Kaskus

Entertainment

jihadabdul28Avatar border
TS
jihadabdul28
Triliunan untuk Pendidikan, Tapi Anak-Anak Kita Tetap dalam jurang

Triliunan untuk Pendidikan, Tapi Anak-Anak Kita Tetap dalam jurang
Kita hidup di negeri yang katanya kaya. Triliunan rupiah digelontorkan setiap tahun untuk pendidikan, angka yang cukup untuk membangun peradaban. Tapi lihatlah realitasnya—bocah-bocah berkeliaran di gang kumuh, lebih akrab dengan bau lem daripada halaman buku. Pendidikan seharusnya menjadi jalan keluar, tapi yang mereka dapat hanya labirin tanpa ujung.
Di satu sudut kota, seorang anak kejang-kejang karena overdosis, tubuhnya kurus, matanya kosong. Di sudut lain, sekelompok pejabat berjas rapi berdiri di depan mikrofon, bicara manis soal “kemajuan pendidikan.” Mereka tersenyum, berfoto, masuk berita. Mereka tahu ini kebohongan. Kita tahu ini kebohongan. Tapi kebohongan yang diulang-ulang bisa menjadi kebenaran dalam negeri yang penuh ilusi.
Triliunan untuk Pendidikan, Tapi Anak-Anak Kita Tetap dalam jurang
Di pinggiran kota dan pelosok desa, sekolah-sekolah berdiri hanya di atas kertas. Bangunan reyot tanpa guru, ruang kelas kosong tanpa murid, tapi laporan resmi menunjukkan seratus persen anggaran terserap. Pendidikan telah menjadi bisnis fiktif. Dana triliunan mengalir ke kantong orang-orang yang tidak pernah peduli apakah ada anak yang benar-benar belajar. Di atas kertas, sekolah ada. Di dunia nyata, hanya ilusi.
Dan di tengah lautan kepalsuan ini, ada mereka—oknum wartawan tanpa tujuan dan makna. Mereka bukan pencari kebenaran, mereka pedagang ketakutan. Menjual tragedi sebagai komoditas, membisniskan kasus demi amplop. Mereka bukan jurnalis, mereka pemulung sisa-sisa penderitaan rakyat. Mereka menulis bukan untuk mengguncang dunia, tapi untuk menekan, mengancam, menjual tekanan kepada mereka yang mau membayar. Bagi mereka, kebenaran hanya ada jika harganya tepat.
Sementara itu, di ruang-ruang mewah, mereka yang seharusnya membangun bangsa justru sibuk menyusun skenario. Sekolah di pelosok? Bahan laporan. Murid yang tak bisa baca? Angka statistik. Dana pendidikan? Ladang cuan. Pendidikan telah berubah menjadi ilusi kolektif, dan kita semua dipaksa percaya.
Lalu, apa yang harus kita lakukan?
Bagi mereka yang benar-benar memiliki perjuangan, tidak ada pegangan. Tidak ada jaminan, tidak ada keamanan, tidak ada yang bisa dijadikan sandaran kecuali satu hal—kesadaran bahwa perubahan tidak akan datang jika kita hanya menunggu. Perubahan tidak diciptakan oleh mereka yang tunduk, tapi oleh mereka yang menolak diam.
Bangsa ini tidak akan berubah jika hanya dihuni oleh orang-orang yang takut kehilangan posisi. Tidak akan maju jika dipimpin oleh orang-orang yang hanya ingin mempertahankan kekuasaan. Dan jurnalisme—jika masih ada yang menganggap ini sebagai panggilan suci—harus kembali menjadi senjata, bukan alat penjinakan.
Jadi, jika mereka berpikir bisa membeli kebenaran, menutup suara yang berani, menekan mereka yang melawan, mereka salah besar.
Karena di luar sana, masih ada yang belum bisa dibeli.
[hr]



tiokyapcingAvatar border
provocator.3301Avatar border
provocator.3301 dan tiokyapcing memberi reputasi
2
180
8
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan