan lainnya akan kami lakukan pemeriksaan lebih lanjut," katanya.
Jelas Sanusi, saat penangkapan tersebut, terdapat dua tim. Satu tim menggunakan sepeda motor, dan tim lainnya menggunakan mobil patroli Polsek Simpang Empat.
"Yang tim Reskrim menggunakan sepeda motor, dan yang tim patroli menggunakan mobil patroli," katanya.
Sebelumnya, PBS (18) meninggal dunia setelah diduga dianiaya oleh oknum polisi. Dikabarkan, korban mengalami kekerasan yang dilakukan oleh oknum polisi setelah menonton balap lari pada Minggu (9/3/2025) malam.
Dijelaskan salah seorang kerabat yang tak ingin disebutkan namanya ini, korban sempat mengaku ditendang sebanyak dua kali oleh oknum.
"Jadi awalnya dia ini nonton balap lari sama teman-temannya, di dekat PT Sintong. Kemudian, ada polisi dua sepeda motor ngejar bubarkan balap itu. Karena kewalahan, mereka satu sepeda motor tarik lima," ungkap keluarga korban, Selasa (11/3/2025).
Selanjutnya, terjadi aksi kejar-kejaran antara diduga polisi dengan sepeda motor yang ditumpangi oleh korban.
"Setelah dikejar, satu orang lompat kemudian lari. Lepas dari kejaran polisi. Saat korban yang lompat, terjatuh dan pengakuan korban saat itu langsung ditendang sebanyak dua kali," ungkapnya.
Setelah diamankan, korban. Sempat dibawa ke Polsek Simpang Empat dan dijemput dan dibawa berobat.
"Berdasarkan hasil pemeriksaan rumah sakit, diagnosa dari dokter itu ada yang bocor bagian dalamnya. Kalau tidak salah lambungnya," ungkapnya.
Katanya, terdapat beberapa luka lain dibagian kepala dan wajah korban. Kini, keluarga masih berembuk terkait rencana melaporkan kejadian ini ke Propam Polres Asahan.
"Korban ini anak yatim piatu. Saat ini sudah dalam proses pemakaman, laporan ini kami masih pertimbangkan apakah akan membuat laporan karena masalah biaya juga," katanya.
https://bengkulu.tribunnews.com/2025...ositif-narkoba
Tayang: Kamis, 13 Maret 2025 10:21 WIB
Editor: Rita Lismini

TRIBUNBENGKULU.COM - Ironisnya Pandu Brata Siregar (18) seorang siswa sekolah menengah atas (SMA) di Kabupaten Asahan yang meninggal setelah diduga ditendang oleh oknum polisi, malah dituding positif narkoba.
Namun tudingan polisi soal Pandu gunakan pakai narkoba dibantah keluarga korban.
Sebelumnya, Polres Asahan melalui Kasi Humas Polres Asahan, IPTU Anwar Sanusi mengungkap soal korban yang disebut positif narkoba melalui press rilisnya, Rabu (12/3/2025).
"Saat diamankan, Kanit Reskrim Polsek Simpang Empat curiga gerak-gerik yang bersangkutan, dan melakukan tes urine, dan ternyata positif," ungkap Kasi Humas Polres Asahan, IPTU Anwar Sanusi dikutip dari Tribun Medan.
Mendengar pernyataan tersebut, keluarga korban mengaku apa yang diungkapkan oleh Kasi Humas Polres Asahan tersebut sebuah fitnah yang kejam.
Sebab, menurutnya, Pandu merupakan anak yang memiliki pola hidup sehat dan tidak pernah menyentuh hal-hal yang aneh.
"Fitnah, itu tidak benar. Karena saya setiap hari dengan korban. Saya tau persis kehidupan dia (korban). Jangankan sabu, Rokokpun tidak," ungkap kerabat korban yang ingin identitasnya di rahasiakan.
Menurutnya, perbuatannya tersebut sangat keji dan tidak manusiawi. Sebab, Pandu memiliki cita-cita sebagai angkatan bersenjata Indonesia.
"Dia ini mau masuk TNI. Dia juga bukan anak yang nakal, saya tau dia juga pelari, dia berprestasi. Terbukti, setiap dia ikuti lomba, dia selalu juara. Dimana dia narkobanya," ungkapnya.
Sementara, rekan korban dan juga saksi mata mengaku, sempat menemani korban di Polsek Simpang Empat saat sedang diambil tes urinenya.
Menurutnya, tes urine yang dilakukan oleh unit Reskrim Polsek Simpang Empat itu sempat negatif dan diulang sebanyak dua kali.
"Saya tau, dua kali dia ini di tes. Pertama negatif, kemudian yang kedua samar-samar. Kami keluar duduk didepan ruangan Kanit Intel, kemudian dia dipanggil masuk dan dinyatakan positif narkoba," ungkap siswa kelas 12 SMA tersebut.
