- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
TPNPB-OPM Bakar Sekolah di Kabupaten Puncak, Ultimatum Gerakan Mogok Belajar di Papua


TS
mabdulkarim
TPNPB-OPM Bakar Sekolah di Kabupaten Puncak, Ultimatum Gerakan Mogok Belajar di Papua
TPNPB-OPM Bakar Gedung Sekolah di Kabupaten Puncak, Ultimatum Gerakan Mogok Belajar di Papua

TPNPB-OPM membakar gedung sekolah di Kabupaten Puncak, Papua Tengah. Menuding TNI-Polri menjadikan gedung sekolah sebagai basis pertahanan.
17 Februari 2025 | 20.54 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Markas Pusat Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka atau TPNPB-OPM, menyatakan bertanggung jawab terhadap pembakaran gedung sekolah di Distrik Sinak, Kabupaten Puncak, Papua Tengah, pada Jumat pekan lalu.
Juru bicara markas pusat TPNPB-OPM Sebby Sambom mengatakan, pembakaran gedung sekolah dilakukan milisi sebagai ancaman gerakan mogok belajar murid-murid di Papua agar tak dimobilisasi oleh TNI-Polri. "Pembakaran sekolah adalah imbauan markas pusat," kata Sebby melalui pesan singkat, Senin, 17 Februari 2025.
Ia menuding, gedung sekolah di Distrik Sinak telah digunakan oleh TNI-Polri sebagai basis pertahanan guna menggempur milisi TPNPB di sekitar lokasi.
Sehingga, Sebby melanjutkan, untuk memutus pasokan logistik dan pasukan bantuan, markas pusat telah mengimbau kepada seluruh milisi TPNPB untuk membumihanguskan gedung sekolah yang dianggap menjadi basis pertahanan TNI-Polri di Papua. "Kami juga mengimbau agar murid dan masyarakat Papua menolak pemberian makanan dari militer, karena itu adalah racun," ujar dia.
Dihubungi terpisah, Kepala Pusat Penerangan Markas Besar TNI Mayor Jenderal Hariyanto membantah TNPNB yang menuding prajuritnya menggunakan gedung sekolah sebagai basis pertahanan.
Ia mengatakan, jika pembakaran gedung sekolah di Kabupaten Puncak merupakan aksi teror yang acapkali dilakukan milisi TPNPB. "Tujuannya untuk menebar ketakutan di masyarakat," kata Hariyanto.
Ia menegaskan, saat ini TNI-Polri telah melakukan pengejaran kepada milisi TPNPB yang memiliki andil dalam pembakaran gedung sekolah ini.
Hariyanto meminta agar TPNPB tidak menjadikan murid-murid dan masyarakat Papua sebagai target operasi, salah satunya dengan melakukan pembakaran gedung sekolah yang dituding menjadi basis pertahanan militer. "Gedung tersebut kosong. Tidak ada TNI melakukan mobilisasi apa pun kepada masyarakat Papua, terutama perempuan dan anak-anak," ujarnya.
Untuk mengantisipasi kembalinya teror serupa, kata dia, TNI dan Polri telah melakukan patroli keamanan rutin dengan eskalasi pasukan yang terus dikuatkan. "Langkah strategis terus kami lakukan bersama personel Polri di lokasi-lokasi rawan," ucap Hariyanto.
Pembakaran gedung sekolah di Papua bukanlah peristiwa baru yang terjadi. Pada periode 2023-2024, tercatat ada 12 gedung sekolah di bumi Cendrawasih yang menjadi target pembakaran milisi TPNPB.
Saat itu, Juru bicara markas pusat TPNPB-OPM Sebby Sambom mengatakan, pembakaran dilakukan lantaran militer dan kepolisian melakukan pemaksaan terhadap murid-murid untuk mempelajari Pancasila dan menghafal Undang-Undang Dasar 1945. "Itu bertentangan dengan sejarah dan ideologi rakyat Papua," kata dia.
https://www.tempo.co/politik/tpnpb-o...-papua-1208400
TPNPB-OPM Minta Warga Papua Mogok Belajar dan Tak Konsumsi Makan Gratis yang Dibagikan TNI

TPNPB-OPM menyatakan sekolah-sekolah di Papua diambil alih TNI dan diubah menjadi pos militer.
18 Februari 2025 | 06.55 WIB
Pasukan TPNPB-OPM menyiapkan prosesi pembakaran mayat Detius Kogoya, personil Komando Daerah Pertahanan (Kodap) VIII Intan Jaya. Detius tewas setelah baku tembak dalam penyerangan di Kampung Madi, Distrik Paniai Timur, Kabupaten Paniai, Papua Tengah, pada 21 dan 22 Mei 2024. Dalam penyerangan itu kelompok bersenjata ini membakar 12 bilik kios dan sejumlah bangunan sekolah. Dok. Istimewa
TEMPO.CO, Jakarta - Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) mengeluarkan imbauan untuk menghentikan aktivitas sekolah-sekolah di Papua, terutama yang berada di wilayah konflik.
Juru Bicara TPNPB-OPM Sebby Sambom mengatakan imbauan mogok belajar ini dikeluarkan lantaran sekolah-sekolah tersebut akan diambil alih oleh aparat militer pemerintah Indonesia sehingga menjadi pos militer.
“Selain menjadi guru, aparat militer pemerintah Indonesia juga akan bertugas sebagai tenaga kesehatan atau dokter di daerah Papua,” kata Sebby dalam keterangan resminya pada Senin, 17 Februari 2025.
Selain itu, TPNPB-OPM juga mengimbau warga sipil di Papua untuk berhenti mengkonsumsi makanan gratis yang dibagikan oleh aparat militer pemerintah Indonesia. Sebby menyebut makanan gratis yang dibagikan aparat sebagai racun yang akan membunuh generasi Papua. Maka dari itu, dia mengimbau warga untuk tetap mengkonsumsi makanan dari hasil kebun masing-masing.
Sebby mengatakan, TPNPB mengimbau militer Indonesia untuk menghentikan operasi di sekolah-sekolah dengan alasan membagi makanan bergizi. “Jika itu masih terjadi, TPNPB siap melakukan mogok pendidikan bagi pelajar di tanah Papua,” ujar Sebby.
Terpisah, Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih Kolonel Inf Candra Kurniawan mengatakan TNI bertugas untuk menjaga keamanan, melayani dan melindungi masyarakat, serta membantu percepatan pembangunan.
“Aparat TNI hadir di sekolah atau melayani kesehatan untuk membantu keterbatasan tenaga pendidik dan tenaga kesehatan,” ucap Candra melalui ketika dihubungi pada Senin, 17 Februari 2025.
Sedangkan terkait makan bergizi gratis, Candra menyebut kehadiran TNI adalah dalam rangka menyukseskan program nasional pemerintah yang saat ini sedang berlangsung.
https://www.tempo.co/hukum/tpnpb-opm...n-tni--1208503
Seruan OPM


dragunov762mm memberi reputasi
1
184
8


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan