Kaskus

News

dragonroarAvatar border
TS
dragonroar
Permesta Bukan Pemberontakan, Presiden Prabowo Tolong Revisi Buku Pelajaran Sejarah
Permesta Bukan Pemberontakan, Presiden Prabowo Tolong Revisi Buku Pelajaran Sejarah di Sekolah
 
- Selasa, 4 Maret 2025 | 07:46 WIB

 Permesta Bukan Pemberontakan, Presiden Prabowo Tolong Revisi Buku Pelajaran Sejarah
Puluhan Pelaku Permesta foto bersama saat temu kangen di Hotel Four Points By Sheraton Manado, Minggu 2 Maret 2025
 
MANADOPOST.ID-Permesta bukan pemberontakan. Bapak Presiden Prabowo tolong revisi buku pelajaran sejarah di sekolah sekolah di seluruh Indonesia.
Pernyataan ini antara lain yang terungkap dalam acara Temu Kangen Pelaku Permesta, Minggu 2 Maret 2025 di Hotel Four Points By Sheraton Manado.
Elisa Regar, yang hadir dalam acara itu mengatakan, harus dipulihkan  nama Perjuangan Rakyat Semesta atau Permesta sebagai gerakan perjuangan rakyat yang bertujuan demi kesejahteraan masyarakat Indonesia dan bukan gerakan pemberontakan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia.

"Upaya pemulihan nama baik Permesta segera diajukan kepada pemerintah pusat, Presiden, DPR, DPD, TNI, dan lembaga negara terkait. Tujuan utama adalah menghapus materi pelajaran yang menyebutkan Permesta sebagai pemberontak," kata Elisa Regar.

 Permesta Bukan Pemberontakan, Presiden Prabowo Tolong Revisi Buku Pelajaran Sejarah
Penggagas acara Philip Pantouw saat menceritakan kisah Permesta dan Prof Sumitro

Permesta adalah  perjuangan ide dan gagasan. Bukan pemberontakan! Isi Proklamasi  Piagam Permesta, Permesta  tidak lepas dari Republik Indonesia. Tetapi dalam bingkai NKRI.
"Permesta adalah ide dan gagasan. Di dalamnya terkandung perjuangan pembangunan daerah, untuk desentralisasi dan otonomisasi. Hal ini yang harus diluruskan. Karena banyak yang menilai kini, Perjuangan Rakyat Semesta merupakan gerakan pemberontakan. Padahal tidak," tambah Phill M Sulu, salah satu pelaku Permesta yang kini sudah berusia 91 tahun.
Termuat tegas dalam proklamasi piagam Permesta, 68 tahun silam. Yang dikumandangkan langsung Panglima Tentara dan Teritorium VII Letnan Kolonel HN Ventje Sumual di Makasar, kala itu. 2 Maret 1957 silam. Yang didalamnya menyatakan, "Dalam Arti Tidak Ulangi Tidak Melepaskan Diri dari Republik Indonesia".
Maka ini kembali meluruskan sejarah dan mempertegas lagi. Pasalnya didalam pengorbanan dan perjuangan Permesta, banyak tokoh-tokoh penting Kawanua di dalamnya. Memproklamirkan bahwa Permesta bukan gerakan pemberontakkan.
"Diketahui waktu zaman pemerintahan awal Republik Indonesia, pembangunan hanya berfokus pada daerah Jawa, sedangkan di Sulawesi khususnya, belum tersentuh pembangunan. Maka timbullah ide dan gagasan desentralisasi serta otonomisasi tersebut," tambah Phill M Sulu yang juga Ketua Panitia Temu Kangen Pelaku Permesta.
Namun ditegaskan bukan memberontak. Tapi Permesta memperjuangkan pemerataan pembangunan dari pusat sampai daerah, seperti dalam deklarasi yang digaungkan. Ini harus diluruskan.
Bahkan dihadapan para keluarga, kerabat, anak serta cucu, kembali membacakan Proklamasi Piagam Perjuangan Semesta, yang berlangsung di Hotel Fourpoints By Sheraton Manado.
Penggagas Temu Kangen Pelaku Permesta  Philip Pantouw, menegaskan bahwa meskipun gerakan Permesta kalah dalam pertempuran bersenjata, namun ide-ide dan cita-cita yang diperjuangkan tidak pernah padam.
Bahkan menurut salah satu pendiri Partai Gerindra ini,  kini telah terwujud dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. "Permesta kalah pertempuran, tapi tidak kalah perang. Cita-cita dan ide yang diperjuangkan saat itu kini terwujud melalui kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah di era Orde Baru hingga saat ini," ujar Philip Pantouw yang merupakan adik pimpinan Permesta Dr Jan Maximilian Johan atau dikenal sebagai Nun Pantouw.
Dirinya menilai bahwa perjuangan Permesta untuk kesejahteraan dan pemerataan pembangunan di daerah, telah memberikan hasil nyata bagi bangsa Indonesia.
Salah satu bukti katanya, adalah kebijakan otonomi khusus dan desentralisasi yang memberikan kewenangan lebih besar kepada daerah untuk mengelola sumber daya dan pembangunan.
"Perjuangan ini tidak sia-sia. Lihat sekarang, otonomi daerah yang diperjuangkan Permesta menjadi kebijakan resmi pemerintah. Bahkan, saat ini kita memiliki Prabowo Subianto, presiden terpilih RI, yang ibunya berasal dari Sulawesi Utara. Ini bukti bahwa cita-cita Permesta telah memberikan kebahagiaan bagi bangsa Indonesia," tambah Pantouw.
Pantouw menambahkan bahwa ada perbedaan mendasar antara cita-cita dan perjuangan. "Cita-cita itu harus diperjuangkan. Jika hanya menjadi impian tanpa perjuangan, maka tidak akan terwujud. Cita-cita yang diperjuangkan Permesta kini telah terbukti dan menjadi bagian dari sistem pemerintahan kita," tegasnya.
Bahkan dirinya juga menekankan bahwa meskipun banyak pejuang Permesta telah gugur, semangat mereka masih hidup di tengah masyarakat.
"Pengorbanan mereka tidak sia-sia. Permesta adalah bukti bahwa ide dan cita-cita tidak bisa dibelenggu. Perjuangan itu akan terus hidup dalam sejarah dan kehidupan masyarakat Sulawesi Utara," tutupnya.(rek/*)

https://manadopost.jawapos.com/berit...oogle_vignette

Diubah oleh dragonroar 05-03-2025 09:02
koploplondo972Avatar border
ricosiagianAvatar border
ricosiagian dan koploplondo972 memberi reputasi
0
644
34
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan