

TS
abumuda
Atomic Habits: Berjalanlah Perlahan, tetapi Pantang Mundur
Pada hari pertama kuliah, Jerry Uelsmann, guru besar University of Florida, membagi mahasiswa jurusan fotografinya menjadi dua kelompok.
Setiap orang di bagian kiri ruang kuliah, katanya, akan menjadi kelompok “kuantitas”. Mereka dinilai hanya berdasarkan jumlah karya yang mereka hasilkan. Pada hari terakhir kuliah, ia akan menghitung jumlah foto yang dikirimkan oleh tiap mahasiswa. Seratus foto akan mendapat nilai A, sembilan puluh foto bernilai B, delapan puluh foto bernilai C, dan sebagainya.
Sementara itu, setiap orang di bagian kanan ruangan akan disebut kelompok “kualitas”. Mereka dinilai hanya berdasarkan kehebatan karya mereka. Mereka hanya perlu membuat satu karya foto selama semester itu, tapi untuk mendapatkan nilai A, foto itu harus mendekati sempurna.

Photo by Alexander Dummer on Pexels.com
Pada akhir semester, di luar dugaannya, semua foto terbaik dihasilkan oleh kelompok kuantitas. Selama semester itu, mahasiswa-mahasiswa kelompok itu sibuk membuat foto, bereksperimen dengan komposisi dan pencahayaan, menguji berbagai metode di ruang gelap, dan belajar dari kesalahan-kesalahan mereka.
Dalam proses membuat ratusan foto, mereka mengasah keterampilan. Sedangkan, kelompok kualitas hanya melamun tentang kesempurnaan. Pada akhirnya, hanya sedikit yang mereka tunjukkan sebagai bukti usaha mereka. Mereka tidak menggali teori-teori yang diajarkan dan hanya menghasilkan foto-foto biasa.
***
Kita mudah terlena ketika mencoba menyusun rencana yang optimal untuk perubahan: cara paling cepat untuk menurunkan berat badan, program terbaik untuk membangun otot, gagasan sempurna untuk usaha sampingan. Kita terlalu berfokus memikirkan pendekatan terbaik sehingga tidak pernah sampai beraksi.
Quote:
Saya menyebut ini beda antara in motion dan melakukan action. Kedua gagasan itu terkesan serupa, padahal tidak sama.
Ketika Anda in motion, Anda membuat rencana, membuat strategi, dan belajar. Semua itu baik, tapi tidak membuahkan hasil. Sebaliknya, action adalah tipe perilaku yang memberikan hasil.
Kalau saya menulis dua puluh gagasan untuk artikel-artikel yang ingin saya tulis, itu in motion. Kalau saya sungguh duduk dan menulis artikel, itu sama dengan action.
Kalau saya mencari rencana diet yang lebih baik dan membaca sejumlah buku tentang topik itu, itu in motion. Kalau saya sungguh makan makanan yang sehat, itu adalah action.

Photo by Pixabay on Pexels.com
Kadang in motion ada gunanya, tapi perilaku itu tidak akan pernah membuahkan hasil dengan sendirinya.
Tak peduli berapa kali Anda berdiskusi dengan pelatih, kegiatan itu tidak akan pernah membentuk tubuh Anda. Hanya aksi berolahraga yang akan membuat Anda memperoleh hasil yang diinginkan.
Bila in motion tidak mengantar kita ke hasil, mengapa kita melakukannya?
Kadang kita melakukannya karena kita sungguh perlu membuat rencana atau belajar lebih banyak. Namun, lebih sering daripada tidak, kita melakukannya karena in motion memungkinkan kita merasa seolah-olah kita mendapatkan kemajuan tanpa risiko gagal.

Photo by Breakingpic on Pexels.com
Kebanyakan dari kita adalah ahli dalam menghindari kritik. Tidak enak rasanya kalau sampai gagal atau ditegur di depan umum, jadi kita cenderung menghindari situasi-situasi yang memungkinkan hal itu terjadi. Dan itu alasan terbesar Anda lebih banyak in motion daripada in action: Anda ingin menunda kegagalan.
In motion sambil meyakinkan diri bahwa Anda masih membuat kemajuan itu mudah. Anda berpikir, “Sampai sekarang saya sudah bicara dengan empat klien potensial. Ini bagus. Saya bergerak ke arah yang benar.” Atau “Saya sudah menggodok sejumlah gagasan untuk buku yang ingin saya tulis. Rasanya sudah hampir lengkap.”
In motion membuat Anda merasa seolah sudah mengerjakan sesuatu. Padahal, sesungguhnya Anda hanya bersiap untuk melakukan apa yang seharusnya Anda lakukan.
Ketika persiapan menjadi semacam upaya menunda, ada yang perlu diubah. Anda tidak ingin hanya membuat rencana. Anda ingin menerapkannya.
Bila ingin menguasai kebiasaan, kuncinya adalah mulai dengan perulangan, bukan membayangkan kesempurnaan.
Anda tidak perlu memetakan setiap ciri kebiasaan baru. Yang perlu dilakukan adalah menerapkannya. Ini langkah pertama Hukum Ketiga: Anda hanya perlu mengulang-ulangnya.
***
***
Quote:
Diubah oleh abumuda 24-03-2022 21:36






Bryancini dan 2 lainnya memberi reputasi
3
1.6K
1


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan