- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Diskusi: #KaburAjaDulu, Tidak Nasionalis atau Bentuk Sikap Kritis?
TS
michaeljohnr875
Diskusi: #KaburAjaDulu, Tidak Nasionalis atau Bentuk Sikap Kritis?
Tanah air sedang diramaikan dengan dua peristiwa besar, yang masing-masingnya diwakili dengan tagar khusus, yaitu #IndonesiaGelap dan #KaburAjaDulu. Kedua tagar tersebut ramai digunakan di berbagai sosial media, terutama instagram dan twitter. Tapi kali ini saya ingin membahas tentang #KaburAjaDulu.
#KaburAjaDulu muncul sebagai bentuk kekecewaan masyarakat terhadap ketidakhadiran negara untuk masyarakat, terutama dalam mengatasi masalah ekonomi, sosial, serta hilangnya keadilan dimata hukum berdasarkan berbagai bentuk keputusan dan kebijakan yang lebih pro terhadap oligarki.
Tren ini kemudian semakin ramai, karena banyak masyarakat yang merasa bahwa negara ini semakin tidak aman dan nyaman untuk ditinggali. Bahwa sekeras apapun mereka berusaha untuk memperbaiki kehidupan, ketidakhadiran pemerintah seolah menjamin bahwa mereka tidak akan sejahtera jika tidak memiliki koneksi dan kuasa. Hal inilah yang mendorong masyarakat, terutama anak-anak muda untuk “kabur” ke luar negeri. Entah untuk melanjutka studi maupun bekerja.
Lalu apakah pilihan untuk #KaburAjaDulu merupakan bentuk tidak nasionalis?
Menurut beberapa menteri, sebut saja Nusron Wahid dan Bahlis Lahadalia, yang menganggap bahwa warganet yang menggunakan tagar tersebut itu memiliki rasa nasionalisme dan sikap patriotik yang rendah. Bahkan, mengutip dari Tempo.co wamen Immanuel Ebenezer Gerungan dengan mudahnya mengatakan, “Hastag-hastag enggak apa-apa lah, masak hastag kami peduliin. Mau kabur, kabur aja lah. Kalau perlu jangan balik lagi.”
Agak aneh bagi saya jika orang-orang penting yang menduduki kursi pemerintahan menanggapi kritikan masyarakat dengan cara seperti itu. Bukannya mendengarkan aspirasi masyarakat, memahami apa yang mereka rasakan sebenarnya dalam kehidupan sehari-hari, kemudian merumuskan jalan tengah untuk mengatasi kritik dan persoalan yang ada di depan mata, mereka malah memilih untuk bersikap anti-kritik.
Yang ingin saya tanyakan, “apakah tidak nasionalis jika saya/kami sebagai masyarakat menginginkan kehidupan yang layak untuk keluarga kami? Salahkan memilih hidup sejahtera ketika pemerintah GAGAL untuk menyediakan lapangan pekerjaan yang cukup dan menghidupi”
Ada sekitar puluhan hingga ratusan ribu sarjana baru yang menganggur tiap tahunnya. Karena apa? Pemerintah tidak mampu menyediakan lapangan pekerjaan baru. Karena sejak puluhan tahun lalu, pemerintah kita selalu memilih jalan pintas, dan enggan melakukan investasi dalam hal pendidikan dan teknologi, sehingga hampir tidak ada perusahaan teknologi baru di Indonesia yang mampu menyerap banyak tenaga kerja. India sudah meluncurkan roket, Malaysia sudah menciptakan chip, Indonesia?
Lalu apakah menjadi salah jika masyarakat memilih untuk #KaburAjaDulu? Saya rasa tidak. Masyarakat tidak bisa disalahkan atas ketidakmampuan pemerintah dan negara.
Seperti yang dinyatakan oleh Pakar UGM, Dosen Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan dari Fisipol UGM, Dr. Hempri Suyatna:tagar #KaburAjaDulu adalah bentuk kritis masyarakat Indonesia, terutama generasi muda terhadap situasi di tanah air.
Indonesia adalah negara demokrasi, sebuah negara dimana kekuasaan sebenarnya ada pada rakyat. Buat generasi old mungkin masih ingat konsep demokrasi yang menyatakan bahwa sistem pemerintahan itudari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Jadi jika masyarakat, secara kolektif dan menyeluruh, menganggap ada yang tidak beres dengan kondisi tanah air dan menyuarakan aspirasi mereka, pemerintah pada dasarnya tidak pada posisi untuk menolak.
Bagaimana pendapat gan dan sis dengan fenomena ini? Bisa banget berdiskusi di bawah!
Freeya MichaeL memberi reputasi
1
137
10
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan