Kaskus

News

mabdulkarimAvatar border
TS
mabdulkarim
Ribut-ribut Soal Efisisensi dan Danantara, Netizen: Negara Dijadikan Bahan Judi?
Ribut-ribut Soal Efisisensi dan Danantara, Netizen: Benarkah Negara Sedang Dijadikan Bahan Judi?
Ribut-ribut Soal Efisisensi dan Danantara, Netizen: Negara Dijadikan Bahan Judi?
Muhammad Nursam - Nasional
Sabtu, 22 Februari 2025 20:38 PM
Komentar Bagikan

Aksi #IndonesiaGelap
FAJAR.CO.ID, JAKARTA – Seluruh lapisan masyarakat Indonesia sedang dipaksa mencerna berbagai program yang tengah digarap pemerintah. Hal itu berkaitan dengan efesiensi anggaran yang juga sedang dicanangkan.

Presiden Prabowo Subianto mengumumkan adanya penghematan anggaran Rp750 triliun untuk tahun ini.

Pengumuman itu disampaikan Prabowo dalam HUT Partai Gerindra di Sentul, Bogor, Jawa Barat pada Sabtu (15/2/2025).

Dia memperjelas peruntukan dana dari efisiensi anggaran secara besar-besaran. Mulanya, isu efisiensi menyeruak saat Prabowo memangkas anggaran belanja di kementerian/lembaga (K/L) hingga Rp306,69 triliun.

Namun, dalam paparan itu muncul angka baru, yakni US$44 miliar atau berkisar Rp750 triliun. Rencananya, Prabowo akan mengalihkan alias merelokasi anggaran US$24 miliar untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG) dan sisanya untuk Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara).

Anggaran program makan siang gratis atau makan bergizi gratis (MBG) tahun 2025 adalah sebesar Rp 71 triliun. Program ini merupakan program unggulan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.

Rincian anggaran, yakni anggaran perporsi makanan bergizi gratis adalah Rp 10.000. Selanjutnya, anggaran ini cukup untuk menyediakan makanan berkualitas dan bergizi, terutama di daerah-daerah tertentu.

Program ini menyasar sekitar 19,47 juta anak, ibu hamil, dan kelompok rentan lainnya.

Sumber anggaran disebut berasal dari dana APBN 2024, dana zakat, dan pemotongan dana desa sebesar 20 persen.

Masalah yang tengah dihadapi MBG yakni belum tersalurkan merata, adanya pemotongan anggaran, makanan yang diterima sasaran tidak sesuai.

Alasan sementara yakni kurangnya anggaran, dan muncul kesan dipaksakan.

Bagaimana dengan Danantara?

Pada HUT ke-17 Partai Gerindra di SICC, Sentul, Bogor. Tepatnya pada sabtu (15/2/2025). Prabowo meluncurkan salah satu proyek yang hingga saat ini diperbincangkan berbagai kalangan masyarakat.

“24 Februari yang akan mendatang, kita akan luncurkan Dana Investasi Indonesia yang saya beri nama Danantara” Ucap Prabowo, di kutip Jumat, (21/2/2025)

“Danantara adalah kekuatan energi masa depan, dan ini harus kita jaga bersama, karena itu saya minta semua presiden sebelum saya berkenan ikut menjadi pengawas di Danantara ini” Tegasnya

Danantara bakal mengelolah aset sekitar Rp. 14.6559 Triliun, Presiden Prabowo ingin mantan presiden awasi lembaga pengelolah investasi ini.

Retret Kepala Daerah di Akmil Magelang

Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian, menyampaikan bahwa total anggaran yang dialokasikan untuk retret ini mencapai Rp 13,2 miliar.

Para kepala daerah yang baru terpilih menjalani retret di Akmil Magelang, Jawa Tengah, dimulai dari hari Jumat, 21 Februari 2025 hingga 28 Februari 2025. Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) telah memastikan bahwa seluruh biaya untuk kegiatan ini akan ditanggung oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Menanggapi problem negara membawa publik khususnya para netizen di media sosial mempertanyakan hingga mengkritik kebijakan-kebijakan pemerintah saat ini.

