Kaskus

News

jaguarxj220Avatar border
TS
jaguarxj220
Senjakala Industri Smelter di RI Saat Booming Nikel Meredup
Bloomberg, Pesatnya perkembangan industri hilirisasi nikel di Indonesia mulai menghadapi tantangan di tengah lonjakan produksi yang menyeret harga nikel turun serta kekurangan bijih yang memaksa banyak smelter untuk mengekang produksi.

Booming nikel di Indonesia selama dekade terakhir telah mengguncang industri, mengejutkan banyak orang dengan kecepatan dan skalanya.

Tenaga listrik berbasis batu bara yang murah dan teknologi smelter dari China yang memanfaatkan cadangan nikel kadar rendah (limonite) yang melimpah telah membantu Indonesia mengendalikan lebih dari setengah produksi nikel dunia — sebuah kemenangan bagi pemerintah Jakarta yang ingin meningkatkan manufaktur.

Lonjakan tersebut mendorong penurunan harga nikel selama dua tahun yang telah melumpuhkan para pesaing global.

Saat harga nikel dunia sekarang merana mendekati level terendah sejak 2020, dampaknya kini juga dirasakan di dalam negeri. Permintaan yang lebih lemah dari yang diharapkan dari pasar utama seperti China, serta kekurangan bijih di dalam negeri, menambah penderitaan di industri smelter domestik.

Senjakala Industri Smelter di RI Saat Booming Nikel Meredup
Penurunan harga nikel sejak 2022./dok. Bloomberg


“Sebelumnya semua orang mendapatkan pengembalian modal dalam waktu dua tahun atas investasi smelter mereka,” kata Jim Lennon, analis logam veteran di Macquarie Group Ltd. “Saat ini, industri tersebut tidak punya uang untuk mereka.”

PT Gunbuster Nickel Industry (GNI)— salah satu pabrik peleburan nikel terbesar di Indonesia dengan lebih dari 20 jalur produksi untuk besi kasar nikel, prekursor untuk baja nirkarat — telah menunda pembayaran kepada pemasok bijihnya dan hampir tutup total di tengah kebangkrutan induknya di China, Jiangsu Delong Nickel Industry Co.

Gunbuster mengatakan dalam sebuah pernyataan pekan lalu bahwa operasinya terus berjalan seperti biasa selama "perubahan dalam manajemen operasional." Mereka tidak menjelaskan lebih lanjut.

Di Jawa, pulau terpadat di Indonesia, beberapa smelter yang lebih kecil telah memangkas produksi ke tingkat minimum atau berhenti sama sekali, menurut seseorang yang mengetahui masalah tersebut.

Pabrik-pabrik tersebut, ratusan mil dari pusat penambangan nikel di Sulawesi, menghadapi biaya tambahan untuk mengirim bijih.

Akan tetapi, bahkan smelter yang berada di areal pertambangan nikel Indonesia juga menghadapi kesulitan, termasuk smelter Nickel Industries Ltd yang ada di kawasan industri Morowali dan dijalankan oleh Tsingshan Holding Group Co asal China tetapi terdaftar di Australia.

Beberapa pabrik peleburan di kawasan milik konglomerat itu membukukan kerugian setahun penuh setelah mengalami penurunan nilai pascapajak sebesar US$205 juta.

Senjakala Industri Smelter di RI Saat Booming Nikel Meredup
Dominasi Indonesia dalam produksi nikel dunia./dok. Bloomberg


Keadaan saat ini sangat berbeda dari beberapa tahun yang lalu, ketika Indonesia melarang ekspor bijih dan memberikan perusahaan-perusahaan keringanan pajak untuk membangun industri peleburan dalam negeri.

Ekspansi yang sangat cepat — yang hampir seluruhnya didorong oleh perusahaan-perusahaan China — disebut-sebut sebagai dorongan yang jitu untuk mengubah sumber daya alam negara itu menjadi ekspor bernilai lebih tinggi, yang dijuluki "hilirisasi".

Meskipun kebijakan tersebut memang meningkatkan pendapatan ekspor Indonesia dan menciptakan ribuan lapangan kerja, lonjakan kapasitas pemrosesan telah jauh melampaui permintaan nikel.

Indonesia sekarang berupaya untuk mengekang pasokan tambangnya dalam upaya untuk mendukung pasar — ​​sebuah langkah yang memiliki konsekuensi serius bagi para produsen.

"Lebih dari separuh tungku besi kasar nikel tidak menghasilkan uang atau merugi," kata Lennon dari Macquarie. “Jika Anda memiliki tungku yang lebih kecil dan harus membeli bijih, Anda tidak menghasilkan uang.”

Dorongan untuk berinvestasi di sektor nikel Indonesia didorong oleh meningkatnya kendaraan listrik, yang membutuhkan nikel untuk baterai berkinerja tinggi.

Namun, kemajuan yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan Tiongkok telah menyebabkan logam tersebut digantikan oleh kimia baterai yang lebih murah, khususnya yang berbasis litium besi fosfat (LFP).

Sementara itu, konsumsi oleh sektor baja nirkarat, sumber permintaan nikel terbesar, masih berupaya untuk bangkit setelah mengalami kemerosotan properti yang berkepanjangan di China.

Tanpa peningkatan minat yang berkelanjutan — mungkin didorong oleh stimulus dari Beijing — pabrik peleburan Indonesia menghadapi lebih banyak kesulitan tahun ini.

"Ada beberapa titik terang untuk permintaan di pasar baja tahan karat, tetapi baterai nikel kehilangan pangsa pasar di pasar kendaraan listrik," tulis Dan Smith, kepala penelitian di Amalgamated Metal Trading Ltd, dalam sebuah catatan, yang memperkirakan tekanan bearish akan terjadi setidaknya selama enam bulan ke depan.

"Masih ada lebih banyak kesulitan yang akan dialami produsen sebelum pasar kembali seimbang."

https://www.bloombergtechnoz.com/det...nikel-meredup/


Mulai redup ya.. emoticon-Bingung (S)
soelojo4503Avatar border
soelojo4503 memberi reputasi
1
413
18
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan