- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita Luar Negeri
BREAKING NEWS: Mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte Ditangkap


TS
Novena.Lizi
BREAKING NEWS: Mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte Ditangkap
BREAKING NEWS: Mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte Ditangkap
Tayang: Selasa, 11 Maret 2025 10:58 WIB | Diperbarui: Selasa, 11 Maret 2025 11:27 WIB
DITANGKAP ICC - Mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte ditangkap diduga terkait kejatahan internasional dari ICC.
TRIBUNNEWS.COM, FILIPINA - Mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte ditahan pada Selasa (11/3/2025).
Penahanan dilakukan setelah pemerintah Filipina menerima surat perintah dari Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) untuk penangkapannya.
“Pagi ini, Interpol Manila menerima salinan resmi surat perintah penangkapan dari Mahkamah Kriminal Internasional (ICC),” demikian menurut pernyataan dari Kantor Komunikasi Kepresidenan Filipina dikutip dari CNN.
Duterte kembali ke ibu kota Filipina, Manila, pada hari Selasa dari Hong Kong setelah menyampaikan pidato berapi-api pada rapat umum kampanye di hari Minggu kepada diaspora Filipina di kota itu.
"Setibanya di sana, Jaksa Agung mengajukan pemberitahuan ICC untuk surat perintah penangkapan terhadap mantan Presiden atas kejahatan terhadap kemanusiaan," kata pernyataan itu.
Dia menambahkan bahwa mantan presiden tersebut saat ini berada dalam tahanan pihak berwenang.
Gara-gara Perangi Narkoba
Sebelumnya, Rodrigo Duterte, menyatakan di Hong Kong bahwa ia siap menghadapi kemungkinan penangkapan, menyusul laporan bahwa Mahkamah Kriminal Internasional (ICC) berencana mengeluarkan surat perintah terkait "perang melawan narkoba” yang ia galakkan saat menjabat presiden.
Perang melawan narkoba itu berlangsung selama bertahun-tahun di Filipina dan menelan ribuan korban jiwa.
"Perang melawan narkoba" merupakan kebijakan kampanye utama yang mengantarkan Duterte ke kursi kepresidenan pada 2016.
Sebagai mantan wali kota yang dikenal tegas dalam memberantas kejahatan, ia menepati janjinya untuk membunuh ribuan pengedar narkoba yang kerap ia suarakan dalam pidato-pidato berapi-apinya.
Kebijakannya membunuh para bandar narkoba saat itu dianggap sebagai kejahatan kemanusiaan.
Kampanye di Hongkong
Akhir pekan ini, Duterte mengunjungi Hongkong untuk berpidato dalam kampanye yang dihadiri ribuan pekerja Filipina.
Dia ke negara itu untuk mencari dukungan bagi para kandidat senatornya dalam pemilu paruh waktu Filipina yang akan datang.
"Dengan asumsi bahwa (surat perintah) itu benar, mengapa saya melakukannya? Untuk diri saya sendiri? Untuk keluarga saya? Untuk Anda dan anak-anak Anda, dan untuk bangsa kita," kata Duterte dalam rapat umum itu.
"Jika ini benar-benar takdir hidup saya, tidak apa-apa, saya akan menerimanya. Mereka dapat menangkap saya, memenjarakan saya."
"Apa salah saya? Saya melakukan segalanya demi perdamaian dan kehidupan yang tenang bagi rakyat Filipina," katanya kepada para pendukung yang bersorak di Stadion Southorn, di pusat Hong Kong.
Ia tampil bersama putrinya, Wakil Presiden Filipina, Sara Duterte.
Satuan polisi elit Hong Kong untuk melindungi para VIP ditempatkan di sekitar hotel tempat Duterte menginap, menurut seorang saksi mata Reuters.
Dalam sidang kongres tahun lalu terkait tindakan kerasnya terhadap narkoba yang menelan banyak korban, Duterte menegaskan bahwa ia tidak takut pada ICC.
Ia bahkan menantang lembaga tersebut untuk "mempercepat" penyelidikannya.