Anak yang masih berusia 18 tahun ini mengaku, korban telah mempersiapkan diri untuk mencoba tes TNI apabila tamat sekolah.
Polisi tak Perlihatkan CCTV
Polres Asahan tak mampu memberikan CCTV penangkapan terhadap korban Pandu Brata Siregar (18) seorang pelajar di sekolah menengah atas (SMA) di Asahan yang diduga ditendang oleh oknum polisi.
Berdasarkan keterangan Kasi Humas Polres Asahan, IPTU Anwar Sanusi, terdapat CCTV yang memperlihatkan bahwa anak itu diamankan dalam kondisi baik.
Namun, cctv yang dihadirkan oleh Polres Asahan, merupakan CCTV saat korban masuk dan keluar dari Polsek Simpang Empat setelah diamankan petugas.
"Di TKP, karena itu pedesaan dan suasana gelap, kemungkinan CCTV tidak ada. Berdasarkan hasil keterangan sebelumnya, jarak antara mobil patroli petugas dan yang bersangkutan lompat dari sepeda motor ada 50 meter artinya tidak ada kontak fisik saat pengejaran," kata Kasi Humas Polres Asahan.
Disinggung tribun-medan.com, terkait adanya rontsen yang diterima memperlihatkan beberapa luka dalam, polisi masih belum melakukan klarifikasi terhadap hal tersebut.
"Dimedia sosial ada saya lihat, tapi nanti kami juga akan mengecek langsung ke rumah sakit terkait itu. Dapat ga nanti pihak rumah sakit yang bisa menjelaskan kalau ada tindakan penganiayaan atau tindakan kekerasan lainnya akan kami lakukan pemeriksaan lebih lanjut," katanya.
Jelas Sanusi, saat penangkapan tersebut, terdapat dua tim. Satu tim menggunakan sepeda motor, dan tim lainnya menggunakan mobil patroli Polsek Simpang Empat.
"Yang tim Reskrim menggunakan sepeda motor, dan yang tim patroli menggunakan mobil patroli," katanya.
Sebelumnya, PBS (18) meninggal dunia setelah diduga dianiaya oleh oknum polisi. Dikabarkan, korban mengalami kekerasan yang dilakukan oleh oknum polisi setelah menonton balap lari pada Minggu (9/3/2025) malam.
Dijelaskan salah seorang kerabat yang tak ingin disebutkan namanya ini, korban sempat mengaku ditendang sebanyak dua kali oleh oknum.
"Jadi awalnya dia ini nonton balap lari sama teman-temannya, di dekat PT Sintong. Kemudian, ada polisi dua sepeda motor ngejar bubarkan balap itu. Karena kewalahan, mereka satu sepeda motor tarik lima," ungkap keluarga korban, Selasa (11/3/2025).
Selanjutnya, terjadi aksi kejar-kejaran antara diduga polisi dengan sepeda motor yang ditumpangi oleh korban.
"Setelah dikejar, satu orang lompat kemudian lari. Lepas dari kejaran polisi. Saat korban yang lompat, terjatuh dan pengakuan korban saat itu langsung ditendang sebanyak dua kali," ungkapnya.
Setelah diamankan, korban. Sempat dibawa ke Polsek Simpang Empat dan dijemput dan dibawa berobat.
"Berdasarkan hasil pemeriksaan rumah sakit, diagnosa dari dokter itu ada yang bocor bagian dalamnya. Kalau tidak salah lambungnya," ungkapnya.
Katanya, terdapat beberapa luka lain dibagian kepala dan wajah korban. Kini, keluarga masih berembuk terkait rencana melaporkan kejadian ini ke Propam Polres Asahan.
"Korban ini anak yatim piatu. Saat ini sudah dalam proses pemakaman, laporan ini kami masih pertimbangkan apakah akan membuat laporan karena masalah biaya juga," katanya.
https://bengkulu.tribunnews.com/2025...ositif-narkoba
Quote:
Prihatin Kasus Pandu, Pengacara di Asahan Tawarkan Bantuan Hukum Cuma-cuma
Redaktur Andi
Jumat, 14 Maret 2025 11.26
Asahan, MISTAR.ID
Kasus Pandu Brata Siregar, pelajar yang diduga dianiaya oleh oknum Polisi di Asahan karena menonton balap lari hingga meninggal dunia membuat banyak pihak prihatin dan simpati.
Kejadian yang dialami oleh pelajar SMA tersebut mendapatkan perhatian yang besar dari publik yang masih mengharapkan agar persoalan itu ditindaklanjuti dan bisa terbuka sehingga mengemukakan fakta yang ada.
Menanggapi hal tersebut, salah seorang pengacara di Kisaran Kabupaten Asahan, Thomy Faisal Pane yang akrab disapa ‘pendekar hukum’ memberikan respons bantuan hukum cuma-cuma bagi keluarga korban.
“Banyak masyarakat yang sebenarnya menanti kelanjutan persoalan ini dan berharap agar masalah ini bisa terbuka secara terang benderang. Apalagi ada narasi oknum disitu yang diduga melakukan penganiayaan terhadap korban. Saya pikir, ini harus diungkap ke hadapan publik,” kata Thomy Faisal kepada wartawan, Jumat (14/3/2025).
Atas dasar itu, mantan anggota DPRD Asahan ini kemudian siap untuk memberikan pendampingan hukum secara cuma-cuma kepada keluarga korban Pandu Brata Siregar.
Baca Juga: Polisi Sebut Pandu Positif saat Tes Urine, Rekan Korban: Merokok pun Enggak!
“Bagi siapapun yang bisa terhubung dengan keluarga korban, bisa menghubungi saya. Akan saya berikan bantuan hukum cuma-cuma,” ujarnya.
Sementara itu, pihak keluarga melalui abang sepupu korban Supriono Siregar mengucapkan terima kasih atas kepedulian dan dukungan yang diberikan terhadap almarhum.
“Kami pihak keluarga sangat menyampaikan terima kasih atas gerakan dan doa yang sudah diberikan ini,” katanya.
Kendati demikian, saat ini pihak keluarga masih mempertimbangkan dan bermusyawarah terkait tindak lanjut kasus tersebut.
"Ada keluarga yang meminta untuk diusut dan ada yang memutuskan untuk diikhlaskan saja. Inilah yang kami belum bisa memutuskan dari pihak keluarga, apakah menempuh jalur hukum atau bagaimana," ucapnya. (perdana/hm18)
https://mistar.id/news/asahan/prihat...hukum-cumacuma
Redaktur Andi
Jumat, 14 Maret 2025 11.26
Asahan, MISTAR.ID
Kasus Pandu Brata Siregar, pelajar yang diduga dianiaya oleh oknum Polisi di Asahan karena menonton balap lari hingga meninggal dunia membuat banyak pihak prihatin dan simpati.
Kejadian yang dialami oleh pelajar SMA tersebut mendapatkan perhatian yang besar dari publik yang masih mengharapkan agar persoalan itu ditindaklanjuti dan bisa terbuka sehingga mengemukakan fakta yang ada.
Menanggapi hal tersebut, salah seorang pengacara di Kisaran Kabupaten Asahan, Thomy Faisal Pane yang akrab disapa ‘pendekar hukum’ memberikan respons bantuan hukum cuma-cuma bagi keluarga korban.
“Banyak masyarakat yang sebenarnya menanti kelanjutan persoalan ini dan berharap agar masalah ini bisa terbuka secara terang benderang. Apalagi ada narasi oknum disitu yang diduga melakukan penganiayaan terhadap korban. Saya pikir, ini harus diungkap ke hadapan publik,” kata Thomy Faisal kepada wartawan, Jumat (14/3/2025).
Atas dasar itu, mantan anggota DPRD Asahan ini kemudian siap untuk memberikan pendampingan hukum secara cuma-cuma kepada keluarga korban Pandu Brata Siregar.
Baca Juga: Polisi Sebut Pandu Positif saat Tes Urine, Rekan Korban: Merokok pun Enggak!
“Bagi siapapun yang bisa terhubung dengan keluarga korban, bisa menghubungi saya. Akan saya berikan bantuan hukum cuma-cuma,” ujarnya.
Sementara itu, pihak keluarga melalui abang sepupu korban Supriono Siregar mengucapkan terima kasih atas kepedulian dan dukungan yang diberikan terhadap almarhum.
“Kami pihak keluarga sangat menyampaikan terima kasih atas gerakan dan doa yang sudah diberikan ini,” katanya.
Kendati demikian, saat ini pihak keluarga masih mempertimbangkan dan bermusyawarah terkait tindak lanjut kasus tersebut.
"Ada keluarga yang meminta untuk diusut dan ada yang memutuskan untuk diikhlaskan saja. Inilah yang kami belum bisa memutuskan dari pihak keluarga, apakah menempuh jalur hukum atau bagaimana," ucapnya. (perdana/hm18)
https://mistar.id/news/asahan/prihat...hukum-cumacuma
Quote:
GMKI Gelar Aksi Solidaritas Gerakan 1.000 Lilin untuk Pandu Brata
Redaktur Andi
Kamis, 13 Maret 2025 11.58

Asahan, MISTAR.ID
Kasus meninggalnya Pandu Brata Siregar yang diduga dianiaya oleh oknum Polisi di Asahan mendapat perhatian dari sejumlah pihak, salah satunya dari Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Cabang Asahan.
GMKI melakukan aksi solidaritas untuk siswa SMA Panti Budaya itu dengan menggelar gerakan 1.000 lilin Save Pandu Siregar di halaman Mapolres Asahan pada Rabu (12/3/2025) sekitar pukul 21.00 WIB.
Tidak hanya anggota GMKI, keluarga hingga beberapa rekan-rekan sekolah korban juga tampak hadir mengikuti gerakan 1.000 lilin tersebut.
“Gerakan solidaritas ini kami lakukan untuk adik kami yang bernama Pandu Brata Siregar. Kami sangat prihatin atas apa yang dia alami hingga meninggal dunia. Kami mendesak Polres Asahan untuk membuka persoalan ini secara terang benderang,” kata ketua GMKI Asahan, Chrisye Sitorus kepada wartawan Kamis (13/3/2025).
Baca Juga: Diduga Dianiaya Oknum Polisi, Siswa SMA di Kisaran Meninggal Dunia Usai Nonton Balap Lari
Sementara Supriono Siregar selaku keluarga korban mengucapkan terima kasih atas gerakan spontan yang diberikan oleh GMKI Asahan dan teman-teman korban.
“Kami pihak keluarga sangat menyampaikan terima kasih atas gerakan dan doa yang sudah diberikan ini,” katanya.
Terkait proses hukum, saat ini pihak keluarga masih mempertimbangkan dan bermusyawarah terkait tindak lanjut kasus tersebut.
"Ada keluarga yang meminta untuk diusut dan ada yang memutuskan untuk diikhlaskan saja. Inilah yang kami belum bisa memutuskan dari pihak keluarga, apakah menempuh jalur hukum atau bagaimana," ucapnya. (perdana/hm18)
https://mistar.id/news/peristiwa/gmk...uk-pandu-brata
Redaktur Andi
Kamis, 13 Maret 2025 11.58

Asahan, MISTAR.ID
Kasus meninggalnya Pandu Brata Siregar yang diduga dianiaya oleh oknum Polisi di Asahan mendapat perhatian dari sejumlah pihak, salah satunya dari Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Cabang Asahan.
GMKI melakukan aksi solidaritas untuk siswa SMA Panti Budaya itu dengan menggelar gerakan 1.000 lilin Save Pandu Siregar di halaman Mapolres Asahan pada Rabu (12/3/2025) sekitar pukul 21.00 WIB.
Tidak hanya anggota GMKI, keluarga hingga beberapa rekan-rekan sekolah korban juga tampak hadir mengikuti gerakan 1.000 lilin tersebut.
“Gerakan solidaritas ini kami lakukan untuk adik kami yang bernama Pandu Brata Siregar. Kami sangat prihatin atas apa yang dia alami hingga meninggal dunia. Kami mendesak Polres Asahan untuk membuka persoalan ini secara terang benderang,” kata ketua GMKI Asahan, Chrisye Sitorus kepada wartawan Kamis (13/3/2025).
Baca Juga: Diduga Dianiaya Oknum Polisi, Siswa SMA di Kisaran Meninggal Dunia Usai Nonton Balap Lari
Sementara Supriono Siregar selaku keluarga korban mengucapkan terima kasih atas gerakan spontan yang diberikan oleh GMKI Asahan dan teman-teman korban.
“Kami pihak keluarga sangat menyampaikan terima kasih atas gerakan dan doa yang sudah diberikan ini,” katanya.
Terkait proses hukum, saat ini pihak keluarga masih mempertimbangkan dan bermusyawarah terkait tindak lanjut kasus tersebut.
"Ada keluarga yang meminta untuk diusut dan ada yang memutuskan untuk diikhlaskan saja. Inilah yang kami belum bisa memutuskan dari pihak keluarga, apakah menempuh jalur hukum atau bagaimana," ucapnya. (perdana/hm18)
https://mistar.id/news/peristiwa/gmk...uk-pandu-brata
Kalian masih percaya sama polisi??? Saya sih enggak
Dan konyol sekali kalau masih ada yang bela institusi laknat ini dengan segala kebobrokannya... yang rudapaksa anak kecil & ngupload videonya lah, yang nembak & aniaya pelajar lah, yang jualan narkoba lah
Lebih konyol lagi kalau pemerintah gak berbuat apa2 dan memilih diam dengan kebobrokan institusi yang satu ini
Udah bener kalau ada mahasiswa2 yang berani nyemprot asap knalpot ke mereka
Diubah oleh nayeon.pop.pop 14-03-2025 16:25






Adit.m.n dan 5 lainnya memberi reputasi
6
580
Kutip
31
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan