Pada 15 Februari 2025, sekelompok pria Māori yang tergabung dalam Destiny Church mengadakan protes terhadap Parade Rainbow di Auckland, Selandia Baru. Mereka menerobos barikade polisi dan menampilkan haka, tarian tradisional Māori, sebagai bentuk protes terhadap acara LGBT tersebut. Meskipun demikian, polisi berhasil membubarkan aksi tersebut tanpa melakukan penangkapan.



Pemimpin Destiny Church, Brian Tamaki, menyatakan bahwa aksi ini dilakukan karena mereka merasa pemerintah tidak menangani dengan serius pengeluaran berlebihan untuk konten yang dianggap tidak pantas yang ditujukan kepada anak-anak di Selandia Baru. Perdana Menteri Christopher Luxon menekankan pentingnya menghormati hak kebebasan berbicara dan protes damai, namun menganggap tindakan Destiny Church telah melampaui batas.



Perlu dicatat bahwa Destiny Church dikenal sebagai kelompok kontroversial di Selandia Baru, dan pandangan mereka tidak mewakili seluruh komunitas Māori atau masyarakat Selandia Baru secara umum. Sebagian besar masyarakat mendukung keberagaman dan inklusivitas yang dirayakan dalam acara seperti Parade Rainbow.


sumber gambar dan Berita BeritaJatengTv Channel