Duterte yang dikenal kerap tampil berapi-api, secara sepihak menarik Filipina dari perjanjian pembentukan ICC pada 2019, setelah lembaga tersebut mulai menyelidiki dugaan pembunuhan di luar hukum yang terorganisir.
Keluarga Dinasti Duterte Dihabisi?
Perang keluarga dinasti politik di Filipina kerap terjadi.
Penangkapan Rodrigo Duterte terjadi setelah bulan lalu putrinya yakni Wakil Presiden Filipina Sara Duterte dimakzulkan oleh Senat Filipina.
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Filipina memakzulkan Duterte pada Rabu lalu (5/2/2025)
Sara Duterte dimakzulkan atas "pelanggaran konstitusi, pengkhianatan terhadap kepercayaan publik, korupsi, dan kejahatan besar lainnya."
Tuduhan yang dijabarkan dalam dokumen setebal 44 halaman termasuk dugaan rencana untuk membunuh Presiden, Ibu Negara Liza Marcos, dan Ketua DPR Martin Romualdez, sepupu Marcos.
Adapun 215 anggota DPR Filipina mendukung pengaduan keempat terhadap Wakil Presiden tersebut dan 25 lainnya kemudian menambahkan tanda tangan mereka pada pasal-pasal pemakzulan.
Namun demikian, keputusan pemakzulan tersebut tak bisa langsung diterapkan mengingat pihak senat Filipina menunda sidang pleno yang ada hingga 2 Juni tanpa mengambil tindakan terhadap pengaduan tersebut.
Senat Filipina nantinya akan memutuskan apakah Sara Duterete perlu dicabut dari jabatannya melalui sidang tersebut.
Jika terbukti bersalah dalam sidang Senat, dia akan dilarang untuk mencalonkan diri dalam jabatan publik di masa depan, sesuatu yang dapat dihindari jika dia mundur sebelumnya.
Escudero mengulang bahwa Senat tidak akan meminta sesi khusus dengan Presiden untuk mengadakan sidang pemakzulan.
Sementara itu, putri Rodrigo Duterte tersebut mengatakan bahwa kemungkinan untuk mencalonkan diri sebagai presiden pada 2028 tetap menjadi pertimbangan.
https://www.tribunnews.com/internasi...ngkap?page=all
Tayang: Selasa, 11 Maret 2025 10:58 WIB | Diperbarui: Selasa, 11 Maret 2025 11:27 WIB

DITANGKAP ICC - Mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte ditangkap diduga terkait kejatahan internasional dari ICC.
TRIBUNNEWS.COM, FILIPINA - Mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte ditahan pada Selasa (11/3/2025).
Penahanan dilakukan setelah pemerintah Filipina menerima surat perintah dari Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) untuk penangkapannya.
“Pagi ini, Interpol Manila menerima salinan resmi surat perintah penangkapan dari Mahkamah Kriminal Internasional (ICC),” demikian menurut pernyataan dari Kantor Komunikasi Kepresidenan Filipina dikutip dari CNN.
Duterte kembali ke ibu kota Filipina, Manila, pada hari Selasa dari Hong Kong setelah menyampaikan pidato berapi-api pada rapat umum kampanye di hari Minggu kepada diaspora Filipina di kota itu.
"Setibanya di sana, Jaksa Agung mengajukan pemberitahuan ICC untuk surat perintah penangkapan terhadap mantan Presiden atas kejahatan terhadap kemanusiaan," kata pernyataan itu.
Dia menambahkan bahwa mantan presiden tersebut saat ini berada dalam tahanan pihak berwenang.
Gara-gara Perangi Narkoba
Sebelumnya, Rodrigo Duterte, menyatakan di Hong Kong bahwa ia siap menghadapi kemungkinan penangkapan, menyusul laporan bahwa Mahkamah Kriminal Internasional (ICC) berencana mengeluarkan surat perintah terkait "perang melawan narkoba” yang ia galakkan saat menjabat presiden.
Perang melawan narkoba itu berlangsung selama bertahun-tahun di Filipina dan menelan ribuan korban jiwa.
"Perang melawan narkoba" merupakan kebijakan kampanye utama yang mengantarkan Duterte ke kursi kepresidenan pada 2016.
