JAKARTA, KOMPAS.com- Chef Renatta menjelaskan alasan orang umumnya merasa nasi goreng di kaki lima terasa lebih nikmat dibanding nasi goreng restoran.  Menurut Chef Renatta, ada beberapa faktor yang membuat nasi goreng kaki lima bisa terasa lebih nikmat.

Salah satunya adalah soal wok atau kuali cekung.

"Nasi goreng deh, masih enakan di kaki lima," kata Renatta dikutip dari YouTube Kemal Palevi.

"Tapi gue masih ngerti kenapa. Di kaki lima mereka pakai wok sama high pressure stove yang apinya segede itu, its well seasoned wok, bener-bener dapetin char (digoreng) yang bagus," jelasnya.

Pedagang nasi goreng di kaki lima disebut Renatta memiliki peralatan yang benar untuk memasak nasi goreng.

"Mereka punya equipment yang bener untuk produce nasi goreng," ujar Renatta. Sementara itu, ada sebagian restoran yang memang tak memiliki peralatan selengkap itu karena memang nasi goreng bukan menu utama mereka.

"Ada beberapa restoran mungkin dia enggak ada wok," ucapnya.

"Itu cuma menu yang ada aja di situ, bukan khusus nasi goreng. Mungkin mereka enggak invest banyak di wok-nya. Wajar dia enggak seenak di kaki lima," jelasnya.

Tapi Renatta menegaskan bahwa hal ini tidak berlaku mutlak. Selain faktor peralatan, penyedap rasa atau micin juga berpengaruh.

Restoran umumnya mengutamakan rasa alami dan tidak menggunakan micin. Sementara di pedagang kaki lima, mereka biasa ditemukan menggunakan micin sebagai penyedap rasa.

"Micin juga ngaruh," ujar Renatta.

Diungkap Renatta, restoran mahal umumnya tak akan menggunakan micin dalam masakan mereka.

"Gurih itu kan lo bisa produce sendiri, tanpa pakai yang instan. That is the art of cooking," kata Renatta.

"Karena lo datang ke restoran yang you pay for that. Kalau lo langsung cepret taruh micin, udah tiba-tiba gurih, terus kerjaannya kemana?" ujarnya kemudian.

kompas.com