Mencari pekerjaan di Indonesia bukanlah hal yang mudah, terutama dengan persaingan yang semakin ketat di era modern. Bahkan mereka yang memiliki gelar sarjana pun sering kesulitan mendapatkan pekerjaan dengan gaji layak.

Salah satu faktor utama yang membuat lapangan kerja semakin sulit adalah produktivitas tenaga kerja yang masih kalah dibanding negara lain. Data dari World Bank menunjukkan bahwa produktivitas pekerja Indonesia hanya sekitar 20% dari negara maju seperti Jepang dan Jerman, membuat persaingan di dunia kerja semakin berat.

Selain sulit mendapatkan pekerjaan, masalah lain yang dihadapi adalah gaji yang stagnan. Banyak pekerja hanya mendapatkan upah minimum regional (UMR), bahkan ada yang lebih rendah, sehingga sulit untuk meningkatkan taraf hidup.

Hal inilah yang dirasakan oleh seorang pria yang membagikan kisahnya melalui akun TikTok @rizki_kyy23. Ia mengaku sudah mencoba berbagai pekerjaan di Indonesia, tetapi tetap sulit untuk mewujudkan impiannya.

"Sebelum kerja ke Jepang, semua profesi di Indonesia sudah pernah kucoba. Dari gaji kecil hingga UMR, rasanya susah mau mewujudkan mimpi di negeri sendiri," ujarnya dalam video tersebut.

pria ini kabur ke Jepang TikTok
TikTok/@rizki_kyy23



Merasa tidak ada jalan keluar, ia akhirnya memutuskan untuk "kabur" ke Jepang. Ia mendaftar melalui LPK Kanzo dan mendapat pekerjaan di bidang pelayaran setelah lolos seleksi dengan kemampuan bahasa Jepang N4.

"Hotate bhs N4," jelasnya.

Keputusannya bekerja di luar negeri bukan semata-mata karena ingin meninggalkan Tanah Air. Baginya, lebih menyakitkan terus dipandang rendah hanya karena tidak memiliki apa-apa.

"Bukan ingin meninggalkan hangatnya rumah, tetapi betapa menyakitkannya dipandang rendah ketika tidak punya apa-apa," katanya.


Meraih pekerjaan dengan gaji layak bukan hal yang mudah, apalagi bagi seseorang yang hanya memiliki latar belakang pendidikan sederhana. Stigma negatif terhadap pekerja kasar sering kali membuat mereka dipandang sebelah mata.

"Selalu dipandang rendah karena lulus sekolah cuma jadi kuli," katanya.

Meski begitu, ia tak mau terus terpuruk dan memilih untuk berusaha keras demi masa depan yang lebih baik. Keputusan untuk merantau ke Jepang menjadi langkah besar dalam mengubah hidupnya.

"Berusaha memutar roda kehidupan dengan gelar seorang kuli," tambahnya.


Selama bekerja di Jepang sebagai nelayan kerang (hotate), pria ini berhasil mendapatkan gaji bersih hingga 300.000 per bulan. Jika dikonversi ke rupiah dengan kurs 1 = Rp150, maka penghasilannya sekitar Rp45.000.000 per bulan. Jumlah tersebut belum termasuk uang lembur, yang berarti total pendapatan bisa lebih besar lagi.

Tak heran bila pada tahun pertama, ia fokus melunasi hutang-hutangnya. Kemudian, di tahun kedua, ia berhasil merenovasi rumahnya dengan biaya mencapai Rp500 juta.

"Tahun pertama bayar hutang, tahun kedua bangun rumah. MasyaAllah, meskipun nggak besar tapi tetap bersyukur," ungkapnya.


Melihat pencapaiannya, banyak netizen yang merasa terinspirasi dan ikut termotivasi. Mereka bahkan menyatakan keinginan untuk mengikuti jejaknya bekerja di Jepang.

"Kalau di Indonesia mau kerja sampai keringat darah juga nggak akan bisa begitu ya, bang. Di sana cukup dua tahun udah bisa bangun rumah, semoga sukses dan sehat terus," tulis @desni.ismail.

Keinginan untuk memperbaiki kondisi ekonomi keluarga menjadi alasan utama banyak orang memilih bekerja di luar negeri. Banyak yang meyakini bahwa bekerja di Jepang memberikan hasil yang lebih menjanjikan dibandingkan di Indonesia.

"Itu alasan aku pengen banget ke Jepang biar bisa ngerubah ekonomi keluarga," ujar @val_ta2624.

"Kalau kelihatan hasil kayak gini seneng banget, nggak sia-sia kerja jauh," kata @user40626385073845.

"Percaya sih, hasil kerja di Jepang emang nggak main-main," tambah @jhulie_93.

(brl/far)

https://www.brilio.net/wow/frustasi-...-250224n.html?

Sudah bergaji UMR saja masih frustasi, padahal banyak sekali org gajinya dibawah UMR