“Makan Bergizi Gratis belum merata, sudah dipangkas sebanyak mungkin, malah ingin menjadikan negara tameng Danantara. Benarkah negara sedang dijadikan bahan judi?” tanya netizen di media sosial TikTok.

“Wahhh…. Problematik, negara tidak memiliki titik terang penyelesaian, demo tidak didengarkan, korupsi tidak terbendung,” kritik netizen lainnya, menanggapi video demonstrasi bertajuk Indonesia Gelap. (Besse Arma/Fajar)
https://fajar.co.id/2025/02/22/ribut...judi/?page=all


Danantara Berpotensi Menarik Investasi Asing ke Indonesia
Ribut-ribut Soal Efisisensi dan Danantara, Netizen: Negara Dijadikan Bahan Judi?

Ilustrasi Danantara. (Beritasatu.com/Zhulfakar)
Jakarta, Beritasatu.com - Penyedia indeks global FTSE Russell menilai, kehadiran Danantara berpotensi menarik aliran modal ke Indonesia. Danantara diproyeksikan akan mengelola aset senilai US$ 900 miliar atau sekitar Rp 14.724 triliun.

Besarnya nilai aset yang dikelola Danantara bisa mendorong masuknya investasi asing, termasuk investasi langsung (FDI).

Policy Director FTSE Russell Wanming Du menyebutkan, investor global cenderung tertarik pada negara yang mengalokasikan dana kekayaannya untuk proyek infrastruktur yang mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi serta mendukung perkembangan perusahaan domestik.

“Jika melihat pengalaman sebelumnya, ketika dana kekayaan negara diinvestasikan pada sektor infrastruktur dasar yang mendukung pertumbuhan ekonomi, hal ini berpotensi menarik lebih banyak investasi asing, termasuk FDI,” ujar Wanming Du dalam sebuah diskusi di Jakarta, Sabtu (22/2/2025).

Menurutnya, investasi semacam ini dapat memperkuat dunia usaha sekaligus berkontribusi terhadap indeks saham nasional.

Dengan asset under management (AUM) sebesar US$ 900 miliar, Danantara diperkirakan akan menjadi salah satu sovereign wealth fund (SWF) terbesar di dunia, menempati peringkat ketujuh.

Wanming juga menjelaskan bahwa banyak negara saat ini memanfaatkan sebagian kekayaan negaranya untuk mendukung pengembangan infrastruktur guna mempercepat pertumbuhan ekonomi domestik.

Selain itu, Danantara juga berencana mengalokasikan investasinya ke sektor energi baru terbarukan (EBT), yang semakin relevan dengan tren global.

Agar Danantara dapat mencapai potensinya secara maksimal, Wanming menekankan pentingnya strategi diversifikasi investasi yang mencakup baik proyek dalam negeri maupun luar negeri.

Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto mengumumkan bahwa Danantara akan resmi diluncurkan pada 24 Februari.

Pembentukan Danantara bertujuan untuk memberikan fleksibilitas bagi pemerintah dalam merealokasi modal BUMN ke sektor-sektor yang berpotensi menghasilkan keuntungan sekaligus memberikan dampak sosial yang signifikan.

Dengan kehadiran Danantara, hasil dari investasi program hilirisasi diharapkan dapat sepenuhnya dinikmati oleh bangsa Indonesia.

Dalam menjalankan tugasnya, pengelolaan dan realokasi modal Danantara akan berada di bawah pengawasan langsung presiden, dengan dukungan dewan pengawas yang diketuai oleh menteri BUMN serta dewan penasihat.
https://www.beritasatu.com/ekonomi/2...g-ke-indonesia


Pengamat Sebut Ajakan Tarik Dana dari Bank Himbara Menyesatkan Masyarakat
Ribut-ribut Soal Efisisensi dan Danantara, Netizen: Negara Dijadikan Bahan Judi?

Direktur Eksekutif Segara Research Institute Piter Abdullah Redjalam menjadi pembicara kumparan The Economic Insights 2025 di The Westin, Jakarta, Rabu (19/2/2025). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan

Ajakan untuk menarik dana dari bank-bank Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) memicu perhatian publik. Namun, para pengamat menilai langkah ini tidak beralasan dan justru dapat berdampak negatif pada stabilitas sektor keuangan.

Direktur Eksekutif Segara Research Institute, Piter Abdullah, menilai ajakan menarik dana dari bank Himbara tidak memiliki dasar yang kuat dan dapat menyesatkan masyarakat.
Ia mengingatkan, ajakan semacam ini justru berpotensi memicu ketidakstabilan dalam sistem keuangan, yang pada akhirnya dapat berdampak negatif pada perekonomian secara keseluruhan.

"Ketika perekonomian bergejolak, yang akan menderita adalah kelompok bawah. Hal ini harus dipahami," ujarnya.

Piter menekankan, bank-bank Himbara memiliki fundamental yang baik dan tidak ada alasan untuk khawatir terhadap keberadaan Danantara.

Apalagi adanya jaminan dari LPS, masyarakat seharusnya tetap merasa aman dan tidak terpengaruh oleh ajakan-ajakan yang tidak bertanggung jawab.

“Saya pribadi mengimbau masyarakat untuk tidak mempercayai ajakan menarik dana tersebut. Bank-bank Himbara memiliki kinerja yang baik dan keberadaan danantara justru untuk semakin memaksimalkan kinerja bank Himbara,” tegas Piter.
[img]https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1593679418/aaxmtgg3cukpmumq4qh3.jpg[/img[

Kantor Kementerian BUMN. Foto: Aprillio Akbar/ANTARA FOTO
Bank-bank Himbara, yang terdiri dari Bank Mandiri, BRI, dan BNI, tetap beroperasi sebagai bank komersial dengan regulasi ketat dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bank Indonesia (BI), serta Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Selain itu, mereka juga berada di bawah pengawasan Kementerian BUMN dan Kementerian Keuangan.

Pengamat Perbankan Paul Sutaryono menegaskan pemerintah dan otoritas keuangan harus lebih aktif dalam sosialisasi agar publik memahami bahwa tidak ada perubahan signifikan terhadap operasional bank-bank ini.

Edukasi yang tepat dapat memberikan rasa aman kepada nasabah, terutama mereka yang belum memahami hubungan antara Danantara dan bank Himbara.
“Imbauan tarik dana itu menyiratkan bahwa pemerintah dalam hal ini Kementerian BUMN sebagai calon pengawas Danantara dan OJK sebagai pendekar utama sektor jasa keuangan wajib memberikan sosialisasi dan edukasi kepada publik lebih gencar lagi,” kata Paul.
Menurut Paul, bank merupakan bisnis berbasis kepercayaan. Oleh karena itu, menjaga kepercayaan publik adalah prioritas utama agar tidak terjadi kepanikan yang dapat mengganggu sistem keuangan.
Paul menyebut, bank-bank Himbara memiliki jaringan digital yang luas, yang seharusnya dimanfaatkan untuk memperkuat komunikasi dengan nasabah dan memastikan mereka tidak terpengaruh oleh informasi yang menyesatkan. Selain itu, simpanan di bank tetap dijamin oleh LPS, sehingga tidak ada alasan untuk meragukan keamanannya.

“Simpanan di bank dijamin oleh LPS. Ringkas tutur, simpanan di bank aman. (Saya melihat masyarakat) tidak terpengaruh (ajakan itu),” ujarnya.
Kinerja Himbara Melesat

Bank-bank HIMBARA yang terdiri dari BRI, Mandiri, BNI, dan BTN telah mengumumkan kinerja keuangan tahun 2024 dan menunjukkan kinerja yang sangat solid. Hal tersebut tercermin dari capaian kinerja keuangan yang diantaranya adalah kemampuan mencetak laba, pertumbuhan Kredit yang sehat, serta peningkatan Dana Pihak Ketiga (DPK).

Berdasarkan laporan kinerja keuangan konsolidasian tahun 2024, bank-bank HIMBARA berhasil mencatatkan laba positif. Di antaranya BRI yang berhasil mencatatkan laba sebesar Rp 60,64 triliun, Mandiri sebesar Rp 55,78 triliun, BNI sebesar Rp 21,5 triliun dan BTN mencetak laba sebesar Rp 3 triliun.

Ketua Umum HIMBARA yang juga Direktur Utama BRI, Sunarso, membeberkan, dari sisi kredit, bank-bank Himbara berhasil mencatatkan pertumbuhan kredit positif di berbagai segmen, diantaranya BRI menyalurkan kredit sebesar Rp 1.354,64 triliun, tumbuh 6,97 persen YoY, dengan 81,97 persen disalurkan kepada segmen UMKM.


Informasi penting disajikan secara kronologis

Bank Mandiri mencatatkan total penyaluran kredit konsolidasi sebesar Rp 1.670,55 triliun atau meningkat 19,5 persen YoY, dengan segmen wholesale sebagai motor utama pertumbuhan. BNI membukukan pertumbuhan kredit 11,6 persen YoY menjadi Rp 775,87 triliun, seiring dengan pemulihan ekonomi nasional dan ekspansi kredit yang prudent.

BTN mencatatkan pertumbuhan kredit 7,3 persen YoY, dari Rp 333,69 triliun menjadi Rp 357,97 triliun, dengan mayoritas kredit berasal dari segmen KPR, baik subsidi maupun nonsubsidi.
Peningkatan kredit tersebut juga didukung oleh likuiditas yang memadai, dengan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang positif di seluruh bank Himbara. BRI berhasil menghimpun simpanan sebesar Rp 1.365,45 triliun, dengan CASA mencapai 67,30 persen atau Rp 918,98 triliun. Mandiri mencatatkan simpanan sebesar Rp 1.699 triliun, tumbuh 7,73 persen YoY, dengan CASA mendominasi 80,3 persen dari total DPK.

BNI pun juga terus memperkuat basis pendanaannya, terutama dari segmen Tabungan ritel. Tercatat, tabungan BNI tumbuh sebesar 11 persen secara tahunan, dari Rp 232 triliun pada tahun 2023 menjadi Rp 258 triliun pada tahun 2024. Demikian juga dengan BTN yang membukukan pertumbuhan DPK 9,1 persen YoY, dari Rp 349,93 triliun menjadi Rp 381,67 triliun, dengan rasio CASA sebesar 54,1 persen.
“Kinerja HIMBARA yang sangat solid tersebut menjadi bukti nyata bahwa sinergi dan tata kelola yang baik telah menjadi modal kuat bagi HIMBARA untuk menghadapi tantangan industri yang dinamis. Selain itu, fundamental bisnis yang kuat dari bank-bank yang tergabung dalam HIMBARA juga mampu menjaga stabilitas industri perbankan yang akan berdampak positif bagi perekonomian nasional," pungkas Sunarso.



https://kumparan.com/kumparanbisnis/...Y7plzaubE/full


Menarik Danantara di mana semua duit efesiensi bakal diinvestasikan ke sektor-sektor terbarukan di mana duitnya balik lagi.

Apa mungkin Danatara bakal investasikan ke sektor-sektor yg tadinya BUMN macam pembangunan pembangkit tenaga listrik Surya ataupun jalan tol secara bakal berputar lagi dalam negeri.


Tokoh komandonya riskan figurnya. Kalau figurnya figur besar dan non pemerintahan mungkin pesimisme warganet bakal berkurang.
deniswiseAvatar border
aldonisticAvatar border
aldonistic dan deniswise memberi reputasi
2
595
38
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan