Dalam sejarah bangsa Viking, kisah para penakluk besar dituliskan dengan darah dan baja. Namun, di antara para pejuang yang terkenal karena kekuatan fisik dan keberanian di medan tempur, ada satu sosok yang melawan segala batasan.Ivar the Boneless(Ívarr hinn Beinlausi)—pria tanpa tulang, tetapi dengan tekad sekeras besi, pikiran setajam pedang, dan hati yang lebih ganas dari badai Laut Utara.

Dia adalah anak dari Ragnar Lothbrok, keturunan pejuang dan petualang yang ditakuti, namun lahir dalam kondisi yang dianggap sebagai kutukan. Sebagian orang menatapnya dengan kasihan, menganggapnya sebagai beban, tetapi mereka salah besar. Ivar bukanlah orang yang perlu dikasihani. Ia adalah otak di balik penaklukan terbesar Viking, seorang jenderal yang menggunakan kecerdasannya untuk menundukkan musuh, dan seorang pemimpin yang namanya diukir dalam sejarah dengan darah dan legenda.

Lahir dalam Kutukan, Bangkit sebagai Legenda

Kisah kelahiran Ivar dipenuhi dengan takdir dan peringatan. Ibunya, Aslaug, telah memberi tahu Ragnar bahwa jika mereka bersatu terlalu cepat setelah pertempuran, anak mereka akan lahir dengan kelemahan. Ragnar, yang keras kepala dan sombong, mengabaikan peringatan itu—dan lahirlah Ivar, seorang bayi yang konon tidak memiliki tulang atau memiliki tubuh yang sangat lemah.

Di dunia Viking, di mana hanya yang terkuat yang bertahan, seorang anak yang tidak bisa berjalan seharusnya tidak memiliki masa depan. Namun, kehidupan tidak memilih Ivar untuk menjadi lemah—ia dipilih untuk menjadi penguasa, perencana, dan pemimpin yang jauh lebih berbahaya daripada saudara-saudaranya yang kuat dan bertubuh besar.

Julukan "Boneless": Misteri atau Kekuatan Tersembunyi?

Julukan “Boneless” selalu menjadi teka-teki. Apakah ia menderita osteogenesis imperfecta, sebuah kelainan yang membuat tulangnya rapuh? Atau apakah ia hanya memiliki kelemahan otot yang membuatnya sulit berdiri dan berjalan?

Namun, ada teori lain. Beberapa percaya bahwa "Boneless" bukanlah kelemahan, tetapi sebuah keunggulan. Mungkin tubuhnya yang fleksibel membuatnya lebih gesit, lebih sulit dilumpuhkan. Atau mungkin, julukan itu melambangkan ketidakterbatasan dirinya—tidak terikat oleh hukum manusia biasa, bebas dari segala ketakutan dan batasan yang menghalangi orang lain.

Apapun kebenarannya, satu hal jelas: Ivar tidak membutuhkan kekuatan fisik untuk menjadi penguasa. Ia memiliki sesuatu yang jauh lebih mematikan—otak seorang jenius dan jiwa seorang penakluk.

Kecerdasan yang Menaklukkan Inggris

Saat Ragnar Lothbrok dieksekusi oleh Raja Ælla dari Northumbria, seluruh dunia Viking terguncang. Ragnar bukan sekadar raja; ia adalah legenda hidup. Dan Ivar? Ia bersumpah untuk membalas dendam dengan cara yang tidak pernah dilihat dunia sebelumnya.

Bersama saudara-saudaranya—Bjorn Ironside, Hvitserk, Ubbe, dan Sigurd Snake-in-the-Eye—ia mengumpulkan Great Heathen Army, pasukan Viking terbesar yang pernah berlayar ke Inggris.
Namun, ini bukan sekadar invasi biasa. Ivar tidak hanya bertarung dengan pedang, tetapi dengan pikirannya.

- Ia memanipulasi lawan, menunggu mereka membuat kesalahan sebelum menyerang dengan kejam.
- Ia memahami kelemahan manusia, menggunakan ketakutan untuk menguasai lawan sebelum pedangnya terhunus.
- Ia memilih kapan harus bertempur dan kapan harus menunggu, memastikan setiap langkah yang ia ambil membawa kemenangan.

Dan akhirnya, saat Ivar menangkap Raja Ælla, ia tidak memberinya kematian yang cepat. Tidak, pembalasan harus setimpal.

Eksekusi Blood Eagle: Balas Dendam yang Menggetarkan Dunia

Jika ada satu momen yang membuktikan kebrutalan dan keteguhan hati Ivar, itu adalah eksekusi Blood Eagle terhadap Raja Ælla.

Dalam metode penyiksaan yang hanya bisa dibayangkan dalam mimpi buruk, Ivar memerintahkan agar tulang punggung Ælla dibelah, rusuknya ditarik ke belakang seperti sayap elang, dan paru-parunya dicabik keluar. Tidak ada belas kasihan. Tidak ada kesempatan untuk memohon ampun. Ini bukan hanya hukuman; ini adalah peringatan bagi seluruh dunia bahwa Viking kini menguasai Inggris.

Dari hari itu, nama Ivar menjadi kutukan bagi musuh-musuhnya. Mereka tidak hanya takut akan pasukan Viking—mereka takut akan kecerdasan dan kebrutalan Ivar the Boneless.

Menguasai Inggris, Mendirikan York sebagai Kota Viking

Tidak puas hanya dengan membalas dendam, Ivar bergerak lebih jauh. Ia menaklukkan Northumbria, Mercia, dan East Anglia, mengukuhkan kekuasaan Viking di tanah Inggris.

Di York, ia membangun pusat pemerintahan Viking yang kuat, yang berkembang menjadi salah satu kota terbesar di Inggris saat itu. Sementara saudara-saudaranya terus bertempur di tempat lain, Ivar menjadi raja di tanah yang telah ia rebut dengan darah dan kecerdikan.

Akhir Hidup: Mati dalam Perang atau Pergi dengan Damai?

Konten Sensitif

Buka

Bagaimana seorang legenda seperti Ivar mengakhiri hidupnya?
Sejarah menawarkan dua kemungkinan:

1. Mati dalam pertempuran melawan Raja Alfred the Great, bertarung hingga nafas terakhirnya, membuktikan bahwa bahkan tanpa tulang, ia adalah Viking sejati.

2 Meninggal karena sakit dan meminta dimakamkan di tempat di mana tidak ada musuh yang bisa menang, sebuah legenda yang menyatakan bahwa tanah di mana ia dikubur akan melindungi Viking dari kekalahan.

Namun, ada satu kisah yang lebih menarik. Dikatakan bahwa ketika Inggris akhirnya berhasil mengusir Viking dari tanah mereka, seseorang membongkar makam Ivar. Dan sejak hari itu, Viking mulai mengalami kekalahan demi kekalahan, hingga akhirnya mereka tersingkir dari Inggris selamanya.

Warisan Ivar: Raja Tanpa Mahkota, Jenderal Tak Bertulang, Penguasa yang Tak Terbatas

Ivar the Boneless adalah pengingat bahwa kekuatan sejati tidak selalu datang dari otot dan pedang.

Ia adalah bukti bahwa pikiran yang tajam lebih berbahaya daripada senjata mana pun.

Ia adalah simbol bahwa keberanian sejati tidak ditentukan oleh kemampuan fisik, tetapi oleh tekad yang tak tergoyahkan.

Ia adalah seorang pejuang yang menolak tunduk pada kelemahan, memilih untuk menaklukkan dunia meski dunia menertawakan dirinya.

Dari reruntuhan Northumbria hingga tembok York, dari legenda Viking hingga serial TV modern, nama Ivar tetap hidup.

Karena meskipun ia disebut tanpa tulang, tidak ada yang lebih kokoh daripada warisan seorang legenda.