- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Tren Kabur Aja Dulu, antara Self-Discovery atau Pelarian


TS
mabdulkarim
Tren Kabur Aja Dulu, antara Self-Discovery atau Pelarian
Tren 'Kabur Aja Dulu', antara 'Self-Discovery' atau Pelarian
Oleh: Rini Hairani
Editor: Ari Dwi P
12 Mar 2025 - 09:28
Pusat Pemberitaan
whatsapp sharing buttonfacebook sharing buttontwitter sharing buttonsharethis sharing button
Tren 'Kabur Aja Dulu', antara 'Self-Discovery' atau Pelarian
Ilustrasi seseorang bepergian (Foto: Freepik)
KBRN, Jakarta: Fenomena "kabur aja dulu" tengah menjadi tren di kalangan anak muda yang ingin mencari pengalaman baru. Clinical Psychologist, Annisa Axelta, menjelaskan keputusan ini bisa menjadi ajang self-discovery, tetapi berisiko jika hanya sebagai pelarian.
Annisa mengatakan, banyak yang menganggap bepergian ke luar negeri sebagai kesempatan mengenal diri lebih dalam. “Beberapa orang memilih kabur karena tekanan hidup di Tanah Air, menjadikan bepergian sebagai solusi menghindari masalah," kata Annisa dalam Webinar ‘#kaburajadulu: healing vs struggling’ di Zoom meeting, Selasa (11/3/2025).
Beberapa anak muda mengaku merasa lebih bebas saat tinggal di luar negeri. Mereka bisa menemukan komunitas baru dan menjauh dari tekanan keluarga maupun sosial yang membebani.
Beberapa anak muda merasa lebih bebas di luar negeri, tetapi ada juga yang mengalami culture shock dan kesulitan beradaptasi."Akibatnya, mereka justru merasa lebih terisolasi dan kesepian dibanding saat masih di Tanah Air,” ucap Annisa.

Clinical Psychologist, Annisa Axelta saat menjelaskan tentang tren "Kabur Aja Dulu" di kalangan anak muda dalam acara Webinar ‘#kaburajadulu: healing vs struggling’ di Zoom meeting, Selasa (11/3/2025) (Foto: Tangkapan Layar Zoom meeting)
Ia menegaskan, self-discovery itu penting, tetapi jangan sampai seseorang kehilangan pijakan dalam hidup. Sebelum pergi, seseorang perlu memastikan kesiapan mental dan rencana jangka panjang agar tidak terjebak dalam siklus yang sama.
Menurutnya, penting untuk membedakan antara keinginan mencari pengalaman dan kebutuhan untuk melarikan diri. Jika seseorang pergi tanpa tujuan jelas, masalah yang ditinggalkan bisa tetap menghantui di mana pun mereka berada.
Fenomena ini membuktikan bahwa 'kabur' bukan hanya soal tempat, tetapi juga cara seseorang menghadapi tantangan hidup. Pada akhirnya, apakah pergi akan membawa perubahan positif atau hanya menjadi pelarian, tergantung pada kesiapan individu tersebut. (Pitri Noviyanti)
https://www.rri.co.id/nasional/13831...-atau-pelarian
Tren masyarakat ingin melarikan diri dari Indonesia
Denny Indrayana siap memfasilitasi masyaraka yang ingin melarikan diri ke Australia
Ia juga pernah mendemo Mantan Presiden Jokowi di Australia
https://fajar.co.id/wp-content/uploa...946239897.webp
Oleh: Rini Hairani
Editor: Ari Dwi P
12 Mar 2025 - 09:28
Pusat Pemberitaan
whatsapp sharing buttonfacebook sharing buttontwitter sharing buttonsharethis sharing button
Tren 'Kabur Aja Dulu', antara 'Self-Discovery' atau Pelarian
Ilustrasi seseorang bepergian (Foto: Freepik)
KBRN, Jakarta: Fenomena "kabur aja dulu" tengah menjadi tren di kalangan anak muda yang ingin mencari pengalaman baru. Clinical Psychologist, Annisa Axelta, menjelaskan keputusan ini bisa menjadi ajang self-discovery, tetapi berisiko jika hanya sebagai pelarian.
Annisa mengatakan, banyak yang menganggap bepergian ke luar negeri sebagai kesempatan mengenal diri lebih dalam. “Beberapa orang memilih kabur karena tekanan hidup di Tanah Air, menjadikan bepergian sebagai solusi menghindari masalah," kata Annisa dalam Webinar ‘#kaburajadulu: healing vs struggling’ di Zoom meeting, Selasa (11/3/2025).
Beberapa anak muda mengaku merasa lebih bebas saat tinggal di luar negeri. Mereka bisa menemukan komunitas baru dan menjauh dari tekanan keluarga maupun sosial yang membebani.
Beberapa anak muda merasa lebih bebas di luar negeri, tetapi ada juga yang mengalami culture shock dan kesulitan beradaptasi."Akibatnya, mereka justru merasa lebih terisolasi dan kesepian dibanding saat masih di Tanah Air,” ucap Annisa.

Clinical Psychologist, Annisa Axelta saat menjelaskan tentang tren "Kabur Aja Dulu" di kalangan anak muda dalam acara Webinar ‘#kaburajadulu: healing vs struggling’ di Zoom meeting, Selasa (11/3/2025) (Foto: Tangkapan Layar Zoom meeting)
Ia menegaskan, self-discovery itu penting, tetapi jangan sampai seseorang kehilangan pijakan dalam hidup. Sebelum pergi, seseorang perlu memastikan kesiapan mental dan rencana jangka panjang agar tidak terjebak dalam siklus yang sama.
Menurutnya, penting untuk membedakan antara keinginan mencari pengalaman dan kebutuhan untuk melarikan diri. Jika seseorang pergi tanpa tujuan jelas, masalah yang ditinggalkan bisa tetap menghantui di mana pun mereka berada.
Fenomena ini membuktikan bahwa 'kabur' bukan hanya soal tempat, tetapi juga cara seseorang menghadapi tantangan hidup. Pada akhirnya, apakah pergi akan membawa perubahan positif atau hanya menjadi pelarian, tergantung pada kesiapan individu tersebut. (Pitri Noviyanti)
https://www.rri.co.id/nasional/13831...-atau-pelarian
Tren masyarakat ingin melarikan diri dari Indonesia
Denny Indrayana siap memfasilitasi masyaraka yang ingin melarikan diri ke Australia

Ia juga pernah mendemo Mantan Presiden Jokowi di Australia
https://fajar.co.id/wp-content/uploa...946239897.webp






scorpiolama dan 2 lainnya memberi reputasi
3
204
18


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan