Gans, sebagai negara dengan jumlah penduduk bejibun dan sumber daya alam melimpah, Indonesia sebenarnya punya peluang besar buat jadi pemimpin inovasi global berkelanjutan. Asal bisa manfaatin dengan maksimal, sih!

Nah, di acara Hari Teknik Dunia 2025di markas UNESCO, Paris, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto ngejelasin kalau inovasi teknologi dan rekayasa itu kunci utama buat pembangunan berkelanjutan dan pertumbuhan ekonomi.

Makin canggih teknologinya, makin cepet pula transformasi di berbagai sektor.
Beberapa negara udah ngasih insentif buat ngebantu perkembangan inovasi ini, mulai dari keringanan pajak, hibah riset, sampai anggaran khusus buat pendidikan STEM (Sains, Teknologi, Engineering, dan Matematika). Indonesia juga nggak mau ketinggalan, Gan!

Menko Airlangga juga nyorotin pentingnya teknologi rekayasa buat ngurangin emisi karbon dan bikin industri lebih ramah lingkungan. Makanya, Indonesia lagi serius garap proyek Carbon Capture and Storage (CCS) & Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCUS) dengan target 15 proyek yang bakal jalan antara 2026–2030. Semua ini buat ngejar target net-zero emissions di 2060!

Bahkan, PT Pertamina udah nemuin kapasitas penyimpanan CO₂ sampai 600 gigaton, cukup buat kebutuhan domestik dan regional. Artinya, Indonesia punya peluang gede buat bantu upaya global dalam pengurangan karbon.

Sumber