Sebagai mantan wali kota yang dikenal tegas dalam memberantas kejahatan, ia menepati janjinya untuk membunuh ribuan pengedar narkoba yang kerap ia suarakan dalam pidato-pidato berapi-apinya.
Kebijakannya membunuh para bandar narkoba saat itu dianggap sebagai kejahatan kemanusiaan.
Kampanye di Hongkong
Akhir pekan ini, Duterte mengunjungi Hongkong untuk berpidato dalam kampanye yang dihadiri ribuan pekerja Filipina.
Dia ke negara itu untuk mencari dukungan bagi para kandidat senatornya dalam pemilu paruh waktu Filipina yang akan datang.
"Dengan asumsi bahwa (surat perintah) itu benar, mengapa saya melakukannya? Untuk diri saya sendiri? Untuk keluarga saya? Untuk Anda dan anak-anak Anda, dan untuk bangsa kita," kata Duterte dalam rapat umum itu.
"Jika ini benar-benar takdir hidup saya, tidak apa-apa, saya akan menerimanya. Mereka dapat menangkap saya, memenjarakan saya."
"Apa salah saya? Saya melakukan segalanya demi perdamaian dan kehidupan yang tenang bagi rakyat Filipina," katanya kepada para pendukung yang bersorak di Stadion Southorn, di pusat Hong Kong.
Ia tampil bersama putrinya, Wakil Presiden Filipina, Sara Duterte.
Satuan polisi elit Hong Kong untuk melindungi para VIP ditempatkan di sekitar hotel tempat Duterte menginap, menurut seorang saksi mata Reuters.
Dalam sidang kongres tahun lalu terkait tindakan kerasnya terhadap narkoba yang menelan banyak korban, Duterte menegaskan bahwa ia tidak takut pada ICC.
Ia bahkan menantang lembaga tersebut untuk "mempercepat" penyelidikannya.
Duterte yang dikenal kerap tampil berapi-api, secara sepihak menarik Filipina dari perjanjian pembentukan ICC pada 2019, setelah lembaga tersebut mulai menyelidiki dugaan pembunuhan di luar hukum yang terorganisir.
Keluarga Dinasti Duterte Dihabisi?
Perang keluarga dinasti politik di Filipina kerap terjadi.
Penangkapan Rodrigo Duterte terjadi setelah bulan lalu putrinya yakni Wakil Presiden Filipina Sara Duterte dimakzulkan oleh Senat Filipina.
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Filipina memakzulkan Duterte pada Rabu lalu (5/2/2025)
Sara Duterte dimakzulkan atas "pelanggaran konstitusi, pengkhianatan terhadap kepercayaan publik, korupsi, dan kejahatan besar lainnya."
Tuduhan yang dijabarkan dalam dokumen setebal 44 halaman termasuk dugaan rencana untuk membunuh Presiden, Ibu Negara Liza Marcos, dan Ketua DPR Martin Romualdez, sepupu Marcos.
Adapun 215 anggota DPR Filipina mendukung pengaduan keempat terhadap Wakil Presiden tersebut dan 25 lainnya kemudian menambahkan tanda tangan mereka pada pasal-pasal pemakzulan.
Namun demikian, keputusan pemakzulan tersebut tak bisa langsung diterapkan mengingat pihak senat Filipina menunda sidang pleno yang ada hingga 2 Juni tanpa mengambil tindakan terhadap pengaduan tersebut.
Senat Filipina nantinya akan memutuskan apakah Sara Duterete perlu dicabut dari jabatannya melalui sidang tersebut.
Jika terbukti bersalah dalam sidang Senat, dia akan dilarang untuk mencalonkan diri dalam jabatan publik di masa depan, sesuatu yang dapat dihindari jika dia mundur sebelumnya.
Escudero mengulang bahwa Senat tidak akan meminta sesi khusus dengan Presiden untuk mengadakan sidang pemakzulan.
Sementara itu, putri Rodrigo Duterte tersebut mengatakan bahwa kemungkinan untuk mencalonkan diri sebagai presiden pada 2028 tetap menjadi pertimbangan.
https://www.tribunnews.com/internasi...ngkap?page=all
0
282
8


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan